Jumat, 13 Maret 2015

(23) Lapas Wirogunan

Sekarang aku ingin semua orang mengenalku sebagai orang yang baik, bukan orang yang suka marah-marah, tidak sabar atau sombong. Aku ingin tersenyum kepada semua orang yang aku temui, aku ingin perasaan bahagia ini akan terus menetap di hatiku dan aku berniat membagikan kebahagiaanku kepada semua orang. Keajaiban terjadi dalam kehidupanku Allah itu kaya, aku meminta kekayaan lahir dan batin lalu Allah mewujudkannya dengan cara yang canggih.

Membaca zona ikhlas aku menangis sepertinya mempunyai hati ikhlas membuat aku bahagia, membaca bukunya dan mendapat berkat dari banyaknya buku bacaan lain yang juga kubaca selama aku dipenjara.

Aku mengucap syukur, hubunganku dengan mantan suamiku menjadi baik. Walau tidak ada niat rujuk tapi hubungan kami seperti saudara yang baik. Dulu saya merancang masa depan sungguh indah, menikah dengan laki-laki usia matang, mempunyai kekayaan yang cukup untuk menanggung hidupku dan anak-anakku. Kupikirkan tidak ada perceraian, karena aku setia. Kenyataannya sekarang aku bercerai gara-gara aku tidak kuat hidup dicurigai terus. Sekarang aku tidak merancang masa depan yang indah, kujalani hidup ini dengan bersyukur, menikmati hari yang bisa kulalui hari ini dengan Allah menyediakan yang kuperlukan. Aku mengucap syukur setiap hari, aku sudah tidak memikirkan hari esok seperti tertulis di Alkitab, hari esok mempunyai kesusahannya sendiri-sendiri.

“Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.” (Matius 6:34)

Pernah aku menjalani hidup yang benar-benar berat, yang paling parah adalah ketika aku dipenjara. Ini efek dari keinginanku yang kalau aku  ingin sesuatu harus aku kejar dengan keras, setiap aku ingin sesuatu, aku harus mendapatkannya. Ini menjadi masalah bagi kehidupanku, aku ditipu sana-sini, kredit komputer belum lunas malah dibawa lari oleh rekan kerjaku sekaligus anak kosku. Mobilku yang ku-leasing-kan lagi dan uangnya untuk modal ikut transaksi Forex malah hancur dan merugi karena kesalahan rekan kerjaku yang alasannya menjalankan transaksi Forex tidak lihat kalau hari libur Paskah masih menjalankan transaksinya

Akhirnya dengan mengukur kemampuanku, dan aku merasa sepertinya tidak sanggup menyicil mobilku di Bank. Mobil itu akhirnya kujual dengan harga murah, sisa uangnya buat rekaman bikin lagu ciptaaanku dan video klip bersama anak-anakku karena aku ingin aku dan anak-anakku terjun ke dunia hiburan karena waktu itu tidak ada pilihan lain selain hal itu. Kupikir waktu itu cara mudah mencari uang adalah dengan ke dunia hiburan, lagian aku senang menciptakan lagu. Lagu-laguku kumasukkan youtube yang berjudul hey you dan Cinmat alias cinta mati. Pernah rekaman videoku kukirim ke stasiun televisi Trans di Jakarta dan pernah ditampilkan di acara yang presenternya Aziz Gagap dan Wening di situ mereka berkomentar video klipku kreatif karena menampilkan gaya anak-anakku yang kembar lucu-lucu. Baru sampai di situ saja kisah tentang video klipku karena pertengkaran- pertengkaran rumah tanggaku semakin meruncing dan akhirnya sepakat bercerai.

Selesai sudah, hancur semua cita-citaku dan keinginanku yang kurancang indah. Aku menemui jawaban atas masalah-masalahku ternyata aku menggunakan ego untuk memperoleh sesuatu. Cara Tuhan menegurku karena aku tidak ikhlas menjalani hidup bersama suamiku dahulu. Karena latar belakang aku yang tidak mencintainya, jadi aku menjalani rumah tanggaku tidak ikhlas. Yang terpikirkan hanya ketercukupan kebutuhan-kebutuhanku dan anak-anak tidak terlantar maka selesai rancanganku

Ternyata hal ini menjadi bumerang dan menghancurkan rumah tanggaku sendiri yang kubangun. Dulu aku berpikir ikhlas menjalani hidup dalam mahligai perkawinan dengan suamiku, belajar mencintainya dan yang penting aku juga anak-anak yang kulahirkan tidak terlantar hidupnya. Rasa ikhlasku menjalani rumah tangga yang kujalani tidak nyaman karena ikhlasnya dengan terpaksa. Kupikir asal suamiku mencintaiku dan aku tidak mencintainya, hidupku akan nyaman-nyaman saja yang penting aku nanti seiring waktu akan bisa mencintainya perlahan-lahan. Namun ternyata salah besar, perkiraanku selama ini rasa cinta yang kuharap bisa tumbuh kian hari malah berubah menjadi rasa benci yang semakin hari semakin memuncak dan tak tertahankan yang akhirnya membuatku bercerai.

Akhirnya dengan berat hati dan pasrah, aku bercerai dengan mantan suamiku. Anak-anak adalah bagian terberat dalam perceraianku. Aku tidak mendapat harta gono gini, karena versi suamiku dulu waktu menikah aku tidak punya apa-apa dan berceraipun aku juga tidak mendapat apa-apa. Aku ikhlas tidak mendapat apapun dari mantan suamiku, semua hartanya nantinya juga jatuh ke tangan anak-anakku yang lebih berhak daripada aku. Aku seandainya menuntut harta gono gini juga hanya untuk anak-anakku lain tidak. Dengan ikhlas juga anak-anakku kutinggalkan dengan mantan suamiku, aku tidak membawa mereka tetapi kadang momongnya gentian hehe jika mantan suami repot maka aku yang momong jika aku yang repot mantan suami yang momong anak-anak.

Menghidupi diriku sendiri waktu itu aku masih belum sanggup, pendapatan dan tempat tinggal aku tidak punya daripada aku membawa anak-anakku dan mereka hidup susah bersamaku lebih baik kutinggalkan dulu bersama bapaknya. Dengan bapaknya, mereka tidak akan kekurangan karena punya rumah milik sendiri, kebutuhan hiduppun mesti tercukupi. Lagian seorang ayah sejahat-jahatnya dan sebenci-bencinya seorang mantan suami padaku tidak akan membenci anak-anak yang terlahir dari hubunganku dengan dia.
Ketidak ikhlasan menjalani rumah tangga bersama mantan suamiku yang membuat masalah dalam hidupku semakin menumpuk dan semakin terasa berat.

Ikhlas mengembalikan kesempurnaanku sebagai manusia yang dari sananya harusnya di desain sempurna. Aku  memahami ikhlas bukan menyerah begitu saja secara pasif, tetapi kombinasi antara perjuangan, ikhtiar, usaha dan hati yang damai, bahagia tanpa harus ngotot dan hanya mengharap ridho dari Allah saja.

Orang pintar adalah diriku sendiri yang menyelesaikan masalahku sendiri, menjalani keikhlasan dengan kedamaian hati. Sumber kekuatan doa adalah getaran hati yang paling dalam bukan dari otak semata, otak tak akan bekerja sempurna tanpa hati.

Di dalam hal yang kulalui, aku tahu tidak ada yang mustahil bagi Allah dan dengan mengingat Allah dan Allah yang mengurus segala keperluanku. Akhirnya perasaanku tenang dan akhirnya aku dapat tersenyum.

Guru terbaik adalah pengalaman hidupku, menuntunku untuk selalu yakin dengan apa yang kurasakan saat ini. Aku yakin akan berhasil, belajar adalah proses tambahan saja. Perjalanan hidupku hingga sekarang adalah hasil pembelajaranku dari pengalamanku mengakses ikhlas di masa pertumbuhan. Aku tak pernah berhenti bersyukur, karena dengan bersyukur Allah mempertemukan aku dengan orang-orang yang kucari dalam lingkaran kehidupanku. Mabuk syukur, mengikhlaskan keinginanku yang lain. Semua keajaiban yang aku alami, semua itu tidak akan terjadi tanpa kehendak-Nya, dan aku mempercayai itu. Keikhlasan membuat orang bisa tidur nyenyak, keikhlasan mengatasi segala urusan, keikhlasan yang dapat menguasai masalah tanpa masalah.

Kalau dulu untuk mencapai apa yang aku inginkan, aku harus berusaha keras, ngotot. Namun kini dengan ikhlas, semua berjalan dengan begitu mudah dan enteng. Orang yang berbahagia adalah orang yang bisa menikmati hidup dengan rasa penuh syukur, sabar, yakin, dan tenang. Kebahagiaan datang dari hati yang sudah sepenuhnya ikhlas, sehingga kita tinggal menanti matangnya buah keikhlasan kita.


Dengan hati yang bahagia, segala yang kita inginkan dengan mudah bisa kita dapatkan. Kebahagiaan adalah modal paling berharga untuk meraih segala hal yang kita dambakan apapun bentuknya.

(bersambung ke bag.24)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar