Selasa, 10 Maret 2015

POLRES SLEMAN ( Terlibat Dalam Penangkapan Hard )

Hmm..malam yang melelahkan dan sangat mendebarkan karena Yanu dan Hard belum tertangkap alias lolos dari pengejaran polisi, sedang aku kemudian dibawa ke Polres Sleman masih dengan duduk di jok belakang mobil Yaris hitam itu. Dan aku tentu saja masih dikawal ketat oleh polisi-polisi yang terlibat dalam pengejaran tadi hi.. Setibanya di kantor polisi Sleman menjelang pagi hari sekitar jam 5 subuh. Aku disuruh keluar dari mobil Yaris itu dan disuruh duduk di bangku kayu yang di depannya terdapat meja kayu juga dan tempatnya berada di halaman kantor polisi Sleman. Aku duduk  bersama polisi-polisi yang mengejar Yanu dan Hard. Aku mengantuk dan capek sekali, kepalaku kutaruh di meja kayu itu sambil bersangga dengan kedua tanganku. Tapi  aku tidak bisa tidur, karena aku bolak balik dihampiri polisi-polisi lain yang ingin melihat dan menginterogasiku, juga memarahi aku karena Yanu dan Hard bisa lolos...lah aku disalahin lagi huhuhu...sedihnya aku.

Ternyata begini tho... rasanya jadi penjahat, apa yang aku katakan tidak ada yang percaya. Polisi-polisi itu tidak percaya pada kata-kataku, apa aku harus bilang belahlah dadaku baru bisa percaya ya hehehehe....Nasib-nasib. Sakitnya tuh disini seperti lagunya Cita Citata hehe..sakitnya tuh di dadaku karena kata-kataku gak dipercaya sama polisi-polisi itu hehehe....

Sejak aku ditangkap kemarin jam 3 sore mpe pagi hari ini aku tidak tidur dan tidak mandi, rasanya lengket bingit badanku. Menjelang pagi jam 6 an aku dibawa ke kantor polisi yang  berada di lantai atas untuk di BAP. Aku duduk di kantor polisi yang masih sepi itu. Aku mengeluarkan tisue basah dari tasku untuk mengelap wajahku yang dari kemarin sore belum mandi. Peralatan yang aku bawa di tasku sebenarnya lengkap seperti alat mandi, kosmetik, 1 kaos, 1 daster, dan 2 set baju dalam. Memang aku sengaja membawanya jika aku melakukan perjalanan luarkota. Untuk jaga-jaga saja selama perjalanan luarkota hehe... Tapi aku belum diperbolehkan  untuk  mandi, haduhhh...resiko jadi penjahat ya  mandi aja gak boleh hi... Ketika sampai waktunya di BAP, polisi yang tugasnya BAP aku marah-marah karena aku duduk di depannya sedikit tertidur ketika aku diinterogasi.

“Ditanyain malah tidur!”, teriak polisi itu dengan marah.

“Maaf pak, semalaman gak tidur jadi ngantuk”, jawabku sambil masih terkantuk-kantuk duduk di depannya.
Pertanyaan demi pertanyaan aku jawab sambil masih terkantuk -kantuk, akhirnya BAP ku selesai juga.

Akhirnya senin sore, aku diperbolehkan mandi oleh polisi gendut berkulit hitam yang mengejar Yanu dengan berbocengan naik sepeda motor tadi malam. Tapi katanya lagi-lagi,” Pintu kamar mandi tidak boleh ditutup..dibuka dikit!!”. Wealah sudah dua orang polisi yang nyuruh aku agar pintu kamar mandi gak boleh ditutup, jika aku ke kamar mandi..Peraturan dari dua polisi yang kutemui ini menurutku, mungkin agar aku tidak bisa melarikan diri dari kamar mandi. Seperti melarikan dari jendela ventilasi kamar mandi atau lebih ngerinya untuk menghindari aku melakukan hal-hal yang berbahaya seperti bunuh diri karena merasa malu atau ketakutan mau dipenjara. Dan sudah ada kejadian tahanan yang bunuh diri karena malu atau takut dipenjara info ini kuketahui nantinya ketika aku ditahan di Polres Kotagede. Ada makhluk halus penghuni kamar sel Hard dan dia adalah tahanan wanita yang gantung diri di dalam kamar sel itu. Hal ini kuketahui dari Hard yang bisa melihat makhluk halus dan bisa komunikasi dengan makhluk halus itu.Tapi, aku tidak mungkin bunuh dirilah edan po...  Apapun yang terjadi akan kuhadapi,  semua resiko akan kuhadapi dan yang jelas aku ingin hidup 1000th lagi...hehehe kaya  isi puisinya Chairil Anwar itu hehehe...jadi  ngapainlah aku bunuh diri, gak ada di kamusku untuk bunuh diri. Kayak nyawa tuh ada serepnya aja hehe..Setelah mandi aku diajak  menuju ke tempat polisi-polisi pada kumpul. Dan dari berita yang kudengar dari polisi gendut yang berkulit putih yang senantiasa mengawasiku dari  hotel Seturan kemarin, bahwa aku mau diajak ke rumah Hard di Wonosari untuk mengenali Hard.

“ Hmm, apakah Hard melarikan diri tadi malam, malah pulang ke rumahnya ya?”, pikirku.

“Wah kalau Hard benar-benar pulang ke rumahnya berarti Hard sangat bodohlah... karena polisi jelas mencari Hard ke rumahnya to... tapi kalau Hard tidak pulang ke rumahnya dan tidak ditangkap,  lalu gimana nasibku hehehe..aku ditangkap sendirian yo  gak enaklah, karena aku tidak tahu apa-apa jika ditanya motornya dijual dimana dan sama siapa dan dapat berapa uangnya...karena memang aku gak ikut menjual motornya dan gak tahu dapat uang berapa, setelah membawa lari motor milik polisi PJR dari perumahan Gedong kuning itu, aku langsung pulang ke Semarang dan gak mau ikut campur masalah motor itu mau diapain setelah dibawa lari....nah kalau gini aku jadi berpikir lebih baik Hard dan Yanu harus ditangkap sekalian aja biar aku gak sendirian ketika di tahan polisi hehehe..”, pikirku gitu.
Dan hasil penangkapannya akan kuketahui hasilnya nanti ketika aku sampai lokasi dekat rumah Hard bersama polisi-polisi itu. Apakah ada Hard di rumahnya atau tidak.. Aku duduk di samping  polisi gendut berkulit putih yang selalu mengawasiku dari kemarin itu. Sepertinya dia  baik hati kulihat, maka aku mencoba minta ijin menelepon pacar udaraku Rei.

“Pak boleh telpon pacarku gak, aku mau ngasih tahu kalau aku ditangkap polisi”, tanyaku.


“Boleh”, kata polisi gendut berkulit putih itu dan hpku yang 5610 express music diberikan padaku.

(bersambung ke bag.2)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar