Selasa, 10 Maret 2015

(4) RUTAN CITY

Pagi pertama di Rutan City, badanku kurasakan sakit semua karena hukuman welcome to penjara yang kulaksanakan kemarin siang. Kuraba tulang dadaku terasa nyeri, demikian juga tulang di bagian bawah perutku, di tulang paha dalam kanan dan kiri juga terasa nyeri dan orang Jawa bilang ‘njarem”. Lututku juga sakit semua dan kulihat kedua siku tanganku juga  lecet-lecet karena gesekan dengan lantai yang hanya dipoles semen ketika merayap huhuhuuuu.... deritaku ketika masuk penjara.

Pagi itu aku bangun pagi sekali, dan kegiatan bangun pagi sudah terbiasa aku lakukan ketika kedua orang tuaku masih hidup. Kedua orang tuaku biasa bangun pagi hari jam 4, mereka biasanya setelah bangun pagi lalu jalan-jalan sambil belanja di pasar. Setelah itu mereka memasak, sehingga jika pagi hari sebelum kami anak-anaknya mau berangkat sekolah sudah ada makanan yang tersaji di meja. Dan sekarang di Rutan, pagi-pagi sekali aku bangun lalu mencuci bajuku di dalam kamar mandi kecil di kamar selku. Lagi-lagi kamar mandi di dalam kamar selku juga berbentuk terbuka, hanya dibatasi tembok setinggi wudelku. Hadeh, ini yang membuat aku jadi serba salah ketika hendak buang air besar, padahal jadwalku buang air besar biasanya pagi hari huhuhu.... Aku malulah dengan teman sekamar selku dan merasa gak enak kalau sampai ada aroma aneh yang menusuk hidung mereka ketika tidur hehehe... Tapi lagi-lagi yah, dengan terpaksa daripada sakit perut, mau gak mau kulaksanakan kegiatan subuhku dengan segayung air yang siap sedia guyur, biar cepat lenyap dibawa air hehehe.. menghilang ke dalam closet jongkok. Huft penjara... penjara... begini toh rasanya, sumpah kagak enak banget....

Jam 7 pagi tepat, pintu kamar selku mulai dibuka oleh petugas wanita yang dibantu oleh tamping wanita. Ketika hendak keluar sel aku diberi tugas oleh Rin untuk membawa tong sampah dari kamar selku dan dikumpulkan di depan pintu kamar mandi besar tahanan, sedangkan Rin bertugas membawa cadhong dan gembes putih yang sudah kosong dan bersih untuk dikumpulkan di atas tangga depan kantor petugas blok wanita yang nantinya akan diambil oleh tamping dapur yang bertugas mengambil cadhong dan gembes. Sedangkan tugas Muly adalah membawa ember cucian baju yang  berisi cucian baju aku, Mul, dan Rin. Dan dikumpulkan di depan pintu kamar mandi besar tahanan juga untuk selanjutnya akan dijemur oleh tahanan lama yang piket di lantai bawah. Tahanan lama yang piket di lantai bawah juga bertugas membuang sampah setiap pagi dari tong sampah semua tahanan yang tong sampahnya berada di dalam kamar sel tahanan, lalu dikumpulkan jadi satu dan dibuang ke tempat sampah besar yang berada di sebelah dapur Rutan. Kusebut lantai bawah karena aku bersama tahanan lain menempati lantai 2 untuk tidur dan kegiatan sehari-hari. Sedang untuk kegiatan binker alias bimbingan kerja di lantai 1 lokasinya.

Apel pagi dilaksanakan setelah semua tahanan keluar dari kamar sel masing-masing dan menaruh ember sampah, ember baju cucian di belakang tempat kami apel. Dan juga  sesudah menaruh semua cadhong dan gembes yang sudah dicuci di taruh di depan pintu masuk sebelah kiri kantor petugas blok wanita. Kegiatan apel dilakukan sama seperti yang dilakukan kemarin sore. Ternyata semua tahanan yang mengikuti apel harus dalam keadaan posisi yang benar, kalau tidak dalam posisi yang benar maka tahanan akan bisa mendapatkan  hukuman dari ibu petugas yang jaga blok, yaitu push up 15x untuk satu kesalahan hadeh....dan kebetulan  pagi ini giliran yang menyiapkan barisan adalah Sri Wuw. Dia berprofesi sebagai pembantu rumah tangga yang masih berusia muda yang pendidikannya hanya sampai tingkat SD. Dia tersangkut pasal 362 yaitu pencurian baju majikannya dan dia dihukum 6 bulan penjara. Sri Wuw ketiban jadwal piket menyiapkan barisannya. Dan ketika mulai menyiapkan barisan, dia mulai bikin kesalahan untuk menyiapkan barisan apel pagi. Kesalahannya dilakukan berulang-ulang selalu salaaaah terus..dan  ketika diajari oleh petugas yang namanya Bu Dit tentang cara berbaris yang benar, Sri Wuw tetap saja melakukannya dengan salah. Sampai teman-temanku jadi jengkel dan aku yang menjadi tahanan baru juga ikut senewen, karena apelnya jadi gak bubar-bubar karena kesalahan yang dia lakukan  terus menerus. Sebenarnya dari awal Sri Wuw sudah keder dengan petugas, jadi ketika mendapat giliran menyiapkan barisan malah jadi salah melulu dalam memimpin barisan saking takutnya sama petugas dia malah jadi stres berat. Ketika bu Dit turun tangan mengajari pendidikan baris berbaris secara langsung dan Sri Wuw disuruh balik kanan, hadap kanan, hadap kiri, di hadapan kami para tahanan, Sri Wuw masih saja keliru-keliru dan kesalahannya membuat senyum campur jengkel sesama teman tahanan lainnya yang melihatnya melakukan kesalahan yang berulang-ulang. Ketika disuruh hadap kiri, kepalanya disuruh menatap lurus ke depan malah mendongak ke atas sambil kaki kanannya belok dulu baru badannya nyusul...hehe bukannya bersama-sama membelokkan badan bersama kakinya. Menurutku sih wajar kesalahan yang dilakukan Sri Wuw dalam melaksanakan baris berbaris karena dia sekolahnya hanya sampai tingkat SD seharusnya ibu petugas maklumlah orang sekelas Sri Wuw yang hanya sekolah sampai tingkat SD untuk bisa pandai baris berbaris ya perlu latihan berkali-kalilah yauw hehehe..berbedalah dengan orang yang lulusan SMA yang pernah mendapatkan pendidikan baris berbaris terus menerus dari SD,SMP dan SMA yang pasti sudah mahir baris berbarisnya tentunya.

Pagi itu setelah apel pagi, pagi pertamaku di Rutan diisi dengan menjalankan hukuman selanjutnya welcome to penjaranya hari kedua dengan bersih-bersih sendirian di lantai 3 blok wanita. Padahal semalam kudengar cerita dari teman-temanku sesama tahanan di kamar selku, mereka menceritakan jika di lantai 3 itu adalah ruangan kosong yang kondisinya persis sama dengan lantai 2 yang kutempati bersama tahanan lain. Namun lantai 3 tidak dihuni dan kudengar cerita seram dari teman-temanku sesama tahanan bahwa di lantai 3 ada makhluk halus yang menghuninya yaitu sesosok wanita muda bule berpakaian ala noni-noni Belanda jaman dahulu dengan pakaiannya bermodel mekrok bawahnya kayak model baju cinderella berwarna putih semua dan ada juga sesosok bangsa gendruwo yang berperawakan tinggi besar dan bermata merah yang pernah diliat di atas tangga sebelah kantor oleh petugas wanita yang bernama bu Dit. Dan masih ada sesosok lain lagi yaitu kakek-kakek yang suka mengaji dan suaranya sering kedengaran oleh sebagian tahanan wanita yang pada bangun di pagi buta alias menjelang subuh. Kalo hal terakhir ini tentang suara hantu kakek-kakek yang lagi ngaji, akupun pernah mendengarnya sendiri di kemudian hari. Ketika itu pagi menjelang azan subuh aku yang biasa bangun pagi waktu itu lagi leyeh-leyeh tiduran, tiba-tiba aku mendengar suara laki-laki tua bersuara serak seperti kakek-kakek sedang mengaji, suaranya serak dan parau, aku yang mendengar hanya terdiam dan tak percaya tapi nyata hehehe..lha wis dalam blok wanita kan gak ada cowoknya kok tiba-tiba terdengar suara laki-laki tua yang suaranya serak dan parau sedang mengaji hiiiii....yang mendengar di dalam kamarku ternyata gak hanya aku tapi Muly juga dan kami saling berpandang-pandangan mendengarnya..hiii serem.

Dengar cerita seram semalam dalam kamar selku membuat nyaliku mengkirik ciut. Aku menjalankan tugas piket membersihkan lantai 3 sendirian dengan perasaan takut-takut. Aku naik ke lantai 3 dan sambil berucap “kulonuwun mbah”, sambil naik ke atas perlahan-lahan sambil membawa sapu, tongkat pel, dan botol mineral isi air pel buat ngepel lantai atas. Satu demi satu kutapak lantai anak tangga yang menuju ke lantai 3, hatiku mulai terasa deg-degan. Lha kalau deg-degan mau ketemu cowok yang kita taksir deg-degan nya enak, lha ini deg-degannya takut  ketemu  hantu rasanya gak enaklah yauw...Dalam hatiku aku berteriak...Tuhaaaaan jagain aku ya, aku gak mau diganggu makhluk halus ituuuu. Lalu sampailah aku di pintu masuk berbentuk besi dengan dihiasi anyaman besi yang besar, kemudian kubuka perlahan-lahan dan derit pintunya terdengar keras kriettt...membuat nyaliku semakin ciut. Wealahh...kok ndadak bunyi harang tho pintunya huhuhu.. dan pintunya dobel dua sisan walahhh jan membuat aku jadi semakin takut aja. Setelah pintu kedua kubuka, aku celingak-celinguk kupandangi dengan seksama ruang bercat hijau tua yang ternyata sampai lantainya pun dicat hijau tua juga. Sangat hening, sepi banget ohhh.... kutata hatiku, kuberanikan diriku dan kukuatkan hatiku. Dengan diawali ucapan,” Dalam Nama Yesus” aku memohon perlindungan Tuhanku jika ada gangguan makluk halus itu. Akupun mulai berjalan timik-timik memasuki lorong menuju kamar paling pojok sendiri. Aku tanpa tengak-tengok lagi  langsung menyapu saja, ini kulakukan untuk menutupi ketakutanku. Aku mulai menyanyi lagu rohani ciptaanku, lha wis bukan sok gaya tapi karena yang ingat hanya lagu ciptaanku saja saat itu hehehe... Aku menyanyi dengan suara yang sedikit kukeraskan, sambil menunduk tidak berani tengak tengok lagi menyapu kamar demi kamar yang kosong setelah itu lorong diantara kamar-kamar yang kosong, setelah itu baru kamar mandi besar dan ruangan cuci piring dan ruangan kantor ibu petugas yang kosong itu. Setelah selesai menyapu akupun mulai mengepel ruangan-ruangan itu. Setelah semuanya selesai cepat-cepat  kututup pintu besi dua lapis itu dan akupun mulai berjalan menuruni anak tangga sambil melangkah cepat-cepat mengepel anak tangganya ke lantai 2. 

Akhirnya  selesai sudah pekerjaanku, kemudian aku mencuci alat-alat pelku dan menaruh di tempatnya lagi. Akupun menemui kembali teman-teman sesama tahanan yang sudah selesai duluan tugas piketnya dan sekarang lagi duduk berkumpul di lorong. Mereka sudah lebih cepat selesai piket kerjanya daripada aku yang bekerja sendirian di lantai 3 hehehe... Teman-teman tahananku yang kutemui sedang duduk berkelompok-kelompok berkumpul di lorong depan kamar sel masing-masing. Yang mereka lakukan ternyata, mereka sedang menunggu cadhong dan gembes yang diantar oleh beberapa tamping dapur yang datang pagi itu. Cadhong dan gembes adalah makanan dan minuman jatah dari penjara. Tak lama kemudian nasi cadhong dan gembespun datang diantar tamping dapur dan diletakkan di atas tangga di depan kantor ibu petugas blok wanita. Nasi cadhong yang akan dibagikan diperiksa dulu oleh ibu petugas, eh siapa tahu ada surat. Surat?! Ya ada surat cinta yang disisipkan dalam cadhong dari tahanan laki-laki yang pengen lolos sensor dari ibu petugas blok wanita kepada para tahanan wanita hehehe...biasalah ada aja cara para tahanan mengirimkan surat cinta kepada orang yang disukainya. Dan jalannya macam-macam kalau jalan yang ini adalah lewat jalan nasi cadhong, ada yang lewat bawah pot bunga menurut cerita temanku yang pernah menjalani kisah cinta dalam penjara atau lewat kurir lain alias tahanan laki-laki lain yang kebetulan bisa bertemu dengan tahanan wanita ketika besukan dan bisa menyampaikan isi surat cinta. Tapi kalau ketauan ngirim surat cinta tanpa setahu ibu petugas maka tahanan yang ketauan surat-suratan akan dihukum. Hukumannya bermacam-macam sesuka hati ibu dan bapak petugas blok. Pernah kudengar cerita dari teman tahanan wanita yang ditahan bersamaku yaitu cerita Romeo dan Yuliet sesama tahanan di Rutan yang ketauan surat-suratan, sang wanita disuruh tiduran lalu disuruh bergulung-gulung  dari pintu masuk blok wanita sampai gang depan pintu blok laki-laki. Tahanan yang laki-laki hanya disuruh menonton saja di balik terali besi di depan halaman futsal Rutan sambil berurai airmata. Adalagi cerita temanku tahanan yang lainnya, ada yang ketauan surat-suratan lalu hukumannya disuruh rukuk tanpa bergerak selama beberapa lama. Menurut cerita temanku tahanan lain lagi yang pindahan dari Lapas Pajangan si Mae dia pernah dihukum juga oleh petugas Lapas karena dia pernah ketauan pacaran dengan sesama WBP dan dia dihukum juga dengan disuruh menampar pacarnya sesama WBP selama beberapa kali, dan disuruh menghitung pacarnya sesama WBP lari keliling lapangan dan push-up sebanyak 50 kali. Padahal sebenarnya surat-suratan diperbolehkan asal setahu petugas alias suratnya harus dibaca dulu dan disensor oleh petugas. Tapi kata para tahanan teman-temanku kalau ngirim surat cintanya disensorin petugas rasanya kurang afdol hehehe..lha wis nulisnya kan gak bisa yang aneh-aneh gitu hahahaha....misalnya menjurus ke yang hot-hot, maklum orang yang dipenjara kan gak bisa ngapa-ngapain. Kaum cowoknya butuh bahan  ilusi buat sesuatu hahaha…gak usah kujelaskan disini pasti semua sudah bisa nebak ceritaku. Kenapa aku bisa bilang gini, ini berdasar dari keisenganku pernah menanyai dan mencoba mengobrol dengan teman sesama tahanan tapi dia tahanan laki-laki kasus perampokan yang kutemui di salon Rutan. Waktu itu aku sempat ngobrol dengannya ketika aku melakukan perawatan rambut Creambath di dalam penjara hehehe..gaya ya..dipenjara saja masih bisa creambath. Aku yang dilayani tahanan pria yang kasusnya perampokan dan dia bekerja di salon Rutan itu sempat kutanyai dengan penasarannya.  “Apa yang dilakukan ketika para tahanan laki-laki horny?”,tanyaku. Jawab rampok berwajah ganteng itu yang bernama Danan dan dihukum 7 tahun penjara karena melakukan perampokan berantai di berbagai tempat itu mengaku pake bahan gambar wanita sexy yang dibawa ke kamar mandi sel atau sekedar berilusi saja di kamar mandi yang hanya ditutupi tembok setinggi puser dewasa hehehe... Dan biasanya kaum laki-laki yang horny itu ijin dulu dengan kode tertentu kepada sesama teman laki-lakinya dengan arti makai kamar mandi bentar ya hahaha...dan mereka semua tahanan laki-laki pada maklum dan merupakan hal biasa saja wong mereka semua kebanyakan sama-sama melakukan hal itu juga hehehe...

Oh ya yang menerima dan membagi nasi cadhong dan gembes adalah tahanan yang mendapat tugas hari itu.



(bersambung ke bag.5)

2 komentar: