Selasa, 10 Maret 2015

(5) SEBELUMNYA MOTORKU JUGA DIBAWA LARI ORANG

Akupun bersalaman dengan mantan suamiku dan akupun berangkat pergi melaju ke Jakarta. Siang itu sekitar jam 12 an aku pergi melaju dengan mengendarai sepeda motorku meninggalkan Semarang menuju ke Jakarta. Semua surat-surat sudah lengkap, dan motorku pun sudah aku service dan ganti oli juga di bengkel dekat rumahku dengan pertimbangan sekali lagi agar tidak gangguan dalam perjalananku ke Jakarta. Hehehe...Paling tidak sudah kuantisipasi gangguan di jalan seminimal mungkin iya kan... Perjalananku ke Jakarta ditemani sms dengan Rei pacar udaraku. Sampai di Kendal aku mengisi bensin untuk yang pertama kalinya sambil istirahat sebentar duduk di sebelah penjual minuman dengan membeli minuman dan ke toilet. Sampai di Cirebon aku mengisi bensin yang ke dua kalinya sambil kebingungan...

“Wah dah malam, gimana nih..aku takut kalau meneruskan perjalanan dalam gelap...!”, pikirku.

Maghrib aku sudah sampai di kota Cirebon, rasanya tidak berani deh. Jika harus naik motor sendirian di malam hari, apalagi melewati bulak- bulak menuju ke Indramayu. Aku takut akan begal yaitu penjahat yang akan merampas motorku dan juga takut akan hantu hahaha.... Tiba-tiba aku ingat kalau aku punya teman di Cirebon. Lalu cepat-cepat kucari di kontakku dalam hpku dan kuhubungi temanku yang bernama Rik. Ketika kuhubungi dia, telponku langsung  diangkat olehnya dan temanku mengijinkan aku untuk tidur di rumahnya malam ini. Puji Tuhan, Tuhan sangat baik kepadaku... Menyediakan yang kuperlukan dan mencukupi segala kebutuhanku. Malam ini aku menginap di rumah  temanku di Cirebon.

Janganlah hendaknya kamu kuatir, tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal dan permohonan dengan pengucapan syukur, damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.” (Filipi 4 : 6 – 7)

Akhirnya pagi menjelang, akupun bersiap-siap melanjutkan perjalanan menuju ke Jakarta. Setelah mandi dan dandan aku diajak mampir sebentar ke warung makan yang menjual makanan khas Cirebon. Setelah selesai makan aku langsung cabut dan pamitan sama temanku untuk  berangkat menuju ke Jakarta. Sampai di  Indramayu,  aku dicegat pak polisi, weleh... ada rasia. Dengan kode gerakan tangan polisi itu menyuruhku, untuk meminggirkan motorku.  Motorku diperiksa kelengkapan surat-suratnya dan polisi yang merasia aku menanyaiku,

“Dari Semarang ya mbak?”, tanya polisi  muda yang berkulit hitam berperawakan sedikit gendut itu sambil melihat plat nomer motorku ketika memeriksa kelengkapan motorku.

“Iya Pak,” jawabku.

“Wow sendirian?!!! Berani banget.. mau ke mana?”, tanya polisi itu.

“Jakarta,” jawabku mantap.

“Istirahat dulu yuk di warung situ,” dia menawarkan  bantuan sambil menunjuk warung dekat tempat rasia agar aku istirahat di warung dekat tempat rasia dilakukan.

“Makasih pak, saya buru -buru takut kemalaman lagi di jalan”, aku menolaknya dengan halus.

“Minta no telp mu boleh gak? Eh siapa tahu ada apa-apa di jalan jadi bisa menghubungi saya. Oh iya, di daerah Pengumpon sering macet lho,”  kata pak polisi itu.

“Oh gitu ya pak.. makasih atas infonya?!”, sahutku.

Setelah itu aku  misscall nomer hp polisi itu yang diberikan padaku sebelumnya. Dan nomer hpkupun sudah di save polisi itu dan aku segera pamitan melanjutkan perjalanan.

“Hati-hati di jalan”, kata polisi itu kepadaku.


“Ya,makasih pak”, kataku sambil pergi melanjutkan perjalananku.

(bersambung ke bag.6)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar