UCAPAN TERIMAKASIH
Kuucapkan puji
syukur kepada Tuhan Allahku yang maha Kuasa, yang telah campur tangan secara langsung dan tak langsung dan mengijinkanku
menulis buku lifestoryku, serta memberi
inspirasi padaku dan memberi kemampuan dan jalan keluar padaku sehingga buku
ini bisa diterbitkan. Terima kasih pada
Tuhan Allahku yang tak terhingga atas penyertaan-Nya kepadaku
yang memberi masukan-masukan secara ajaib yang sangat berarti di buku yang ku
tulis sehingga
dapat bermanfaat bagi yang membacanya.
Kuucapkan terima
kasih kepada kedua Almarhum Orangtuaku. Karena mereka, aku lahir ke
dalam dunia ini.
Kuucapkan terima
kasih kepada adik-adikku yang secara
langsung dan tidak langsung telah membantuku
ketika aku dipenjara.
Kuucapkan terima
kasih kepada pihak Lapas Wirogunan Yogyakarta yang secara
langsung dan tidak langsung membantuku melengkapi buku life storyku dan
bersedia memberikan foto-foto kegiatan yang sempat kuikuti selama aku dipenjara
untuk melengkapi buku life
storyku.
Kuucapkan terima
kasih kepada Frather-frater,Bruder-bruder dari Gereja
Katolik
yang melayani kegiatan
ibadah tiap hari sabtu dan minggu ke 4 di Lapas Wirogunan juga Suster-suster yang baik dan menyarankan agar puisi ciptaanku
yang kubacakan
ketika perayaan Paskah di Lapas Wirogunan juga dimasukkan tertulis dalam buku karangan life storyku.
Kuucapkan terima
kasih kepada Bapak Sutarjo dari
Gereja Demak ijo dan pelayan Tuhan dari berbagai Gereja Kristen yang berada di Yogyakarta
dan Gereja Batu Penjuru Jakarta. Yang telah dengan rela hati melayani dengan sukacita di Lapas
Wirogunan secara bergantian yang tidak bisa penulis sebutkan satu per
satu dan sangat membantuku dalam mengisi cerita lifestoryku selama aku di penjara.
Kuucapkan terima
kasih kepada anak-anakku, yang mau
menjenguk penulis ketika di dalam penjara walau tidak
tiap bulan menjenguk. Dan hanya pas liburan sekolah saja menjengukku ke Lapas
karena jauhnya jarak Yogyakarta Semarang bagi anak-anak.
Kuucapkan terima
kasih kepada pacar udaraku, “Reihan Syah Braham”
warga Jepara yang berusia 19th, yang dengan setia menemaniku, mendukungku di
saat penulis susah, sedih, terluka, memberi penulis nasehat, menguatkan penulis
ketika tahu penulis dipenjara dan tetap menjadi 'pacar udara' penulis.
Kuucapkan terima
kasih kepada pacar penjaraku di Rutan City, Cherokee Bacher keturunan Belanda yang berusia 22tahun waktu itu. Dia bertemu aku dan dipenjara
bersamaku di Rutan City karena tersangkut pasal 351 dan 170 tentang kasus penganiayaan dan pengrusakan mobil yang mendapat vonis
hukuman 7 bulan. Dia sempat berpacaran denganku seijin petugas Rutan dengan isi
surat yang harus disensor dulu oleh petugas Rutan. Dia sangat menghibur aku ketika aku dan dia sama-sama
dipenjara di
Rutan City, walau bisanya bertemu hanya jika ada kegiatan kebaktian
di gereja Rutan, belanja bersama teman-teman wanita satu blok di koperasi
Rutan, bertugas ke Salon Rutan, kegiatan olahraga atau senam massal. Walau
hanya sekedar saling pandang dari jauh, saling melambai, sekedar melemparkan senyum dan tawa saja
sudah lebih dari cukup dan sangat membuat bahagia ketika kami masih di penjara
di Rutan city dengan rumitnya birokrasi pacaran di Rutan, susahnya untuk saling bicara
dan bertemu karena ketatnya peraturan di Rutan. Dan juga ketika ku kecewa dengan 'pacar udara' ku yang tidak
kunjung menjengukku dengan banyak alasan yang kucoba mengerti. Hahaha namanya juga pacar udara, ya gak mungkin
ketemuanlah.. Dan
pada akhir cerita asmaraku dengan Cherokee Bacher di dalam penjara Rutan City, dia melakukan hal yang sama
seperti semua tahanan yang sudah bebas lainnya. Dia juga melakukan “Janji Bui” karena sejak
kebebasannya
7 Juni 2013 yang lalu, dia tidak pernah membesukku
yang sudah diblayer ke Lapas Wirogunan. Hehehe... pacaran di Rutan City yang kulakukan bersama
teman-temanku yang tertarik pengen pacaran di penjara hanya dilakukan secara
iseng untuk hiburan di Rutan yang minim hiburan, walau ada sih yang meneruskan
pacaran sampai di luar penjara bahkan sampai menikah juga ada tapi hal ini bisa
dihitung dengan jari hehehe... Akhirnya akupun mengalami bagaimana rasanya kena “Janji Bui” yang dilakukan oleh Cherokee Bacher wakakakakak….
Kuucapkan terima
kasih kepada Tantowi laki-laki muda hitam manis yang berusia 21th waktu
itu yang tersangkut kasus pembunuhan dan dihukum lebih dari 10 tahun
penjara. Yang bersedia pacaran denganku
selama aku dipenjara di Lapas dengan perjanjian jika aku bebas nanti hubungan pacaran kami putus
hehehe..hal ini kulakukan karena aku pengen merasakan pacaran juga di dalam
Lapas. Kebetulan kami bertemu ketika kami
ikut acara kegiatan paduan suara yang diikuti WBP(Warga Binaan Pemasyarakatan)
laki-laki dan wanita yang dipilih untuk mengikuti kegiatan paduan suara
ketika ada acara upacara di Lapas Wirogunan. Sehingga akhirnya aku
bisa merasakan bagaimana susahnya pacaran di dalam Lapas.
Yang
lebih sangat jarang bertemu di Lapas, dan ketika bertemu hanya bisa memandang ,melambaikan tangan dan tersenyum saja dari kejauuuuhan hehehe..karena saking jauhnya.
Kami bisa bertemu dan saling pandang dari jauh jika ada kegiatan yang bisa
membuat kami bisa saling pandang dari jauhhh…sudah membuat senang, seperti perayaan 17
agustusan , hari ulangtahun Lapas, pertemuan semua WBP untuk
mendengarkan briefing dari pak
Kalapas dan ketika aku berangkat dan pulang gereja sambil memandang wartel dari
jauh karena dia dulu
menjadi tamping (tahanan
pendamping) Wartel hehehe... Kenangan hari ulangtahunnya tgl 29 juni
yang dirayakannya bersamaku dan rekan-rekan sesama WBP di ruang besukan masih
membekas di ingatanku hehehe..
Kuucapkan terima
kasih kepada teman-teman di penjara
yang secara langsung dan tidak langsung membantuku
mengisi kisah-kisah pahit manisnya di dalam penjara
dalam buku lifestoryku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar