Pagi pertama di Rutan City, badanku kurasakan sakit semua karena hukuman welcome to penjara yang kulaksanakan
kemarin siang. Kuraba tulang dadaku
terasa nyeri, demikian juga tulang di bagian bawah perutku, di tulang paha dalam kanan dan kiri juga terasa nyeri dan
orang Jawa bilang ‘njarem”. Lututku
juga sakit semua dan kulihat kedua siku tanganku juga lecet-lecet karena gesekan dengan lantai yang
hanya dipoles semen ketika merayap huhuhuuuu.... deritaku ketika masuk penjara.
Pagi itu aku bangun pagi sekali, dan kegiatan bangun pagi sudah terbiasa
aku lakukan ketika kedua orang tuaku masih hidup. Kedua orang tuaku biasa
bangun pagi hari jam 4, mereka biasanya setelah bangun pagi lalu jalan-jalan
sambil belanja di pasar. Setelah itu mereka memasak, sehingga jika pagi hari
sebelum kami anak-anaknya mau berangkat sekolah sudah ada makanan yang tersaji
di meja. Dan sekarang di Rutan, pagi-pagi sekali aku bangun lalu mencuci bajuku
di dalam kamar mandi kecil di kamar selku. Lagi-lagi kamar mandi di dalam kamar
selku juga berbentuk terbuka, hanya dibatasi tembok setinggi wudelku. Hadeh, ini yang membuat aku
jadi serba salah ketika hendak buang air besar, padahal jadwalku buang air
besar biasanya pagi hari huhuhu.... Aku malulah dengan teman sekamar selku dan
merasa gak enak kalau sampai ada aroma aneh yang menusuk hidung mereka ketika tidur
hehehe... Tapi lagi-lagi yah, dengan terpaksa daripada sakit
perut, mau gak mau kulaksanakan kegiatan subuhku dengan segayung air yang siap
sedia guyur, biar cepat lenyap dibawa air hehehe.. menghilang ke dalam closet
jongkok. Huft penjara... penjara... begini toh rasanya, sumpah kagak enak banget....
Jam 7 pagi tepat, pintu kamar selku mulai dibuka oleh petugas wanita yang
dibantu oleh tamping wanita. Ketika hendak keluar sel aku diberi tugas oleh Rin
untuk membawa tong sampah dari kamar selku dan dikumpulkan di depan pintu kamar
mandi besar
tahanan, sedangkan Rin bertugas membawa cadhong dan gembes putih
yang sudah kosong dan bersih untuk dikumpulkan di atas tangga depan kantor
petugas blok wanita yang nantinya akan diambil oleh tamping dapur yang bertugas
mengambil cadhong dan gembes. Sedangkan tugas Muly adalah membawa ember cucian baju yang berisi cucian baju aku, Mul, dan Rin. Dan
dikumpulkan di depan pintu kamar mandi besar tahanan juga untuk selanjutnya akan dijemur oleh tahanan lama yang
piket di lantai bawah. Tahanan lama yang piket di lantai
bawah juga bertugas membuang sampah setiap pagi dari tong sampah semua tahanan yang tong sampahnya berada di
dalam kamar sel tahanan, lalu dikumpulkan jadi
satu dan dibuang ke tempat sampah besar yang berada di sebelah dapur Rutan. Kusebut lantai bawah karena aku bersama tahanan lain menempati lantai 2
untuk tidur dan kegiatan sehari-hari.
Sedang untuk kegiatan binker alias bimbingan kerja di lantai 1 lokasinya.
Apel pagi dilaksanakan setelah semua tahanan keluar dari kamar sel masing-masing
dan menaruh ember sampah, ember baju cucian di belakang tempat kami apel. Dan
juga sesudah menaruh semua cadhong dan
gembes yang sudah dicuci di taruh di depan pintu masuk
sebelah kiri kantor petugas blok wanita. Kegiatan apel dilakukan sama seperti
yang dilakukan kemarin sore. Ternyata semua tahanan yang mengikuti apel harus
dalam keadaan posisi yang benar, kalau tidak dalam posisi yang benar maka
tahanan akan bisa mendapatkan hukuman
dari ibu petugas yang jaga blok, yaitu push
up 15x untuk satu kesalahan hadeh....dan kebetulan pagi ini giliran yang menyiapkan barisan
adalah Sri Wuw. Dia berprofesi sebagai pembantu rumah tangga yang masih berusia
muda yang pendidikannya hanya sampai tingkat SD. Dia tersangkut pasal 362 yaitu
pencurian baju majikannya dan dia dihukum 6 bulan penjara. Sri Wuw ketiban jadwal piket menyiapkan barisannya.
Dan ketika mulai menyiapkan barisan, dia mulai bikin kesalahan untuk menyiapkan
barisan apel pagi. Kesalahannya dilakukan berulang-ulang selalu salaaaah
terus..dan ketika diajari oleh petugas yang
namanya Bu Dit tentang cara berbaris yang benar, Sri Wuw tetap saja melakukannya
dengan salah. Sampai teman-temanku jadi jengkel dan aku yang menjadi tahanan baru
juga ikut senewen, karena apelnya jadi
gak bubar-bubar karena kesalahan yang dia lakukan terus menerus. Sebenarnya dari awal Sri Wuw sudah
keder dengan petugas, jadi ketika
mendapat giliran menyiapkan barisan malah jadi salah melulu dalam memimpin barisan saking takutnya sama petugas dia malah jadi stres berat. Ketika bu Dit turun tangan
mengajari pendidikan baris berbaris secara langsung dan Sri Wuw disuruh balik
kanan, hadap kanan, hadap kiri, di hadapan kami para tahanan, Sri Wuw masih saja keliru-keliru dan kesalahannya membuat
senyum campur jengkel sesama teman tahanan lainnya yang melihatnya melakukan
kesalahan yang berulang-ulang. Ketika disuruh hadap kiri, kepalanya disuruh
menatap lurus ke depan malah mendongak ke atas sambil kaki kanannya belok dulu
baru badannya nyusul...hehe bukannya bersama-sama membelokkan badan bersama
kakinya. Menurutku sih wajar kesalahan yang dilakukan Sri Wuw dalam
melaksanakan baris berbaris karena dia sekolahnya hanya sampai tingkat SD seharusnya
ibu petugas maklumlah orang sekelas Sri Wuw yang hanya sekolah sampai tingkat SD
untuk bisa pandai baris berbaris ya perlu latihan berkali-kalilah yauw hehehe..berbedalah
dengan orang yang lulusan SMA yang pernah mendapatkan pendidikan baris berbaris
terus menerus dari SD,SMP dan SMA yang pasti sudah mahir baris berbarisnya tentunya.
Pagi itu setelah apel pagi, pagi pertamaku di Rutan diisi dengan
menjalankan hukuman selanjutnya welcome to
penjaranya hari kedua dengan bersih-bersih sendirian di lantai 3 blok
wanita. Padahal semalam kudengar cerita dari teman-temanku sesama tahanan di
kamar selku, mereka menceritakan jika di lantai 3 itu adalah ruangan kosong
yang kondisinya persis sama dengan lantai 2 yang kutempati bersama tahanan
lain. Namun lantai 3 tidak dihuni dan kudengar cerita seram dari teman-temanku
sesama tahanan bahwa di lantai 3 ada makhluk halus yang menghuninya yaitu sesosok
wanita muda bule berpakaian ala noni-noni Belanda jaman dahulu dengan pakaiannya
bermodel mekrok bawahnya kayak model
baju cinderella berwarna putih semua
dan ada juga sesosok bangsa gendruwo yang berperawakan tinggi besar dan bermata
merah yang pernah diliat di atas tangga sebelah kantor oleh petugas wanita yang
bernama bu Dit. Dan masih ada sesosok lain lagi yaitu kakek-kakek yang suka
mengaji dan suaranya sering kedengaran oleh sebagian tahanan wanita yang pada
bangun di pagi buta alias menjelang subuh. Kalo hal terakhir ini tentang suara
hantu kakek-kakek yang lagi ngaji, akupun pernah mendengarnya sendiri di
kemudian hari. Ketika itu pagi menjelang azan subuh aku yang biasa bangun pagi
waktu itu lagi leyeh-leyeh tiduran, tiba-tiba
aku mendengar suara laki-laki tua bersuara serak seperti kakek-kakek sedang
mengaji, suaranya serak dan parau, aku yang mendengar hanya terdiam dan tak
percaya tapi nyata hehehe..lha wis dalam blok wanita kan gak ada cowoknya kok
tiba-tiba terdengar suara laki-laki tua yang suaranya serak dan parau sedang
mengaji hiiiii....yang mendengar di dalam kamarku ternyata gak
hanya aku tapi Muly juga dan kami saling berpandang-pandangan mendengarnya..hiii
serem.
Dengar cerita seram semalam dalam kamar selku membuat
nyaliku mengkirik ciut. Aku menjalankan
tugas piket membersihkan lantai 3 sendirian dengan perasaan takut-takut. Aku
naik ke lantai 3 dan sambil berucap “kulonuwun
mbah”, sambil naik ke atas perlahan-lahan sambil membawa sapu, tongkat pel, dan
botol mineral isi air pel buat ngepel lantai atas. Satu demi satu kutapak lantai
anak tangga yang menuju ke lantai 3, hatiku mulai terasa deg-degan. Lha kalau deg-degan
mau ketemu cowok yang kita taksir deg-degan nya enak, lha ini deg-degannya
takut ketemu hantu rasanya gak enaklah yauw...Dalam hatiku
aku berteriak...Tuhaaaaan jagain aku ya, aku gak mau diganggu makhluk halus
ituuuu. Lalu sampailah aku di pintu masuk berbentuk besi dengan dihiasi anyaman
besi
yang besar, kemudian kubuka perlahan-lahan dan derit pintunya terdengar keras kriettt...membuat
nyaliku semakin ciut. Wealahh...kok ndadak bunyi harang tho pintunya huhuhu.. dan pintunya dobel dua sisan walahhh jan membuat aku jadi semakin takut aja. Setelah pintu kedua
kubuka, aku celingak-celinguk kupandangi
dengan seksama ruang bercat hijau tua yang ternyata sampai lantainya pun dicat
hijau tua juga. Sangat hening, sepi banget ohhh.... kutata hatiku, kuberanikan
diriku dan kukuatkan hatiku. Dengan diawali ucapan,” Dalam Nama Yesus” aku
memohon perlindungan Tuhanku jika ada gangguan makluk halus itu. Akupun mulai
berjalan timik-timik memasuki lorong
menuju kamar paling pojok sendiri. Aku tanpa tengak-tengok lagi langsung
menyapu saja, ini kulakukan untuk menutupi ketakutanku. Aku mulai menyanyi lagu
rohani ciptaanku, lha wis bukan sok gaya tapi karena yang ingat hanya lagu
ciptaanku saja saat
itu hehehe... Aku menyanyi dengan suara yang sedikit kukeraskan,
sambil menunduk tidak berani tengak tengok lagi menyapu kamar demi kamar yang
kosong setelah itu lorong diantara kamar-kamar yang kosong, setelah itu baru
kamar mandi besar dan ruangan cuci piring dan ruangan kantor ibu petugas yang
kosong itu. Setelah selesai menyapu akupun mulai mengepel ruangan-ruangan itu.
Setelah semuanya selesai cepat-cepat kututup pintu besi dua lapis itu dan akupun mulai
berjalan menuruni anak tangga sambil melangkah cepat-cepat mengepel anak
tangganya ke lantai 2.
Akhirnya selesai sudah pekerjaanku, kemudian aku mencuci alat-alat pelku dan menaruh di tempatnya lagi. Akupun
menemui kembali teman-teman sesama tahanan yang sudah selesai duluan tugas
piketnya dan sekarang lagi duduk berkumpul di lorong.
Mereka sudah lebih cepat selesai piket kerjanya daripada aku yang bekerja sendirian di lantai 3 hehehe... Teman-teman
tahananku yang kutemui sedang duduk berkelompok-kelompok berkumpul di lorong
depan kamar sel masing-masing. Yang mereka lakukan ternyata, mereka sedang menunggu cadhong dan gembes yang diantar
oleh beberapa tamping dapur yang datang pagi itu. Cadhong dan gembes adalah
makanan dan minuman jatah dari penjara. Tak lama kemudian nasi cadhong dan gembespun datang diantar tamping dapur dan diletakkan di atas
tangga di depan kantor ibu petugas blok wanita. Nasi cadhong yang akan dibagikan diperiksa dulu oleh ibu petugas, eh
siapa tahu ada surat. Surat?! Ya ada surat cinta yang
disisipkan dalam cadhong dari tahanan laki-laki yang pengen lolos sensor dari ibu petugas blok wanita kepada para tahanan
wanita hehehe...biasalah ada aja cara para tahanan mengirimkan surat cinta
kepada orang yang disukainya. Dan jalannya macam-macam kalau jalan yang ini
adalah lewat jalan nasi cadhong, ada
yang lewat bawah pot bunga menurut cerita temanku yang pernah menjalani kisah
cinta dalam penjara atau lewat kurir lain alias tahanan laki-laki lain yang
kebetulan bisa bertemu dengan tahanan wanita ketika besukan dan bisa
menyampaikan isi surat cinta. Tapi kalau ketauan ngirim surat cinta tanpa
setahu ibu petugas maka tahanan yang ketauan surat-suratan akan dihukum. Hukumannya
bermacam-macam sesuka hati ibu dan bapak petugas blok. Pernah kudengar cerita
dari teman tahanan wanita yang ditahan bersamaku yaitu cerita Romeo dan Yuliet sesama tahanan di Rutan
yang ketauan surat-suratan, sang wanita disuruh tiduran lalu disuruh
bergulung-gulung dari pintu masuk blok
wanita sampai gang depan pintu blok laki-laki. Tahanan yang laki-laki hanya
disuruh menonton saja di balik terali besi di depan halaman futsal Rutan sambil berurai airmata. Adalagi
cerita temanku tahanan yang lainnya, ada yang ketauan surat-suratan lalu
hukumannya disuruh rukuk tanpa bergerak selama beberapa lama. Menurut cerita
temanku tahanan lain lagi yang pindahan dari Lapas Pajangan si Mae dia pernah dihukum juga oleh petugas Lapas karena dia
pernah ketauan pacaran dengan sesama WBP dan dia dihukum juga dengan disuruh
menampar pacarnya sesama WBP selama beberapa kali, dan disuruh menghitung
pacarnya sesama WBP lari keliling lapangan dan push-up sebanyak 50 kali. Padahal sebenarnya surat-suratan diperbolehkan asal setahu petugas alias suratnya harus dibaca
dulu dan disensor oleh petugas. Tapi kata para tahanan teman-temanku kalau
ngirim surat cintanya disensorin petugas rasanya kurang afdol hehehe..lha wis nulisnya kan gak bisa yang aneh-aneh gitu hahahaha....misalnya
menjurus ke yang hot-hot, maklum orang yang dipenjara kan gak bisa
ngapa-ngapain. Kaum cowoknya butuh bahan
ilusi
buat sesuatu
hahaha…gak usah kujelaskan disini pasti semua sudah bisa nebak ceritaku.
Kenapa aku bisa bilang gini, ini berdasar dari keisenganku pernah menanyai dan
mencoba mengobrol dengan teman sesama tahanan tapi dia tahanan laki-laki kasus
perampokan yang kutemui di salon Rutan. Waktu itu aku sempat ngobrol dengannya
ketika aku melakukan perawatan rambut Creambath di dalam penjara hehehe..gaya
ya..dipenjara saja masih bisa creambath. Aku yang dilayani tahanan pria yang kasusnya
perampokan dan dia bekerja di salon Rutan itu sempat kutanyai dengan
penasarannya. “Apa yang dilakukan ketika
para tahanan laki-laki horny?”,tanyaku.
Jawab rampok berwajah ganteng itu yang bernama Danan dan dihukum 7 tahun penjara karena melakukan perampokan berantai di berbagai tempat itu mengaku pake
bahan gambar wanita sexy yang dibawa ke kamar mandi sel atau sekedar berilusi saja di kamar mandi yang hanya
ditutupi tembok setinggi puser dewasa hehehe... Dan biasanya kaum laki-laki yang horny
itu ijin dulu dengan
kode tertentu kepada sesama teman laki-lakinya dengan arti makai kamar mandi bentar ya hahaha...dan mereka semua tahanan laki-laki pada maklum dan merupakan hal biasa saja wong mereka semua kebanyakan sama-sama melakukan hal itu juga hehehe...
(bersambung ke bag.5)
hahhahaa.. seru pengalamannya mbak
BalasHapusiya..
BalasHapus