Genap tiga minggu aku berada di Polsek Kotagede, tanggal 29 November 2012,
aku dipindah ke Rutan City (rumah tahanan kota). Pemindahanku bersama Hard dikawal polisi tiga orang, aku duduk di depan di samping
polisi yang gendut
lagi..lagi lagi gendut wkwkw..dari Polsek Kotagede yang menyetir mobil sedangkan Hard diborgol dan diapit dua orang polisi dan duduk di belakang.
Mobil sedan polisi meluncur ke Kejaksaan untuk pelimpahan berkas perkara.
Di Kejaksaan, aku dan Hard menjalani pemeriksaan oleh jaksa yang menangani
perkaraku. Dengan dikawal dua orang polisi, aku menjalani pemeriksaan oleh
jaksa itu bersama Hard. Pertama aku diinterogasi tentang kasusku, bagaimana
bisa terlibat di dalamnya, setelah itu Hard juga
diinterogasi. Setelah selesai pertanyaan jaksa yang dijawab aku dan Hard, kami menandatangani berkas-berkas yang berkaitan dengan
kasus kami dan kami kemudian digiring keluar menuju tempat tunggu untuk kemudian dibawa menuju ke Rutan kota. Karena aku perempuan sendiri, di kejaksaan sebagai tahanan aku kemudian
disuruh menunggu di kantor jaksa, tidak ditahan bersama tahanan pria lain sedangkan
Hard bersama dengan tahanan pria lainnya ditaruh di kamar sel yang
terletak di depan kantor jaksa persis. Kamar selnya digembok dari luar dengan gembok yang besar. Tak lama
kemudian aku bersama Hard juga tahanan lain yang semuanya laki-laki disuruh keluar
dari kamar sel kejaksaaan dan disuruh berkumpul di suatu tempat dekat pintu
keluar. Ternyata kami menunggu mobil kejaksaan yang akan membawa kami ke Rutan city. Setelah mobil itu datang, kami
disuruh masuk ke mobil tahanan Kejaksaan satu persatu. Dan setelah semua
tahanan masuk mobil tahanan Kejaksaan, mobil kejaksaan itupun berangkat mengantar
kami menuju ke Rutan City yang
terletak di belakang Lapas Wirogunan.
Sesampai di Rutan City, kami
semua disuruh turun dari mobil odong-odong
julukan temanku Rin
di Rutan alias mobil kejaksaan. Masuk pintu portir Rutan untuk pertama kali dalam
hidupku rasanya agak ngeri juga. Pintunya besar dan tinggi banget berwarna biru gelap dan ada beberapa pria-pria berbadan besar
dan kekar berseragam biru-biru membuatku sedikit seram ketakutan. Inilah Rutan yang akan
kutinggali setelah pemindahanku dari tahanan Polsek
Kotagede menjadi tahanan Kejaksaan huhuhu...
Rutan
merupakan singkatan dari kata Rumah Tahanan kejaksaan. Rutan dihuni oleh semua tahanan yang menjalani sidang-sidang yang
berurusan dengan kejaksaan yaitu sidang
dakwaan, sidang tuntutan, sidang
pembelaan dan sidang vonis hakim. Setelah turun dari mobil kejaksaan, kami kemudian disuruh masuk semua satu demi satu memasuki
pintu portir yang menurutku menyeramkan sambil dihitung oleh petugas. Kami berbaris dan dihitung, setelah dihitung, kami
semua di suruh masuk ke kantor portir yang terletak di sebelah kanan pintu
portir. Ruangan itu bersih dan agak luas berlantai keramik putih. Semua tahanan
laki-laki disuruh duduk di lantai sedangkan aku yang tahanan wanita sendirian duduk di kursi.
Yang pertama diperiksa tentu saja
aku, mungkin karena aku yang sedang duduk dekat petugas portir. Barang-barang
bawaanku diperiksa semuanya. Anting-antingku disuruh lepas, demikian juga
kalungku disuruh simpan. Selama di Rutan, ternyata aku tidak boleh memakai perhiasan. Isi dompetku pun
diperiksa dengan
disuruh petugas portir untuk membukanya dan uangku dalam
dompet dihitung terperinci lalu ditulis dan dimasukkan dalam buku tabungan yang
disediakan di Rutan. Uangku berjumlah seratus delapan puluh ribu rupiah, sisa
belanja keperluanku di Polsek Kotagede. Di Rutan ternyata semua tahanan tidak boleh memegang
uang tunai, dan Rutan menyediakan segala kebutuhan sehari-hari para tahanan di koperasi
Rutan. Pembelanjaan para tahanan tentu saja memakai buku tabungan yang masih
ada saldonya. Jika tahanan yang tidak mempunyai uang, ya tidak boleh belanja ke
koperasi Rutan hehehe..kecuali dibelikan teman hehehe...
Ketika kita belanja,
yang akan kita beli ditulis di kertas kecil yang disediakan koperasi Rutan.
Setelah kertas kecil itu dikumpulkan, lalu kita yang mau belanja mencari nama
kita dulu di tumpukan buku tabungan warga Rutan setelah ketemu kita liat saldo
kita dan kalau mencukupi buat belanja maka kita boleh membelanjakan uang dalam
buku tabungan Rutan dengan dikumpulkan jadi satu dengan milik teman lain yang
juga belanja dan ditaruh di etalase koperasi Rutan. Setelah itu kita akan
dipanggil satu persatu untuk mengambil belanjaan kita. Dan saldo tabungan kita
akan dikurangi total pembelanjaan barang di koperasi Rutan saat itu, dan
hasilnya ditulis di buku tabungan lagi.
Setelah semua barang-barangku dan juga barang-barang bawaan tahanan lain
diperiksa, kami semua digiring masuk pintu portir tahap dua menuju ke kantor
KPR. Di kantor KPR aku dan tahanan lain disuruh duduk di lantai keramik putih
dengan berjejer memanjang ke samping. Aku duduk di paling pojok sendiri sebelah
kanan dekat tembok. Tak lama kemudian aku didatangi petugas wanita yang
berkulit putih dan masih berusia muda, aku disuruh mengikuti dia dan aku diajak
menuju kamar mandi yang terletak di sebelah kantor KPR.
Di kamar mandi itu aku
disuruh masuk dan disuruh melepas bajuku sampai celana dalamku juga. Wealah aku
malulah, masa aku disuruh telanjang di depan petugas wanita yang belum kukenal
huhuhu...tapi apa dayaku sebagai seorang tahanan lalu akupun mulai membuka
bajuku pelan-pelan dengan malu-malu kuciang hehehe.. aku membuka bajuku satu persatu sampai tak sehelai benang pun ada di tubuhku. Dalam benakku berkecambuk pikiran macam-macam,”
Kenapa sih aku disuruh telanjang di depan petugas wanita itu”. Setelah disuruh
telanjang bulat dan diperhatikan acara pelepasan bajuku di kamar mandi oleh
petugas wanita itu dan petugas wanita itu merasa aku tidak menyembunyikan
sesuatu dalam bajuku aku disuruh memakai bajuku lagi wealah.. kayak dikerjain aja aku ini hehehe...setelah memakai bajuku lagi
aku diajak ke kantor KPR lagi.
Di kantor KPR kulihat barang-barangku sudah
keluar semua dari tasku dan
sebagian berada di meja dan sebagian lagi berada di lantai
dan keadaannya sudah diperiksa petugas laki-laki. Dan ketika aku masuk kantor KPR
itu aku langsung ditanyai seorang pria berwajah ganteng dan berpostur tubuh agak
gendut yang ternyata adalah kepala KPR. Dia melihatku dan menanyaiku,
“Kamu nih bawa tang buat apa?”, tanyanya sambil memperlihatkan tang kecil
yang kubawa dalam tas kepadaku.
“Untuk membetulkan aksesorisku kalau rusak pak”, jawabku.
Hihihi... aku ke mana-mana memang bawa tang kecil untuk membetulkan aksesorisku, jika gelang,
kalung ataupun antingku rusak jadi aku bisa betulin sendiri menggunakan tang
itu. Aku penggemar aksesoris seperti gelang, kalung, anting dan punya bermacam-macam
jenis dan bentuknya walau sebenarnya gak banyak
juga koleksiku. Ketika bepergian kemarin aku membawa tang kecil dua biji itu secara iseng saja
hehehe...
“Ini apa?”, tanya kepala KPR itu
sambil memegang Dermawan yang kubeli
dari Innovation Store. Dermawan adalah alat pijat wajah yang
dialiri listrik berdaya rendah untuk mengencangkan kulit wajah.
“Itu Dermawan pak, untuk
perawatan wajah, ditancapkan ke listrik menggunakannya”, jawabku.
“Kamu ini seperti salon berjalan ya!”, kata kepala KPR itu.
Aku hanya diam saja, tidak menjawab.. lha mau
jawab apa coba aku
ini hehe.. Ya wajar saja jika kepala KPR
komentar seperti itu karena di tasku juga terdapat gunting rambut, gunting sasak, dan pisau cukur yang
kudapat dari les salon di LPK permata di komplek Hasanuddin tanah mas Semarang. Iseng juga aku membawanya pergi ke mana-mana, dengan
pikiran suatu saat pasti
aku akan membutuhkannya hohoho...
“Kamu kok bisa membawa HP tuh bagaimana ceritanya?”, tanya kepala KPR itu
kepadaku ketika dia melihat ada HP di tasku juga.
“Ow itu barang bukti saya pak. Tadi diserahkan polisi Polsek Kotagede kepada saya sewaktu saya hendak dikirim ke
kejaksaan tadi”, jawabku.
“Besok kalau ada saudaramu yang datang ke sini, HPnya dibawa pulang ya”, katanya.
“Iya pak”, jawabku.
“Ini barang-barangnya ditatain!”, kata kepala KPR itu lagi.
Akupun segera menghampiri barang-barangku yang sudah diperiksa. Aku memilih barang-barangku yang akan kubawa ke dalam
tahanan, dengan
tanya kepada petugas disitu barang yang mana yang
boleh di
bawa masuk tahanan dan barang yang mana yang tidak boleh dibawa masuk tahanan. Dan tas
yang boleh kubawa hanya boleh satu biji, jadi aku memilih tas yang ukurannya lebih besar sedang tasku yang ukurannya lebih kecil, kutinggal di KPR beserta dompetku, dua buah
tang kecil, satu
gunting rambut, satu gunting sasak, satu pisau cukur, dan sebuah HP Nokia 5610 Express Music dan beberapa aksesorisku
seperti anting, kalung
dan gelang. Yang nantinya barang-barang tersebut yang
kutinggal di KPR akan diambil oleh adikku yang membesukku ke Rutan dan sementara akan dibawanya ke
Malang. Jauh e..hehehe..
(bersambung ke bag.2)
bagus banget share pengalaman nya mbak.. kebetulan istriku sudah lebih sebulan ini jadi penghuni lapas wanita tangerang..
BalasHapussyukurlah klo pengalamanku berguna untukmu dan istrimu. Jbu
BalasHapus