Mobil yang kutumpangi dah berjalan kembali ke Yogya dengan membawa Hard dan aku. Aku menengok sekali-kali ke belakang melihat
kondisi Hard yang babak belur. Polisi gendut berkulit putih yang baik
hati dan duduk di sebelahku memberikan minum ke Hard dan langsung diterima dan diminum oleh Hard. Mobil yang kutumpangi berhenti di ATM BRI, ada sesuatu
yang dikerjakan polisi gendut berkulit putih di sebelahku. Ketika mobil yang
kutumpangi berhenti itu aku disuruh pindah ke mobil Grand Livina oleh polisi
gendut yang masih
berusia lebih muda daripada polisi gendut yang mengikat tangan Hard tadi walau
sama-sama berkulit hitam hehe..lha kok gendut-gendut ya
polisinya hehe..polisi yang pindah ke mobil yang kutumpangi adalah polisi yang diserempet mobil Yanu ketika kemarin melarikan diri dari
kejaran polisi
di hotel Seturan. Lalu polisi itu pindah ke mobil yang ditumpangi aku
tadi, sepertinya Hard akan dihajar lagi oleh polisi itu.
Sampai di Yogya, mobil yang kutumpangi berhenti di rumah makan Padang.
Polisi- polisi itu ternyata kelaparan juga, aku juga diajak turun untuk ikut
makan bersama mereka, sedang Hard tetap di
dalam mobil. Aku makan bersama polisi-polisi itu, makanku benar-benar tak
berselera karena peristiwa yang sedang kualami. Makanku hanya sedikit untuk
menghargai polisi-polisi yang berbaik hati mengajakku makan malam di warung makan
padang.
Setelah selesai makan, rombongan polisi juga aku dan Hard meluncur ke kantor Polres Sleman. Di Polres Sleman, aku di
suruh masuk kantor di lantai bawah yang lokasinya sebelah kamar mandi yang aku
gunakan untuk mandi kemarin sore. Disana aku difoto tampak samping kanan,
tampak samping kiri dan tampak depan
hehehe.. kayak di film yang kutonton penjahatnya difoto ginian juga ketika ditangkap hehehe..sekarang aku menjalani sendiri
nyata dalam hidupku hohoho....
Setelah
selesai difoto dari berbagai pose samping kiri, samping kanan, dan dari depan..aku duduk di
dalam kantor itu lama sekali. Di sana aku menunggu Hard diinterogasi oleh polisi-polisi itu. Polisi yang di
dalam kantor itu tahu kalau pekerjaanku bisa terapi dan mendeteksi penyakit lewat
refleksi ketika aku diinterogasi
polisi-polisi itu. Maka sambil menunggu Hard selesai
diinterogasi, aku disuruh merefleksi
telapak kaki satu demi satu polisi yang berada di kantor itu untuk mendeteksi
penyakitnya. Karena
aku gak membawa krim massage, aku memijat telapak kaki mereka menggunakan
minyak putih yang ada di kantor itu, hasilnya tanganku sedikit lecet karena
kurang licinnya media telapak kaki polisi-polisi itu karena hanya pake minyak
putih mijat telapak kakinya dan karena keras-keras telapak kaki para polisi itu
hehe.. Dan hasil deteksiku, kebanyakan kondisi mereka baik alias sehat. Namanya juga polisi jadi kondisinya ya harus sehatlah hehehe… masa
polisi penyakitan. Ketika aku sedang mendeteksi penyakit salah seorang polisi
tiba-tiba polisi PJR korbanku muncul di pintu kantor sambil berkata,
“Aku gak tega melihatnya dihajar, aku disuruh ikut menghajar tapi aku gak
mau... Seumur-umur aku belum pernah melihat orang dihajar seperti itu”.
Polisi lainnya yang mendengar komentar polisi PJR itu hanya diam dan senyum-senyum
saja, ternyata polisi PJR korbanku itu orangnya baik dan tidak kejam. Aku mendengar suara bak buk yang
terdengar dari luar kantor yang kupakai terapi polisi-polisi yang nunggu
proses interogasi Hard. Hanya terdengar suara pukulan saja dan tidak terdengar suara teriakan kesakitan dari Hard. Setelah polisi-polisi yang menghajar Hard capek, aku dan Hard dibawa
ke lantai atas kantor polisi untuk
persiapan BAP. Saat itu hari sudah menjelang pagi, langit sudah mulai terang. Dan berarti aku sudah dua malam tidak tidur hoho.....
(bersambung ke bag.3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar