Selesai melaksanakan hukumanku hari sudah sore, aku langsung disuruh mandi
sendirian karena semua tahanan wanita sudah mandi semua kecuali aku yang masih tahanan
baru. Mandiku di kamar mandi yang besar banget bagi ukuranku dan bak mandinya juga
berukuran besar kurang lebih 4x1/2 meter dan ruangan kamar mandinya jadi satu
dengan besi jemuran baju.
Dan kamar mandi yang kupakai itu lagi-lagi tidak ada
penutupnya alias pintu kamar mandinya. Kamar mandi itu terbuka dan hanya
disekat tembok setinggi puser dewasa. Jadi kalau aku mandi telanjang jelas
terlihat orang-orang yang masuk kamar mandi untuk menjemur handuk atau pakaian
di besi jemuran haddeh...mumet kepalaku liat
cara mandi massal orang tahanan hehe..
Di dalam
kamar mandi massal yang besar itu terdapat tempat jemuran baju dari besi
ringan, jemuran itu dipergunakan untuk menjemur handuk-handuk para tahanan dan
pakaian mereka yang ketika dijemur di luar belum kering. Dan sore ini aku mandi
sendirian untuk pertama kalinya di Rutan city karena semua tahanan sudah mandi
ketika aku tadi lagi
melaksanakan hukuman welcome
to penjaranya. Mandiku yang bersejarah di dalam Rutan untuk pertma
kalinya hehehe.. Perasaanku bilang
gini, “ Inilah pengalamanku pertama kali mandi di penjara yang dihuni
wanita-wanita tahanan yang sama-sama bermasalah dengan hukum hehe…”. Dan rasanya tak bisa kulukiskan.. rasanya gimanaaa gitu.
Seperti aku masuk dalam komunitas penjahat wanita hahaha..
Selesai mandi, aku membawa baju kotorku dan
peralatan mandiku berjalan menuju ke kamar
sel yang ditunjukkan tamping wanita itu yaitu di kamar sel no 4. Setelah menaruh
baju kotorku di ember kamar selku akupun ikut apel sore di komplek tahanan blok
wanita. Ternyata setiap sore jam 16.30 WIB semua tahanan sudah harus masuk blok.
Blok itu istilah keren penjara yang maksudnya semua tahanan dimasukkan ke kamar
sel masing-masing lalu digembok dari luar oleh petugas yang menjaga kamar sel.
Apel sore itu dilaksanakan hampir mirip dengan kegiatan yang dilakukan ketika aku
sekolah dulu, ini adalah urut-urutan pelaksanaan apel di blok wanita.
Ada seorang tahanan wanita yang berdiri menghadap teman-teman yang berbaris
rapi menghadap tahanan wanita sebagai pimpinan barisan. Pimpinan barisan yang
menghadap teman-teman sesama tahanan wanita mulai berteriak lantang,
“Siap Grak”.
“Setengah lengan lencang kanan grak!”.
“Tegap grak”.
“Berhituuuung”.
Ketika aba-aba berhitung, semua kepala menengok ke ujung barisan paling
kanan.
“Mulai!”, lalu semua tahanan mulai berhitung dari ujung kanan sambil meluruskan
pandangan ke depan.
Jumlah tahanan yang berbaris dua orang dua orang itu memanjang ke samping
kiri dan jika di belakangnya ada ruang kosong dalam barisan, tidak ada tahanan
yang berbaris di belakangnya. Maka tahanan paling ujung kiri yang berdiri di
barisan bagian belakang mengatakan “ Kurang satu.” Jika jumlah tahanan yang berbaris tidak ada yang
kosong barisan belakangnya, maka tahanan paling ujung kiri yang berdiri di belakang
mengatakan “ Lengkap!”.
Setelah selesai
berhitung pimpinan barisan berteriak lantang,
“Istirahat di tempat grak!”.
Posisi ini digunakan untuk berdiri diam sambil tangan dibondo ke belakang, untuk mendengar arahan dari petugas wanita.
Dan kadang
diisi juga oleh para tahanan yang mengingatkan petugas
blok wanita bahwa ada jadwal kegiatan para tahanan hari ini (hal ini dilakukan
jika apel pagi saja, kalau apel sore hari tidak ada arahan). Jadwal kegiatan
para tahanan hari
besukannya dibagi dua, tahanan
yang masih menjalani proses sidang hari besukannya Senin dan Kamis, sedangkan tahanan yang sudah mendapat vonis jadwal
besukannya hari
Rabu dan Sabtu. Para tahanan juga mengingatkan petugas jika hari itu ada jadwal ke koperasi yang dijadwalkan tiap hari Senin,
Rabu dan Jumat saja. Atau pemberitahuan dari para tahanan kepada petugas jika
ada tahanan yang hari itu menjalani sidang di pengadilan dan pemberitahuan yang terakhir
biasanya pemberitahuan ke petugas blok wanita bahwa ada tahanan yang hendak ke Poliklinik. Setelah selesai laporan dari para tahanan dan selesainya
arahan dari petugas, pasukan tahanan yang mengikuti apel pagi disiapkan
kembali.
Petugas tahanan wanita yang menyiapkan para tahanan berteriak lantang
kembali,
“Siap grak!”
“Sebelum mengawali aktivitas hari ini, kita berdoa.”
“Berdoa mulai.”
Hening sejenak lalu teriak lagi pimpinan barisan,
“Berdoa selesai.”
“Bubar jalan!”
Lalu semua barisan balik kanan dan membubarkan diri menuju ke kamar sel
masing-masing. Aku menuju kamar 4, kamar sel tempat aku tidur yang sebelumnya
sudah dihuni oleh dua wanita dengan kasus berbeda. Rin tersangkut pasal 127, yaitu
kasus pemakaian sabu-sabu. Sebelum Rin
dipenjara seperti sekarang bersamaku, ternyata Rin dulu juga pernah mengalami
dipenjara dengan kasus yang sama, yaitu narkoba. Jadi karena Rin pernah
dipenjara Rin kemudian menyandang gelar “R” yaitu Residivis. Biasanya kalau
tahanan baru yang sudah pernah dipenjara lalu dipenjara lagi akan mendapatkan
hukuman yang lebih berat vonisnya dan hukuman “welcome to penjaranya” nya juga lebih berat agar menimbulkan efek jera daripada
tahanan yang belum pernah dipenjara sama sekali. Dan Rin dihukum 2 tahun
penjara, sedangkan Muly tersangkut pasal
303 yaitu kasus judi togel sebagai pengedar togel dengan vonis 4 bulan penjara.
Cerita awal mulanya ditangkapnya Muly sampai
bisa dipenjara diceritakan kepadaku malam itu ketika aku pertama kali tidur di
dalam Rutan dan satu kamar sel
dengannya. Berawal dari biasanya Muly tidak
pernah ikut pergi suaminya yang kerja jadi tukang becak merangkap pengedar
togel. Namun sore itu hari naas bagi Muly dan
suaminya, ketika itu suaminya bersiap-siap hendak menagih uang togel berkeliling
naik sepeda motor. Judi togel sekarang lebih modern cerita Muly, yang beli togel hanya tinggal sms saja setelah itu
tinggal ditagihi keliling dari rumah ke rumah yang beli togel sama suaminya
lewat sms. Muly yang sore itu tidak memasak bermaksud ikut suaminya
untuk membeli sayur di warung makan untuk lauk makan malam keluarganya. Ikut
suaminya pun Muly
tergesa-gesa, dia hanya mengenakan celana pendek kolor
selutut dan sandal selop suaminya yang ditaruh di depan rumah, sedangkan
suaminya sendiri menggunakan sandal jepit. Ketika mereka melaju sebentar di
jalanan itulah Muly dan suaminya langsung ditangkap polisi, alhasil bukan
sayur yang didapat malah masuk ke kantor polisi dan ditahan hehehe.. Ternyata
suaminya Muly sudah di T O alias sudah jadi Target Operasi Togel. Sekarang Muly ditahan di
Rutan dan sekamar denganku juga Rin. Malam itu aku yang kecapekan menjalankan
hukuman welcome to penjaranya juga
menceritakan sedikit tentang kasusku juga, bagaimana aku bisa ditangkap bersama
CS ku.. kejadian ketika aku dipenjara di Polres Sleman juga kuceritakan tapi tidak lengkap dengan
mereka karena aku sudah mengantuk dan kecapekan melaksanakan hukuman
penyambutan welcome to penjaranya.
Hasil ceritaku yang sepotong-sepotong semalaman yang kuceritakan kepada Muly dan Rin ditafsirkan lain oleh Muly dan membuahkan masalah bagiku keesokan harinya. Walah...ini
menjadi pelajaran yang sangat berharga bagiku untuk di kemudian hari bahwa aku
harus berhati-hati jika menceritakan sesuatu hal yang sebenarnya. Intinya kalau
aku
cerita harus lengkap ceritanya biar orang
yang mendengar tidak salah tafsir dan malah jadi bumerang bagi hidupku
selanjutnya.
(bersambung ke bag.4)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar