Pagi di hari ketiga aku dan Hard dipenjara,
Hard sudah tidak di blok lagi. Dia sudah bisa keluar dari kamar selnya dan berjalan terpincang-pincang,
kulihat bibirnya pecah juga bernanah sedang matanya bengkak jugawajahnya dan
seluruh badannya menurutku karena sesuai cerita Hard padaku. Aku sangat prihatin melihat dirinya, Hard melihatku tersenyum kecut. Dia ikut apel seperti biasanya
kulakukan bersama teman-teman tahanan lain. Setelah apel pagi, Hard ikut berkumpul di mushola depan kamar selnya bersama
tahanan laki-laki lain. Seperti biasa kegiatan disitu hanya diisi dengan
membaca koran bergantian. Korannya selalu baru, entah siapa yang bawa dan ada
juga koran yang lama juga. Kami disana mengisi waktu dengan membaca koran
bergantian. Kudekati Hard, lalu kuperlihatkan koran lama yang memuat berita
kasusku dan kasusnya, dia lalu membacanya dan tersenyum pahit.
Malam ketiga mulai turun, lampu-lampu penerangan mulai dinyalakan. Aku
mulai merasakan sindrom penjara mulai menyerangku. Badanku mulai sakit semua
hehehe..bagaimana tidak sakit, tidurpun hanya beralas tikar tua dan berbantal tumpukan
koran bekas..wah hal ini seumur-umur baru kurasakan sekarang, ngenes banget rasanya.... Sepertinya aku
mulai diserang depresi berat.
Walau cita-citaku aku ingin dipenjara, tapi gak siap juga jika harus
mengalami kejadian seperti ini. Haduh... tiba-tiba rasanya dadaku sesak napas, tubuhku terasa sangat kaku. Badanku
seperti diikat dan tidak bisa bergerak, rasanya kacau banget.. aku seperti merasa
sangat tersiksa berada di dalam kamar sel yang sempit, yang dipenuhi jeruji besi. Rasanya aku tidak sanggup dan
aku ingin keluar kamar sel dan menuju tempat yang terbuka lebar kemudian
menghirup udara bebas dan tidur di tempat yang lebih luas. Tidak seperti di
sini di
kamar selku yang sangat sempit ini dan di dalam kamar selku ini
di mana-mana yang ada hanya ada jeruji besi. Tempat yang sempit, lorong yang
sempit hadow... paringano sabar Gusti
aku stress berat. Dalam kekacauan
perasaanku, aku mencoba mengendalikan perasaanku dan aku mencoba mengakali perasanku
dengan memikirkan pintu sel kamarku yang tidak dikunci, jadi seolah-olah kamarku
lebih terasa nyaman. Seolah-olah kubayangkan aku gampang bisa keluar kamar sel sewaktu-waktu.
Memang sih, kamar selku tidak diblok dan aku hanya
diblok sehari saja ketika pertama kali masuk penjara tahanan Polres Sleman . Tapi
kalau tidur kan pintunya harus ditutup walau gerendelnya tidak dipasang tapi
tetap aja rasanya dipenjara hehehe... akhirnya kuakali pintu kamar selku kudorong sedikit untuk
meyakinkan diriku bahwa aku tidak terbelenggu di kamar sel dan setelah itu perasaanku jadi merasa sedikit tenang, bisa sedikit
rileks sehingga aku bisa tidur lagi kemudian.
Tapi tak begitu lama tertidur, gangguan faktor lain datang lagi. Suara
orang berombongan masuk lagi
ke dalam tahanan malam-malam, suara sepatu polisi berderap ramai dan diimbangi suara ramai melewati
depan selku lagi. Pintu kamar sel bekas Hard ditahan
sebelah kiriku sebenarnya sudah kosong tadi pagi karena Hard sudah dipindah ke kamar sel tahanan lain di sebelah kananku
yang lebih besar ukurannya. Yang dihuni kurang lebih 5 orang tahanan laki-laki.
Tapi malam ini sepertinya sel sebelah kiriku diisi lagi oleh tahanan yang baru
masuk. Suara ampun pak, lalu terdengar bunyi bak buk bak buk..terdengar lagi
dari sebelah kiri selku. Aku mendengarkan suara-suara itu sambil tiduran
meringkuk lagi sambil mencoba menatap ke arah luar selku. Mencoba melihat apa
yang bisa kulihat dalam keterbatasanku di dalam kamar selku tapi tidak ada yang
terlihat hehehe..Setelah itu aku mencoba memejamkan mataku, akupun mencoba
tidur. Perasaanku gelisah memikirkan,”Apa ya kira-kira yang terjadi di samping
kiri kamar selku dan siapa ya tahanan baru itu lalu terlibat kasus apa ya dia...?” Pertanyaan-pertanyaan itu memenuhi benakku dan akhirnya
aku tidak bisa tidur nyenyak lagi cilekek... aku merasa sungguh
tersiksa di sini. Oh...ampun Pemerintah, aku gak mau lama-lama di penjara sini.
Cukup sekali saja sudah aku dipenjara ini, ternyata huaduh sengsara betul ya di
penjara benar-benar sengsaraaaa.....
Akhirnya pagi menjelang lagi dan siksaanku hari ini bertambah lagi karena
ini hari keempat aku dipenjara di Polres Sleman tapi kalau dihitung dari
penangkapanku ini hari keenam dan bagaimana rasanya diriku jika tidak ganti
baju selama 6 hari...waduh ini rasanya, badanku
terserang rasa gatal-gatal. Karena kulitku tergolong sensitif, rasa gatal di badanku karena
bajuku yang sudah lama tidak ganti sekalian seperangkatnya hahaha ..alias pakaian dalam
juga tidak ganti huhuhu.... Akupun mulai berpikir, hari ini bagaimanapun caranya aku harus
ganti baju. Pagi ini pokoknya aku harus bisa mencuci bajuku, agar sore harinya
bajuku
bisa kering dan bisa kupakai lagi. Di tengah
kebingunganku, tiba-tiba tamping blok muncul di hadapanku,” Mas, bisa pinjami
aku baju bisa gak.. aku sudah 5 hari gak
ganti baju mas dan badanku gatal semua”, ceritaku pada tamping blok itu.
“Oh ya sebentar, saya carikan dulu”, jawabnya sambil ngeloyor pergi lagi
dari hadapanku.
Tak lama kemudian dia membawakan celana pendek hawai berwarna pink gelap
kombinasi hitam dan kaos putih oblong hadiah partai yang tebal.
“Kupinjam dulu ya mas”, kataku.
“Pakai saja!”, katanya.
“Itu di ruang nyuci baju ada, pakai saja!”, katanya.
“Ya, makasih ya mas”, kataku.
Komplit ya jaluk annya pinjam
baju trus minta sabun cuci baju juga. Padahal kemarin minta sabun mandi, odol dan handuk juga hehehe…
(bersambung ke bag.9)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar