Hmm..malam yang melelahkan dan sangat mendebarkan karena Yanu dan Hard belum tertangkap
alias lolos dari pengejaran polisi, sedang aku kemudian
dibawa ke Polres Sleman masih dengan duduk di jok belakang mobil Yaris hitam
itu. Dan aku tentu saja masih dikawal ketat oleh polisi-polisi yang terlibat
dalam pengejaran tadi hi.. Setibanya di kantor polisi Sleman menjelang pagi hari
sekitar jam 5 subuh. Aku disuruh keluar dari mobil Yaris itu dan disuruh duduk di bangku kayu yang di depannya terdapat meja
kayu juga dan tempatnya berada di halaman kantor polisi Sleman. Aku duduk bersama polisi-polisi yang mengejar Yanu dan Hard. Aku mengantuk dan
capek sekali, kepalaku kutaruh di meja kayu itu sambil bersangga dengan kedua tanganku.
Tapi aku tidak bisa tidur, karena aku bolak
balik dihampiri polisi-polisi lain yang ingin melihat dan menginterogasiku, juga memarahi aku karena
Yanu dan Hard bisa lolos...lah
aku disalahin lagi huhuhu...sedihnya aku.
Ternyata begini tho... rasanya jadi
penjahat, apa yang aku katakan tidak ada yang percaya. Polisi-polisi itu tidak
percaya pada
kata-kataku, apa aku harus bilang belahlah dadaku baru
bisa percaya ya
hehehehe....Nasib-nasib. Sakitnya tuh disini seperti
lagunya Cita Citata hehe..sakitnya tuh di dadaku karena kata-kataku gak dipercaya
sama polisi-polisi itu hehehe....
Sejak aku ditangkap kemarin jam 3 sore mpe pagi hari ini aku tidak tidur
dan tidak mandi, rasanya lengket bingit
badanku. Menjelang pagi jam 6 an aku dibawa ke kantor polisi yang berada di lantai atas untuk di BAP. Aku duduk
di kantor polisi yang masih sepi itu. Aku mengeluarkan tisue basah dari tasku untuk
mengelap wajahku yang dari kemarin sore belum mandi. Peralatan yang aku bawa di
tasku sebenarnya lengkap seperti alat mandi, kosmetik, 1 kaos, 1 daster, dan 2
set baju dalam. Memang aku sengaja membawanya jika aku melakukan perjalanan
luarkota. Untuk jaga-jaga saja selama perjalanan luarkota hehe... Tapi aku
belum diperbolehkan untuk mandi, haduhhh...resiko jadi penjahat ya mandi aja gak boleh hi... Ketika sampai waktunya di BAP, polisi yang tugasnya BAP
aku marah-marah karena aku duduk di depannya sedikit tertidur ketika aku
diinterogasi.
“Ditanyain malah tidur!”, teriak polisi itu dengan marah.
“Maaf pak, semalaman gak tidur jadi ngantuk”, jawabku sambil masih terkantuk-kantuk
duduk di depannya.
Pertanyaan demi pertanyaan aku jawab sambil masih terkantuk -kantuk,
akhirnya BAP ku selesai juga.
Akhirnya senin sore, aku diperbolehkan mandi oleh polisi gendut berkulit
hitam yang mengejar Yanu dengan berbocengan naik sepeda motor tadi malam. Tapi katanya
lagi-lagi,” Pintu kamar mandi tidak boleh ditutup..dibuka dikit!!”. Wealah sudah dua
orang polisi yang nyuruh aku agar pintu kamar mandi gak boleh ditutup, jika aku
ke kamar mandi..Peraturan dari dua polisi
yang kutemui ini menurutku, mungkin agar aku tidak bisa melarikan diri dari kamar mandi. Seperti melarikan
dari jendela ventilasi kamar mandi atau lebih ngerinya untuk menghindari aku melakukan
hal-hal yang berbahaya seperti bunuh diri karena merasa malu atau ketakutan mau
dipenjara. Dan sudah ada kejadian tahanan yang bunuh diri karena malu atau
takut dipenjara info ini kuketahui nantinya ketika aku ditahan di Polres
Kotagede. Ada makhluk halus penghuni kamar sel Hard dan dia adalah tahanan wanita yang gantung diri di dalam
kamar sel itu. Hal ini kuketahui dari Hard yang bisa
melihat makhluk halus dan bisa komunikasi dengan makhluk halus itu.Tapi, aku
tidak mungkin bunuh dirilah edan po...
Apapun yang terjadi akan kuhadapi, semua resiko akan kuhadapi dan yang jelas aku
ingin hidup 1000th lagi...hehehe kaya
isi puisinya Chairil Anwar itu hehehe...jadi ngapainlah aku bunuh diri, gak ada di kamusku
untuk bunuh diri. Kayak nyawa tuh ada serepnya aja hehe..Setelah mandi aku
diajak menuju ke tempat polisi-polisi
pada kumpul. Dan dari berita yang kudengar dari polisi gendut yang berkulit
putih yang senantiasa mengawasiku dari
hotel Seturan kemarin, bahwa aku mau diajak ke rumah Hard di Wonosari untuk mengenali Hard.
“ Hmm, apakah Hard melarikan diri tadi malam, malah pulang ke rumahnya ya?”, pikirku.
“Wah kalau Hard
benar-benar pulang ke rumahnya berarti Hard sangat bodohlah... karena polisi jelas mencari Hard ke rumahnya to... tapi kalau
Hard tidak pulang ke rumahnya dan tidak ditangkap, lalu gimana nasibku hehehe..aku ditangkap sendirian yo gak enaklah, karena aku tidak tahu apa-apa jika ditanya motornya
dijual dimana dan sama siapa dan dapat berapa uangnya...karena memang aku gak
ikut menjual motornya dan gak tahu dapat uang berapa, setelah membawa lari motor milik polisi PJR dari perumahan Gedong kuning itu, aku langsung pulang ke Semarang dan gak mau ikut campur masalah motor itu
mau diapain setelah dibawa lari....nah kalau gini aku jadi berpikir lebih baik Hard dan Yanu harus ditangkap sekalian aja biar aku gak sendirian
ketika di tahan polisi hehehe..”, pikirku gitu.
Dan hasil penangkapannya akan kuketahui hasilnya nanti ketika aku sampai
lokasi
dekat rumah Hard bersama polisi-polisi
itu. Apakah ada Hard di rumahnya atau tidak.. Aku duduk di samping polisi gendut berkulit
putih yang selalu mengawasiku dari kemarin itu. Sepertinya dia baik hati kulihat, maka aku mencoba minta ijin menelepon pacar udaraku Rei.
“Pak boleh telpon pacarku gak, aku mau
ngasih tahu kalau aku ditangkap polisi”, tanyaku.
“Boleh”, kata polisi gendut berkulit putih itu dan hpku yang 5610 express music diberikan padaku.
(bersambung ke bag.2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar