Selasa, 10 Maret 2015

(3) POLRES SLEMAN ( Kisah Akhir Penangkapan Hard )

Mobil yang kutumpangi dah berjalan kembali ke Yogya dengan membawa Hard dan aku. Aku menengok sekali-kali ke belakang melihat kondisi Hard yang babak belur. Polisi gendut berkulit putih yang baik hati dan duduk di sebelahku memberikan minum ke Hard dan langsung diterima dan diminum oleh Hard. Mobil yang kutumpangi berhenti di ATM BRI, ada sesuatu yang dikerjakan polisi gendut berkulit putih di sebelahku. Ketika mobil yang kutumpangi berhenti itu aku disuruh pindah ke mobil Grand Livina oleh polisi gendut yang masih berusia lebih muda daripada polisi gendut yang mengikat tangan Hard tadi walau sama-sama berkulit hitam hehe..lha kok gendut-gendut ya polisinya hehe..polisi yang pindah ke mobil yang kutumpangi adalah polisi yang diserempet mobil Yanu ketika kemarin melarikan diri dari kejaran polisi di hotel Seturan. Lalu polisi itu pindah ke mobil yang ditumpangi aku tadi, sepertinya Hard akan dihajar lagi oleh polisi itu.
Sampai di Yogya, mobil yang kutumpangi berhenti di rumah makan Padang. Polisi- polisi itu ternyata kelaparan juga, aku juga diajak turun untuk ikut makan bersama mereka, sedang Hard tetap di dalam mobil. Aku makan bersama polisi-polisi itu, makanku benar-benar tak berselera karena peristiwa yang sedang kualami. Makanku hanya sedikit untuk menghargai polisi-polisi yang berbaik hati mengajakku makan malam di warung makan padang.

Setelah selesai makan, rombongan polisi juga aku dan Hard meluncur ke kantor Polres Sleman. Di Polres Sleman, aku di suruh masuk kantor di lantai bawah yang lokasinya sebelah kamar mandi yang aku gunakan untuk mandi kemarin sore. Disana aku difoto tampak samping kanan, tampak samping  kiri dan tampak depan hehehe.. kayak di film yang kutonton penjahatnya difoto ginian juga ketika ditangkap hehehe..sekarang aku menjalani sendiri nyata dalam hidupku hohoho.... 

Setelah selesai difoto dari berbagai pose samping kiri, samping kanan, dan dari depan..aku duduk di dalam kantor itu lama sekali. Di sana aku menunggu Hard diinterogasi oleh polisi-polisi itu. Polisi yang di dalam kantor itu tahu kalau pekerjaanku bisa terapi dan mendeteksi penyakit lewat refleksi ketika aku diinterogasi polisi-polisi itu. Maka sambil menunggu Hard selesai diinterogasi, aku disuruh merefleksi telapak kaki satu demi satu polisi yang berada di kantor itu untuk mendeteksi penyakitnya. Karena aku gak membawa krim massage, aku memijat telapak kaki mereka menggunakan minyak putih yang ada di kantor itu, hasilnya tanganku sedikit lecet karena kurang licinnya media telapak kaki polisi-polisi itu karena hanya pake minyak putih mijat telapak kakinya dan karena keras-keras telapak kaki para polisi itu hehe.. Dan hasil deteksiku, kebanyakan kondisi mereka baik alias sehat. Namanya juga polisi jadi kondisinya ya harus sehatlah hehehe… masa polisi penyakitan. Ketika aku sedang  mendeteksi penyakit salah seorang polisi tiba-tiba polisi PJR korbanku muncul di pintu kantor sambil berkata,

“Aku gak tega melihatnya dihajar, aku disuruh ikut menghajar tapi aku gak mau... Seumur-umur aku belum pernah melihat orang dihajar seperti itu”.


Polisi lainnya yang mendengar komentar polisi PJR itu hanya diam dan senyum-senyum saja, ternyata polisi PJR korbanku itu orangnya baik dan  tidak kejam. Aku mendengar suara bak buk yang terdengar dari luar kantor yang kupakai terapi polisi-polisi yang nunggu proses interogasi Hard. Hanya terdengar suara pukulan saja dan tidak terdengar  suara teriakan kesakitan dari Hard. Setelah polisi-polisi yang menghajar Hard capek, aku dan Hard dibawa ke lantai  atas kantor polisi untuk persiapan BAP. Saat itu hari sudah menjelang pagi, langit sudah mulai terang. Dan berarti aku sudah dua malam tidak tidur hoho..... 

(bersambung ke bag.3)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar