Selasa, 10 Maret 2015

(3) RUTAN CITY

Selesai melaksanakan hukumanku hari sudah sore, aku langsung disuruh mandi sendirian karena semua tahanan wanita sudah mandi semua kecuali aku yang masih tahanan baru. Mandiku di kamar mandi yang besar banget bagi ukuranku dan bak mandinya juga berukuran besar kurang lebih 4x1/2 meter dan ruangan kamar mandinya jadi satu dengan besi jemuran baju. 

Dan kamar mandi yang kupakai itu lagi-lagi tidak ada penutupnya alias pintu kamar mandinya. Kamar mandi itu terbuka dan hanya disekat tembok setinggi puser dewasa. Jadi kalau aku mandi telanjang jelas terlihat orang-orang yang masuk kamar mandi untuk menjemur handuk atau pakaian di besi jemuran haddeh...mumet kepalaku liat cara mandi massal orang tahanan hehe.. 

Di dalam kamar mandi massal yang besar itu terdapat tempat jemuran baju dari besi ringan, jemuran itu dipergunakan untuk menjemur handuk-handuk para tahanan dan pakaian mereka yang ketika dijemur di luar belum kering. Dan sore ini aku mandi sendirian untuk pertama kalinya di Rutan city karena semua tahanan sudah mandi ketika aku tadi lagi melaksanakan hukuman welcome to penjaranya. Mandiku yang bersejarah di dalam Rutan untuk pertma kalinya hehehe.. Perasaanku bilang gini, “ Inilah pengalamanku pertama kali mandi di penjara yang dihuni wanita-wanita tahanan yang sama-sama bermasalah dengan hukum hehe”. Dan rasanya tak bisa kulukiskan.. rasanya gimanaaa gitu. Seperti aku masuk dalam komunitas penjahat wanita hahaha..  

Selesai mandi, aku membawa baju kotorku dan peralatan mandiku  berjalan menuju ke kamar sel yang ditunjukkan tamping wanita itu yaitu di kamar sel no 4. Setelah menaruh baju kotorku di ember kamar selku akupun ikut apel sore di komplek tahanan blok wanita. Ternyata setiap sore jam 16.30 WIB semua tahanan sudah harus masuk blok. Blok itu istilah keren penjara yang maksudnya semua tahanan dimasukkan ke kamar sel masing-masing lalu digembok dari luar oleh petugas yang menjaga kamar sel. Apel sore itu dilaksanakan hampir mirip dengan kegiatan yang dilakukan ketika aku sekolah dulu, ini adalah urut-urutan pelaksanaan apel di blok wanita.

Ada seorang tahanan wanita yang berdiri menghadap teman-teman yang berbaris rapi menghadap tahanan wanita sebagai pimpinan barisan. Pimpinan barisan yang menghadap teman-teman sesama tahanan wanita mulai berteriak lantang,

“Siap Grak”.

“Setengah lengan lencang kanan grak!”.

“Tegap grak”.

“Berhituuuung”.

Ketika aba-aba berhitung, semua kepala menengok ke ujung barisan paling kanan.

“Mulai!”, lalu semua tahanan mulai berhitung dari ujung kanan sambil meluruskan pandangan ke depan.

Jumlah tahanan yang berbaris dua orang dua orang itu memanjang ke samping kiri dan jika di belakangnya ada ruang kosong dalam barisan, tidak ada tahanan yang berbaris di belakangnya. Maka tahanan paling ujung kiri yang berdiri di barisan bagian belakang mengatakan “ Kurang satu.” Jika  jumlah tahanan yang berbaris tidak ada yang kosong barisan belakangnya, maka tahanan paling ujung kiri yang berdiri di belakang mengatakan “ Lengkap!”.

Setelah selesai berhitung pimpinan barisan berteriak lantang,
“Istirahat di tempat grak!”.

Posisi ini digunakan untuk berdiri diam sambil tangan dibondo ke belakang, untuk mendengar arahan dari petugas wanita. Dan kadang diisi juga oleh para tahanan yang mengingatkan petugas blok wanita bahwa ada jadwal kegiatan para tahanan hari ini (hal ini dilakukan jika apel pagi saja, kalau apel sore hari tidak ada arahan). Jadwal kegiatan para tahanan hari besukannya dibagi dua, tahanan yang masih menjalani proses sidang hari besukannya Senin dan Kamis, sedangkan tahanan yang sudah mendapat vonis jadwal besukannya hari Rabu dan Sabtu. Para tahanan juga mengingatkan petugas jika hari itu ada jadwal ke koperasi yang dijadwalkan tiap hari Senin, Rabu dan Jumat saja. Atau pemberitahuan dari para tahanan kepada petugas jika ada tahanan yang hari itu menjalani sidang di pengadilan dan pemberitahuan yang terakhir biasanya pemberitahuan ke petugas blok wanita bahwa ada tahanan yang hendak ke Poliklinik. Setelah selesai laporan dari para tahanan dan selesainya arahan dari petugas, pasukan tahanan yang mengikuti apel pagi disiapkan kembali.

Petugas tahanan wanita yang menyiapkan para tahanan berteriak lantang kembali,
“Siap grak!”

“Sebelum mengawali aktivitas hari ini, kita berdoa.”

“Berdoa mulai.”

Hening sejenak lalu teriak lagi pimpinan barisan,
“Berdoa selesai.”

“Bubar jalan!”


Lalu semua barisan balik kanan dan membubarkan diri menuju ke kamar sel masing-masing. Aku menuju kamar 4, kamar sel tempat aku tidur yang sebelumnya sudah dihuni oleh dua wanita dengan kasus berbeda. Rin tersangkut pasal 127, yaitu kasus pemakaian sabu-sabu.  Sebelum Rin dipenjara seperti sekarang bersamaku, ternyata Rin dulu juga pernah mengalami dipenjara dengan kasus yang sama, yaitu narkoba. Jadi karena Rin pernah dipenjara Rin kemudian menyandang gelar “R” yaitu Residivis. Biasanya kalau tahanan baru yang sudah pernah dipenjara lalu dipenjara lagi akan mendapatkan hukuman yang lebih berat vonisnya dan hukuman “welcome to penjaranya” nya juga lebih berat agar menimbulkan efek jera daripada tahanan yang belum pernah dipenjara sama sekali. Dan Rin dihukum 2 tahun penjara, sedangkan Muly tersangkut  pasal 303 yaitu kasus judi togel sebagai pengedar togel dengan vonis 4 bulan penjara. Cerita awal mulanya ditangkapnya Muly sampai bisa dipenjara diceritakan kepadaku malam itu ketika aku pertama kali tidur di dalam  Rutan dan satu kamar sel dengannya. Berawal dari biasanya Muly tidak pernah ikut pergi suaminya yang kerja jadi tukang becak merangkap pengedar togel. Namun sore itu hari naas bagi Muly dan suaminya, ketika itu suaminya bersiap-siap hendak menagih uang togel berkeliling naik sepeda motor. Judi togel sekarang lebih modern cerita Muly, yang beli togel hanya tinggal sms saja setelah itu tinggal ditagihi keliling dari rumah ke rumah yang beli togel sama suaminya lewat sms. Muly yang sore itu tidak memasak bermaksud ikut suaminya untuk membeli sayur di warung makan untuk lauk makan malam keluarganya. Ikut suaminya pun Muly tergesa-gesa, dia hanya mengenakan celana pendek kolor selutut dan sandal selop suaminya yang ditaruh di depan rumah, sedangkan suaminya sendiri menggunakan sandal jepit. Ketika mereka melaju sebentar di jalanan  itulah Muly dan suaminya langsung ditangkap polisi, alhasil bukan sayur yang didapat malah masuk ke kantor polisi dan ditahan hehehe.. Ternyata suaminya  Muly sudah di T O alias sudah jadi Target Operasi Togel. Sekarang Muly ditahan di Rutan dan sekamar denganku juga Rin. Malam itu aku yang kecapekan menjalankan hukuman welcome to penjaranya juga menceritakan sedikit tentang kasusku juga, bagaimana aku bisa ditangkap bersama CS ku.. kejadian ketika aku dipenjara di Polres Sleman juga kuceritakan tapi tidak lengkap dengan mereka karena aku sudah mengantuk dan kecapekan melaksanakan hukuman penyambutan welcome to penjaranya. Hasil ceritaku yang sepotong-sepotong semalaman yang kuceritakan kepada Muly dan Rin ditafsirkan lain oleh Muly dan membuahkan masalah bagiku keesokan harinya. Walah...ini menjadi pelajaran yang sangat berharga bagiku untuk di kemudian hari bahwa aku harus berhati-hati jika menceritakan sesuatu hal yang sebenarnya. Intinya kalau aku cerita harus lengkap ceritanya biar orang yang mendengar tidak salah tafsir dan malah jadi bumerang bagi hidupku selanjutnya.

(bersambung ke bag.4)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar