Kamis, 12 Maret 2015

(9) Lapas Wirogunan

Kisah rohaniku kenapa orang jahat kok bisa kaya
Kenapa sih orang jahat kok kaya? Hal ini menjadi pertanyaan dalam kehidupanku. Dan jawabannya kudapatkan ketika aku membaca di dalam kamar selku di Lapas, majalah Bahana cetakan bulan November 2007 yang dibagikan gratis di Gereja Lapas. Aku mendapat jawabannya saat itu juga. Mungkin cara berpikirku juga sama dengan beberapa orang lain, seharusnya Tuhan memberikan kekayaan kepada mereka yang hidup di jalan Tuhan dan taat menjalankan perintahNya. Tuhan ternyata memberi hukuman kepada orang-orang yang jahat tapi kaya tidak secara langsung. Alias Tuhan mengijinkan seseorang yang jahat untuk mendapatkan kekayaannya terlebih dahulu dan setelah itu Tuhan kemudian mengambil kekayaan tersebut.

3 macam hukuman orang yang tidak taat kepada firmanNya yang kusarikan dari majalah Bahana ketika aku masih di dalam penjara adalah :

  1. Ladang gandum (berharap mendapatkan hasil yang cukup)
      Banyak benih yang akan kaubawa ke ladang tetapi sedikit hasil yang akan kau kumpulkan sebab belalang akan menghabiskannya”. (Ulangan 28:38)

  1.   Kebun anggur (berharap mendapatkan banyak hasil)
Kebun-kebun anggur akan kau buat dan akan kau usahakan tetapi engkau tidak akan meminum atau menyimpan anggur sebab ulat akan memakannya. (Ulangan 28:39)

  1.  Kebun zaitun ( berharap mendapatkan sangat banyak hasil)
Pohon-pohon zaitun akan kau punyai di seluruh daerahmu tetapi engkau tidak akan berharap dengan minyaknya sebab buah zaitunmu akan gugur”. (Ulangan 28:40)

Amsal mengatakan hukuman setimpal untuk orang berdosa,
Orang baik meninggalkan warisan bagi anak cucunya tetapi kekayaan orang berdosa disimpan bagi orang yang benar”. ( Amsal 13:22)
Jadi jangan iri dengan orang kaya yang berbuat kejahatan. Hukuman buat mereka jauh lebih hebat dari yang bisa kita bayangkan! Ini yang aku baca, rangkum dan salin sebagian. Tulisan ini ditulis oleh Benny santoso, S,T,M.com. penulis buku best seller All about money.

Trauma kegagalanku hasilnya indah kemudian    
Trauma masalalupun pernah ku alami, aku takut gagal dan takut mencoba. Tapi dengan bersandar pada Tuhan aku yakin Tuhan menguatkan aku untuk mengambil pilihanku sendiri apapun resikonya dan sepahit apapun hasilnya. Walau perasaanku berubah dan mudah berubah tapi kasih dan Firman Tuhan takkan berubah sepanjang hidupku.

Pernah aku mengalami gagal, gagal dalam mahligai rumah tangga, gagal mendapatkan harta gono gini. Juga gagal memperjuangkan hukumanku agar berkurang, karena hukuman penjara yang ku dapatkan ketika putusan vonis dibacakan nge-Ban alias tidak berkurang sedikitpun. Saat mengalami kegagalan, aku sebagai manusia biasa terus terang kecewa. Tapi Tuhan yang kita sembah tidak pernah gagal. Apa yang direncanakan selalu berhasil pada akhirnya. Saat kita mengalami kegagalan, Tuhan tetap dapat memanfaatkan kegagalan kita untuk menjalankan rencanaNya, mendatangkan kebaikan bagi kita, bahkan Ia sanggup  mengubah apa yang terlihat sebagai kenyataan buruk menjadi sesuatu yang baik...dan hasilnya setelah aku beberapa kali gagal, aku mulai sukses sebagai terapis yang bisa menyembuhkan orang dengan keahlianku yang dari Tuhan. 

Kreatifitas di dalam penjara
Hidup di penjara memacu kita untuk kreatif, hal ini kualami ketika aku ikut kegiatan kesenian di Lapas. Beberapa WBP perempuan yang dipilih BIMASWAT dibon dan disuruh ikut kegiatan kesenian di dalam Lapas. Selama di dalam Lapas, aku juga sempat di bon untuk ikut kegiatan Kesenian dalam Lapas. Kegiatan kesenian yang kuikuti bermacam-macam dan ada foto-foto kegiatannya yang juga aku masukkan dalam buku life storyku agar pembaca bisa melihat kegiatanku selama di penjara dalam Lapas Wirogunan. Yang jarang orang bisa melihat yang sebenarnya, bagaimana sih keadaan di dalam penjara yang sesungguhnya. Terkadang aku dan beberapa WBP pilihan BIMASWAT ikut paduan suara Lapas jika ada upacara hari-hari penting di Indonesia, misal upacara 17 agustus an dan upacara hari Lapas sempat kuikuti selama aku dipenjara. Terkadang aku dan beberapa WBP pilihan BIMASWAT juga mengikuti fashion show hehehe...heran kan kok ada fashion show di dalam Lapas hihihi..pertamanya aku juga bingung og...tetapi setelah tahu kegiatannya seperti apa..aku sudah gak bingung lagi.  Terkadang ada juga kegiatan yang mirip  operette , karena ada petugas BIMASWAT yaitu pak Iwa atau WBP pilihan yang pandai menyanyi, mereka menyanyi live disertai dengan sandiwara dan tari-tarian yang kocak para WBP sehingga mengundang tawa. Jika ada kunjungan dari luar Lapas, aku dan teman-temanku para WBP pilihan yang ikut kesenian menyambut dengan suguhan kesenian yang ditampilkan para WBP pilihan di dalam Lapas

Kunjungan itu biasanya dari macam-macam instansi juga dari sekolahan juga. Yang pernah kutahu adalah kunjungan mahasiswa dari Bandung atau dari instansi pemerintahan seperti yang pernah kutahu kunjungan dari WANRA. Ketika aku dipenjara disana juga ada kunjungan mahasiswa asing entah darimana yang jelas mereka terdiri dari beberapa warganegara lain ini bisa diliat dari wajah mereka yang seperti orang Cina, orang Jepang, orang India dan orang Eropa.

testimoni penyambutan kunjungan mahasiswa Sekolah Tinggi Hukum Bandung oleh salah satu WBP Lapas Wirogunan

Penampilanku dan beberapa temanku yang hendak tampil dalam menyambut kunjungan instansi atau mahasiswa dari luar penjara, dibikin lucu. Teman-temanku yang mencoba mendandani aku dengan model rambut curly alias dibikin keriting seperti untir-untir. Curly-nya dengan cara unik yaitu menggunakan kertas koran dipotong dan dilipat memanjang lalu rambut diambil sedikit dan diberi foam lalu kertas koran yang sudah dilipat dibelitkan lalu digulung dari ujung rambut sampai pangkal rambut setelah itu diikat. Hal ini dilakukan menjelang tidur sehingga saat bangun tidur ketika gulungan kertas koran dibuka satu per satu sampai  semua dibuka hasil rambutnya menjadi seperti untir-untir alias curly ala penjara hehehe... Inilah salah satu kreatifitas penjara yang pernah kualami ketika aku ikut kegiatan kesenian untuk tampil mengisi acara kunjungan  mahasiswa hukum dari kota Bandung ke Lapas Wirogunan.

Kreatifitas yang lain kudapatkan di dalam penjara yaitu bikin mie yang dinamai mie kum. Caranya mie instan dibuka dan dimasukkan ke kotak makan yang ada tutupnya. Mie yang dimasukkan ke kotak makan yang ada tutupnya diberi air panas banget yang berasal dari jerigen jatah minum para WBP yang dikirim tiap pagi dan sore hari. Air matang yang panas itu di masukkan ke kotak makan  secukupnya setelah itu kotak makan di tutup rapat selama beberapa menit sampai mie instant empuk dan mengembang kemudian baru dibuang airnya dan diberi bumbu maka jadilah mie kum ala penjara. Di kamar sel penjara tidak ada kompor ataupun stop kontak listrik di tembok kamar sel jadi para WBP jika ingin masak mie harus kreatif hehe…. Dan di dalam penjara mie ini terkenal dengan nama mie kum hahaha..Walaupun kurang mantap hasilnya, tapi yach mau bagaimana lagi namanya juga penjara hehehe... Dinikmati aja deh rasa mie kum nya. Kalau lagi pada pengen banget makan mie instant di dalam penjara hehehe...

Kreatifitas yang lain lagi kudapatkan dalam penjara adalah menyetrika baju. Ehm menyetrika baju di sini tidak seperti dibayangkan orang kebanyakan lho yang menggunakan setrika listrik lalu setrikaan bajunya jadi rapi hohoho... sekali lagi dijelaskan penjara tidak ada setrika listrik karena tidak ada stop kontak dalam kamar sel kecuali di Binker laki-laki memang ada strikaan tapi digunakan untuk  menerima laundry. Baju-baju yang dilaundry setahuku hanya milik pegawai Lapas saja hehehe...jadi kami para WBP gak pernah pakai baju setrikaan. Yang berada di Binker Lapas hanya WBP laki-laki saja, sedang WBP wanita tidak kerja di Binker dan tidak boleh keluar blok wanita seenaknya tanpa ijin dan tanpa dikawal petugas wanita.

Besukan Lapas salah satu cara sedikit bebas bagi yang bosan diblok dan cerita sumber uang di dalam Lapas
WBP wanita lebih sering berada di dalam blok wanita yaitu suatu tempat seperti rumah kuno yang berdiri tersendiri dengan dikelilingi tembok tinggi setinggi kurang lebih 3 meter. Kami para WBP wanita bisa keluar blok wanita jika dibesuk oleh keluarganya yang boleh membesuk ke Lapas setiap hari Senin sampai dengan Kamis dan hari Sabtu dan hanya dari jam setengah 9 pagi sampai jam 12 siang kurang lebih. Sedang hari Jumat dan Minggu tidak ada besukan . Kami para WBP wanita bisa juga keluar blok wanita jika mau menukarkan uang yang berbentuk voucher menjadi nominal yang lebih kecil jumlahnya atau mencairkan uang tabungan dengan dikawal petugas wanita ke kantor Lapas bagian penukaran uang. Kami para WBP yang dipenjara tidak diperbolehkan memegang uang tunai. Maka di penjara kami para WBP disediakan voucher uang yang berbentuk kertas kecil tipis yang tertulis nominal uangnya digunakan untuk membeli kebutuhan sehari-hari di koperasi Lapas misal sabun mandi, sabun cuci baju, shampoo, pasta gigi, makanan kecil dan kebutuhan  lainnya yang dibutuhkan para WBP ketika kami hidup di dalam penjara. Voucher uang adalah sejenis kertas tipis seperti kertas hvs berwarna pink kadang hijau dan bertuliskan nama kita sebagai pemilik voucher uang yang ditulis oleh petugas bagian voucher uang dan bertuliskan pecahan nominal uang yang diinginkan para WBP sesuai jumlah uang milik para WBP yang tersimpan di Lapas tentunya. Voucher uang bisa diambil semua atau dititipkan sebagian uangnya ke kantor penukaran voucher uang. Kalau WBP yang gak punya uang ya gak bisa punya voucher uang hehehe..

Uang para WBP didapatkan dari berbagai sumber uang antara lain dari para pembesuknya yang biasanya adalah orangtuanya, saudaranya, suaminya, istrinya, anaknya, temannya dan ada juga sumber uang yang didapat dari petugas Lapas yang memakai jasa para WBP atau sumber uang di dapat dari teman sesama WBP yang memakai jasa temannya satu sel. Seperti aku contohnya, aku ini jarang dibesuk oleh siapapun itu hehe... Aku hanya dibesuk oleh mantan suamiku 1x setiap bulannya dan dia memberikan uang padaku ketika membesukku. Uang yang diberikan padaku sudah dalam bentuk voucher uang sesuai nominal uang yang diberikan mantan suamiku kepadaku. Mantan suamiku telah menukarkan uang yang akan diberikan padaku kepada petugas yang mengurusi penukaran uang ke bentuk voucher uang di kantor Lapas bagian depan. Sumber uang lain yang kudapat dari Lapas adalah kiriman dari adikku yang di Malang yang tiap bulan kirim uang kepadaku dari hasil penjualan motorku honda beat yang berada di Jakarta. 

Sebenarnya  uang penjualan honda beat sekitar 6,5juta sedianya buat bayar polisi dan jaksa agar hukumanku diperingan tapi karena uangnya kurang aku gak jadi bayar polisi dan jaksa itu. Lha wis polisinya yang ditanyain adikku yang tak suruh ngurus hukumanku agar diperingan itu bilang kepada adikku.” Kalau mau hukuman kakakmu diperingan dan hukumannya hanya sampai 4 bulan penjara saja uang yang disediakan 20 juta untuk bayar jaksanya”. Wealah mahal banget bagi ukuran diriku yang gak punya uang waktu itu. Jadi batallah usahaku buat bayar jaksanya agar hukumanku diperingan. Akhirnya uang hasil penjualan honda beat pink kesayanganku yang sedianya buat kendaraan jika aku kerja di Jakarta, dipergunakan untuk menghidupi aku di dalam penjara dan dikirimi adikku tiap bulan sejumlah 500ribu. Adik yang mengurus keuanganku selama di penjara dalam Lapas, rumahnya berada di Malang dan tidak bisa datang menjengukku ke Lapas setiap waktu. Bingung juga ya caranya gimana agar uang kiriman adikku bisa masuk Lapas. Dalam kebingunganku, aku mendapat pertolongan dari ibu petugas yang baik hati yang bersedia mengambilkan uang kiriman adikku lewat Indomaret dan uang kiriman uang dari adikku diubahnya menjadi bentuk voucher uang dan baiknya lagi ibu petugas yang baik hati itu tidak memungut persenan sama sekali alias 86 hehehe masalahnya di penjara banyak 86 nya hehehe...tahukan 86? 

Sumber uang lainnya yang didapat olehku adalah dari petugas Lapas sendiri yang memakai jasaku memijat. Di Lapas aku juga terkenal bekerja sebagai terapis yang bisa menyembuhkan petugas atau teman WBP yang sakit. Mereka membayarku ada yang berbentuk voucher uang juga ada yang membayarku hanya dengan diberi mie instant beberapa biji atau lauk makanan juga snack hehehe..gak dibayarpun aku sebenarnya ikhlas tapi teman-temanku dan ibu petugas bilang bahwa kamu kan kerja jadi ya harus dibayar, akhirnya akupun mau dibayar juga. Kerjaku di dalam Lapas waktu itu kalau ada yang membutuhkan keahlianku antara lain mengembalikan urat yang kesleo dan menyembuhkan sakit keluhan petugas dan teman-temanku para WBP. Misalnya ada petugas wanita yang bernama bu Em yang pengen kurus dan pengen perutnya kecil lalu kupijat setelah beberapa hari komentarnya biasanya kalau jam 11 malam diajak makan suaminya makan mie atau nasi goreng mau, sekarang gak mau karena perutnya masih terasa kenyang banget rasanya gak bisa menerima makanan banyak perutnya setelah dipijat. 

Petugas laki-laki yang bernama pak Bud yang berbadan gendut tinggi besar jatuh main futsal lalu terkilir tangannya ketika kuperiksa terkilirnya sampai ke otot punggungnya  ketika kupijat dan kukembalikan ototnya yang terkilir di tempatnya lagi pak Bud sembuh dari keluhan tangannya. Petugas laki-laki lain yang bertugas menjaga dapur datang ke kantor petugas wanita yang jaga blokku dia terkilir di pergelangan tangannya ketika aku berada disana kucoba pijat kukembalikan otot pergelangan tangannya yang bermasalah ke tempatnya lagi dan sembuh. Petugas wanita yang bernama bu Hen terkilir kakinya karena pernah jatuh dari motor hampir 30 tahunan yang lalu karena jaman SMA jatuh dari motornya dan efeknya lututnya sering sakit tiap hawa dingin, setelah kupijat beberapa kali sembuh. Ibu petugas yang bernama bu Enda yang menderita sakit lever ketika memakai jasa pijatku, dia merasakan perut bagian levernya seperti ada yang mijat langsung ke levernya hehehe..padahal aku mijatnya dari telapak kaki. Ibu petugas yang bertugas di kantor besukan juga ibu petugas yang mengurusiku pengurusan CB juga pengen pijat penurunan berat badan ketika selesai kupijat beberapa hari ketemu aku bilang hasilnya nafsu makannya dah berkurang.Temanku yang bernama Dew Seka kasus penipuan uang counter hp, dia menderita cidera di jari kelingkingnya karena berkelahi dengan sesama WBP perempuan setelah kupijat beberapa kali  normal jari kelingkingnya. Temanku bu Agne kasus penggelapan uang kantor menderita pusing kepala ketika selesai kupijat dia merasa langsung sembuh. 

Temanku yang bernama Sant kasus trafficking menderita sakit lambung parah terkapar di kasur gak bangun berhari-hari walau sudah dapat perawatan dari klinik Lapas tetap gak sembuh-sembuh, ketika kupijat 4 hari berturut-turut langsung sembuh dan nekadnya langsung makan pedas dan kopi tetap gak kumat sakit lambungnya wealah padahal aku dah kuatir lho kalau kumat lagi. Sampai aku bilang pada temanku yang bernama Sant yang sakit lambung itu jika kamu kumat sakit lambungnya karena makanmu ngawur aku gak mau ngobati kamu lagi tapi puji Tuhan dia gak kambuh lagi sakit lambungnya. Ada juga WBP yang  bernama mak Wa kasus pembunuhan menderita sakit jantung. Dia teman sekamarku yang kumat parah sakit jantungnya ketika ada masalah di dalam kamar selnya yaitu dia melihat nyata perkelahian dalam kamar sel wanita, sakit jantungnya langsung kambuh karena ketakutan aku juga ikut menyembuhkannya sekarang gak gampang kumat saking jantungnya.  Ada juga temanku yang bernama bu Er kasus tipikor berusia sekitar 50 an menderita sakit asam urat yang lebih dari 7 kalau jalan kakinya sudah sedikit diseret dan tangannya sudah nekuk sehingga gak bisa sholat dengan berdiri, sholatnya hanya bisa duduk saja. Ketika kupijat 4 x sembuh hehehe...jadi banyak sumber uang yang kudapat ketika aku di penjara di Lapas.  Oh iya uang yang kuterima di Lapas banyak jenisnya ada yang dipecah jadi pecahan uang 10ribu, 15 ribu, 20 ribu, 25ribu, 50ribu dan 100ribu. Bentuk voucher uangnya kayak duit-duitan monopoli tapi yang di Lapas lebih sederhana hehehe...dan kita bisa mecahin uang kita dari 100 rb menjadi 10ribuan jadi voucher uang yang didapat 10 biji atau voucher 50 ribu bisa kita pecah jadi voucher 25 ribu jadi kita akan mendapat voucher uang 2 biji hehe...

WBP wanita bisa keluar blok jika di bon oleh Bimaswat juga salah satu cara bisa keluar blok dan canda temanku tentang singkatan Bimaswat adalah singkatan dari Bimbingan masyarakat Gawat hahaha...padahal bukan tapi yang kuingat sampai sekarang singkatannya itu yang benar artinya aku malah lupa hahaha…Bimaswat nge Bon WBP wanita dan WBP pria untuk mengikuti kegiatan kesenian misal ada fashion show dan sesi wawancara ketika ada kunjungan masyarakat dari luar Lapas. Kadang Lapas dikunjungi mahasiswa hukum atau dikunjungi dari instansi pemerintah.

Terkadang WBP wanita bisa keluar blok wanita jika ada pelajaran menjahit karena  mesin jahitnya yang hanya berjumlah 3 biji itu hehe…disimpan di kantor Lapas di lantai atas.

WBP wanita bisa juga keluar Lapas jika hendak ke perpustakaan yang hanya diselenggarakan pada hari selasa saja. Dan para WBP wanita bisa keluar blok wanita jika ada yang ke gereja, kebetulan dari semua WBP wanita di dalam Lapas ketika itu hanya ada aku dan mak Wa yang beragama kristen.

Dan para WBP wanita yang beragama Islam bisa keluar blok wanita jika ada perayaan agama Islam saja seperti hari raya Idulfitri dan traweh setiap sore ke masjid Lapas juga pas hari raya Idul adha saja.

Para WBP wanita bisa keluar Lapas ketika perayaan 17 agustusan dengan menonton pertunjukan nyanyi di panggung agustusan.

Hm bener-benar terkurung di dalam blok ya WBP wanitanya dibanding WBP laki-laki yang lebih sedikit bebas daripada WBP wanita hehehe...


Baju yang disetrika di dalam kamar sel Lapas oleh para WBP wanita memakai cara menyiapkan kertas koran yang lebar lalu baju yang mau disetrika dilipat yang rapi seperti baju yang sudah disetrika, ditaruh di tengah koran dengan rapi setelah itu koran dilipat rapi sesuai ukuran baju yang dilipat sampai bajunya tertutup rapi semua oleh koran dan kemudian disimpan di bawah tempat tidur yang dipakai WBP. Tempat tidur kami para WBP adalah  matras tipis seukuran 3cm dan dilapisi seperti jok kursi yang berwarna coklat kehitaman membalut tempat tidur beserta bantal yang sudah dibuat dari sananya jadi satu dengan tempat tidur tersebut. Itu bentuk tempat tidur kami orang-orang yang dipenjara dan tempat tidur itu berada di dipan semen yang bentuknya memanjang dari ujung kamar ke ujung kamar yang lain. Tempat tidur itu dijejer-jejer di atas dipan semen untuk tidur para WBP di kamar sel. 

(bersambung ke bag.10)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar