Selasa, 10 Maret 2015

(4) POLRES SLEMAN ( Kisah Pertama Aku Masuk Penjara )

Aku dan Hard digiring masuk ke lantai atas kantor polisi Sleman untuk di BAP. Aku dan Hard berjalan beriringan dan kulihat Hard berjalan terpincang-pincang. Bekas tapak kakinya ketika melangkah naik di tangga lantai keramik yang putih bersih di kantor polisi meninggalkan noda darah segar. Bagian atas  matanya terlihat bengkak, juga bibirnya. Baru kali ini aku melihat langsung seorang penjahat dipukuli polisi sampai kayak gitu huhu..ngerinya. Setelah selesai BAP, kami digiring ke ruang tahanan Polres Sleman dan aku tidak memakai sandal dan tidak membawa tasku  yang berisi pakaian dan peralatan mandi juga kosmetikku yang kutaruh di lantai atas kantor polisi ketika aku di BAP tadi. Demikian juga Hard yang memang tidak memakai sandal dari rumahnya ketika ditangkap semalam. Hard tidak membawa apapun kecuali baju yang melekat di badannya yaitu kaos hitam dan celana pendek sobek-sobek.  Selasa pagi itu aku dan Hard mulai masuk sel sebagai tahanan Polres Sleman. Aku berjalan masuk ke rumah tahanan Polres Sleman dengan sangat penasaran clingak- clinguk antusias hehe.. Untuk melihat untuk yang pertama kalinya tentang bagaimana  keadaan ruang tahanan itu dan akhirnya eng ing engggg..inilah suasana penjara yang akan kunikmati untuk pertama kalinya dalam hidupku. Aku berjalan masuk sambil  masih clingak clinguk mencoba melihat semua yang bisa kulihat dengan antusias. Aku menghuni kamar sel yang berukuran kecil yang kuhuni sendirian yang terletak dari pintu portir kamar sel yang ke 3, sedang Hard berada di kamar sel yang ke 4 dan paling pojok sendiri. Ketika aku masuk kamar sel untuk pertama kalinya, aku masih berdiri bengong liat ke dalam sel dan tiba-tiba pintu kamar selku sudah langsung digembok dari luar dan yang pasang gembok bergegas pergi. Aku gak perduli masalah gembok-mengembok pintu kamar selku karena aku lagi fokus mengamati seluruh isi selku hehe..pengalaman yang mendebarkan ya, tapi inilah aku yang sedang antusias mengamati seluruh isi selku untuk pertama kalinya dalam hidupku sambil komentar dalam hatiku,”Oooo... ini tho yang namanya penjara hehehe…”.

Mataku memandang sekelilingku tanpa berkedip kurasa, saking seriusnya mengamati isi kamar selku seperti pengunjung museum mungkin gayaku mengamatinya hehehe.., ruangan yang kuhuni kecil banget seluas 2x2,5 meter kukira dengan dipan yang terbuat dari semen dan dialasi tikar tua juga gulungan koran bekas yang sepertinya bekas buat bantal tahanan yang lalu. Lalu kutengok kamar mandinya yang berukuran lebih kecil lagi. Keadaannya gelap tiada berlampu dan kotor karena berwarna cenderung hitam bak mandinya, tembok kamar mandinya  juga lantai kamar mandinya hm... Kutengok gembok yang besar sekali  dipasang oleh polisi di pintu kamar selku hohoho...setelah memandang sebentar isi selku, akupun mencoba duduk di dipan semen itu. Aku merasakan dipan semen yang dingin dan keras kemudian aku memandang jeruji besi yang dicat perak di sekitar pintu selku dengan pandangan takjub berbinar-binar hahaha..... lha wis aku belum pernah melihat terali besi penjara yang asli kayak gini hehehe…. puas memandang terali besi yang asli punyanya penjara, aku mencoba ke kamar mandi meneliti air di bak dan melihat apa saja yang terdapat di kamar mandi. Walah.... Kamar mandinya itu lho kok kotor dan gelap gak ada lampunya lagi huhuhu...aku merasa jijik dan takut melihat kondisi kamar mandi seperti itu. Yang jadi masalah bagiku saat itu adalah tidak ada lampu di kamar mandi, oh..my God. Gelapppp.. ini benar-benar tragedi bagiku, aku kan takut gelap. Dan masalah ke 2 adalah pintu kamar mandinya itu lho yang hanya setinggi bahu, ya kelihatanlah jika aku mandi hohoho..

“ Wah kalau aku mandi keliatan dong badanku..”, pikirku sambil mempraktekkan gayaku jika mandi nanti dengan mencoba berdiri di belakang pintu kamarmandi yang sudah kututup itu dan melihat ke arah pintu kamar selku hehe... Lalu aku berjalan keluar dari kamar mandi dan melirik handuk kecil berwarna pink pudar dan bentuknya sudah robek separo yang niatku nanti tak buat lap saja hehe...

Aku berjalan kembali ke arah tempat tidur yang terbuat dari semen itu dan mencoba  berdiri di dipan semen itu sambil melihat keluar sel memandangi pemandangan di luar selku sambil batin dalam hatiku,” Owww...ini tho kondisi sel di Polres Sleman hmm...”. Setelah itu aku mencoba tiduran merebahkan badanku yang dua malam belum diluruskan dengan tidur di atas tikar tua di atas dipan semen dan aku memilih tidur dengan kepalaku kutaruh dekat pintu kamar sel daripada dekat pintu kamar mandi dengan pertimbangan takut jika ada makhluk coklat bernama coro yang biasanya muncul dari kamar mandi yang jorok dan mencoba mengerayangiku hehehe...lalu aku mencoba memakai tumpukan koran bekas, bekas bantal tahanan yang pernah menghuni kamar selku kemarin. Tidur pertamaku di kamar sel Polres Sleman hari Selasa tanggal 30 Oktober 2012 menjadi kenangan tak terlupakan seumur hidupku. Aku mencoba tiduran dengan posisi terlentang, mataku nanar melihat langit-langit kamar selku, kupandang eternit yang catnya sudah pudar dan ketika kutelusuri pandanganku di eternit kulihat  di pojok eternit  ada kamera CCTV yang letaknya pas di pojok atas dekat kamar mandi menghadap aku kemudian pandangankupun beralih ke tembok samping tubuhku. Aku mulai memiringkan badanku ke samping kiriku, dan  kulihat tembok tua yang sudah ada beberapa tulisan yang sudah mulai menua terukir di tembok. Aku juga mulai mencoba ikut mengukir sebuah nama di tembok itu tapi memakai kuku jari tanganku. Hm mau kutulis nama siapa ya kira-kira hehe...lalu kuingat sebuah nama yang akhir-akhir ini begitu dekat di hatiku. Nama yang selalu menemaniku dalam keadaan apapun juga dan nama yang ingin kutemui di Jakarta yaitu nama Rei. Hm...bagaimana keadaan anak itu sekarang, aku tidak dapat menghubunginya sejak ditangkap hari Minggu sore tanggal 28 Oktober 2012. Tuhan  belum mengijinkan aku bertemu dengannya, dan sekarang aku mulai ditahan entah sampai kapan.. apakah Rei masih mau berteman denganku ketika tahu aku sekarang dipenjara?!.. Pertanyaan itu memenuhi benakku dan akhirnya nama Rei yang terukir di tembok tua penjara dengan kuku jariku. Nama itu kusentuh pelan-pelan sambil kupandangi dan pikiranku melayang jauh mengingat kisahku dengan Rei. Kisah yang manis bagiku, karena anak itu lucu, lugu banget plus nakal tapi baik banget denganku. Rei sayang banget sama aku dan  sangat perhatian, dia jadi teman ngobrol yang asik dan teman curhat yang baik. Apakah aku akan kehilangan dia, setelah dia tahu aku dipenjara hehehe...gak taulah. 

Hal ini aku pasrahkan kepada Tuhan, kalau dia teman yang terbaik untukku, dia pasti tetap mau berhubungan denganku walau aku dipenjara. Kalau dia bukan yang terbaik untukku, ini saat yang terbaik untuk melupakannya dan mengakhiri pertemananku dengannya. Ketika anganku melayang jauh, datang penghuni kamar sel lain, yaitu laki-laki muda berkulit kuning langsat dan sedikit gendut. Ternyata dia tamping tahanan Polres Sleman yang kutahu dan bertugas membagi  jatah makanan dalam penjara. Dia memberiku nasi bungkus dan air minum putih dibungkus plastik kiloan dari sela-sela jeruji besi dan aku mengulurkan tanganku untuk menerimanya dan mengucapkan terimakasih. Kemudian tamping itu pergi dan akupun mencoba melihat isi nasi bungkus yang berisi lauk ikan pindang goreng dan sayur.  Tanpa berpikir lama langsung kusikat makanan itu hehehe...karena aku sudah kelaparan karena semalam hanya makan dikit di warung makan padang bersama polisi-polisi yang menangkap Hard.  Aku sangat lapar sebenarnya tadi jadi ketika mencoba tiduran tadipun aku gak bisa tidur karena diganggu perutku yang kelaparan hehehe..kasihannya aku nie. Ketika selesai makan tiba-tiba berdatangan  beberapa tahanan yang berjenis laki-laki lainnya. mereka menengokku dari luar kamar selku yang terkunci dengan gembok yang gede banget. Mereka melihatku dan menanyaiku,“Kasus apa mbak?”, tanya salah satu dari tahanan itu.

“Motor..”, jawabku.

“Yang kuat ya mbak di sini”, kata tahanan lainnya lagi sambil melihatku seolah prihatin atas keadaanku yang masuk penjara.


“Iya makasih”, jawabku.

(bersambung ke bag.5)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar