Selasa, 10 Maret 2015

(2) POLSEK KOTAGEDE

Tiba-tiba adikku yang tinggal di Malang datang  pagi-pagi sekali ke Polsek Kotagede. Adikku masih gak percaya dan tak habis pikir kakak perempuannya kok bisa masuk penjara hehehe....

Yak opo sih cie, kok bisa masuk penjara?”, tanya adikku yang datang dari Malang sambil berdiri di depan pintu kamar selku.

“Aku terpaksa bantu pasienku  yang belum lama kukenal,  bawa lari motor polisi.. akhirnya aku ketangkap trus dipenjara”, ceritaku singkat.

Makakno ati-ati cie milih teman, sekarang jadi dipenjara tho”, kata adikku menasehatiku.

“Iya”, jawabku sambil tersenyum kecut.

“Minta apa makanan apa cie, nti tak belikan”, kata adikku menawari aku.

“Aku minta jahe panas aja”, kataku.

Minuman kesukaanku adalah jahe panas dan selama di penjara aku tidak pernah menikmatinya lagi. Setelah aku mengutarakan keinginanku, adikku bergegas pergi mencarikannya dan tak lama kemudian adikku sudah kembali lagi.

“Pagi-pagi gini gak ono jahe panas cik, nie burjo aja ama kue kering ya”, kata adikku.

“Ya udah gak apa-apa, makasih”, kataku.

“Tolong Bert yang di Jakarta suruh ngirim bajuku ke sini, aku gak punya baju ganti”, kataku lagi pada adikku yang dari Malang .

“Udah dipaketin kok  nanti kubawa sini”, kata adikku.

“Ya udah kalau gitu”, kataku.

“Aku gak tegel lihat kamu dipenjara cie, yak opo bocah-bocah..tahu kamu nya dipenjara?”, kata adikku lagi prihatin melihat keadaanku.

“Gak tahu, yang tahu bapaknya anak-anak aja..kemarin aku udah coba titip sms sama istrinya tahanan lain ketika aku ditahan di Polres Sleman, tapi gak tahu nih sampai apa gak..wong orangnya aja belum muncul sampe sekarang ”, kataku.

“O iyo cik, aku disms dhek e makanya aku bisa ke sini”, kata adikku.

“Ow gitu”, kataku.

Ternyata adikku diberitahu mantan suamiku tentang keberadaanku yang telah masuk penjara. Berarti smsku yang kutitipkan keluarga tahanan lain yang pernah besuk di tahanan Polres Sleman sudah disampaikan. Puji Tuhan.

“Yang ati-ati cie besok lagi kalau cari teman”, nasehat adikku.

“Iya”, jawabku.

“Tolong aku diurus biar cepat bebas gimanapun caranya”, kataku lagi pada adikku.

Yak opo cik caranya, aku gak tahu!”, kata adikku.

“Tanya sama polisinya saja bagaimana caranya ngurus aku biar cepet bebas dari penjara atau coba kamu telp temenku Han, mungkin dia bisa nolongin aku”, kataku lagi.

“Oh iya, aku punya nomernya nanti coba ku telp”, kata adikku.
      
Adikku pun menelpon Han temanku yang berada di Jakarta.
“Halo Han ini cicikku masuk penjara, apa kamu bisa nolong dia?”, telpon adikku.

Lalu Hp adikku tak lama  langsung diberikan kepadaku,“Han, aku sekarang dipenjara, apa kamu bisa mengurus aku untuk meringankan hukumanku?”, kataku berharap kepada Han temanku.

“Lho kok bisa kamu dipenjara? kemarin kan kita ketemu di Jakarta.. sekarang kok sudah dipenjara di Yogya?”, tanya Han di telpon kebingungan hehe..

Masalahnya hari Kamis aku bertemu dia di Mega Mall Bekasi sekitar semingguan kemarin dan sekarang aku kok sudah masuk penjara di Yogya hahaha….

“ Gini Han ceritanya, sebulan yang lalu aku terpaksa bantu nipu motor milik polisi dengan membantu pasienku yang belum lama kukenal dan sekarang aku tertangkap lalu  dipenjara”, kataku.

“Apa!!!!!! Motor polisi?”, tanya Han dengan kaget campur heran.

“Hehehe, iya...”, jawabku sambil tertawa.

“Ada ada aja kamu! Motor polisi kok ditipu!”, kata Han.

“Gak tahu tuh pasienku tuh kurang kerjaan kayaknya!”, jawabku.

“Ya coba nanti kuhubungi temanku di Polda siapa tahu bisa bantu.. nanti kukabari lagi”, kata Han.

“Ya udah, makasih ya”, kataku.

“Ya”, kata Han.


Telponpun berakhir, adikku  pamit pergi dulu karena jam berkunjung dibatasi. Sebelum pulang adikku yang seorang Pendeta mendoakan aku, mendoakan aku sambil berdiri di pintu sel kamarku dan aku berada di hadapannya ikut berdoa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar