Selasa, 10 Maret 2015

(4) SEBELUMNYA MOTORKU JUGA DIBAWA LARI ORANG

Hm..sungguh kebetulan sekali ketika aku butuh pekerjaan yang membutuhkan motor sebagai alat transportasi, aku ditelepon jaksa yang menangani perkaraku untuk mengambil motorku. Semuanya serba kebetulan, kebaikan Tuhan ada dimana-mana dan berada di sekitarku..Puji Tuhan. Jumat pagi itupun aku bersiap-siap ke Kejaksaan, dengan naik ojek. Sesampai di kejaksaan aku mengurus pengambilan suratnya dengan cepat yang diuruskan jaksa Ev. 

Setelah itu aku langsung menuju ke Rubasan, dengan masih diantar ojek. Rubasan adalah  tempat penyimpanan barang bukti kejahatan. Jadi disitulah tempat menginapnya motorku selama 3 bulan ini. Karena dipakai sebagai barang bukti kejahatan ketika sidang penipuan motorku. Proses pengambilan motorku tidak dipersulit dan tidak berlangsung lama juga. Pengurusan pengambilannya  dengan tanda tangan di sana-sini, juga foto-foto untuk dokumentasi pengambilan motor. Setelah selesai semua prosedur pengambilan motor kulaksanakan,  akhirnya aku bisa pulang juga sambil membawa pulang motorku, Honda Beat berwarna pink bernomor cantik H 6688 FR, motor yang telah lama tidak bersamaku selama tiga bulan. Waktu itu aku menyukai angka 8 yang menurutku angka yang sempurna dan cantik. Semua hal yang berbau angka 8, pasti menjadi pilihanku. Pokoknya  harus ada angka delapannya hehe..tapi sekarang dah berubah angka favoritku bukan angka 8 lagi, sejak aku masuk penjara hehehe ..ternyata angka 8 bukan angka keberuntunganku hahaha..


Sekarang aku menyukai angka yang meningkat misal angka 123456789 gitu, menurut pandanganku biar hidupku juga meningkat kesejahteraannya maksudnya hehehe...Sesampainya di rumah, kulihat masa berlaku STNK motorku walah.. ternyata sudah terlambat pembayaran  pajaknya. Maka mau tidak mau aku harus memperpanjang masa berlaku STNK motorku. Dan untuk memperpanjang STNK motor harus ada BPKB asli yang  masih disimpan oleh mantan suamiku. Jadi aku pun segera telpon  mantan suamiku yang sedang berada di Yogya. Oh ya...mantan suamiku masih bekerja di Yogya waktu itu. Akhirnya keberangkatanku ke Jakarta mau gak mau harus aku tunda dulu karena STNK ku sudah habis masa berlakunya. Waktu penundaanku aku isi dengan service motor agar tidak ada keluhan motor di jalan ketika aku sudah di Jakarta  besoknya. Dan aku tidak mau motorku bermasalah di Jakarta karena di Jakarta aku sudah pasti akan sering memakai motor. Jika surat-suratnya motor sudah habis masa berlakunya aku bisa berurusan dengan polisi dan aku gak mau hal itu terjadi. Esok hari sesuai dengan janji mantan suamiku, dia datang ke Semarang membawakan BPKB motorku. Dan akupun segera bergegas mengurus perpanjangan STNK motorku di SAMSAT Semarang atas. Di sana aku mengurus perpanjangan STNK sendiri tanpa menggunakan jasa calo dan ternyata prosesnya sangat cepat sekali. Dalam perjalanan pulang dari Samsat, aku berpikir untuk memaketkan motorku ke Jakarta menggunakan jasa kereta api.  Tapi biayanya lumayan besar bagiku yang sedang tidak punya uang,  sedang aku mau meminta uang ke mantan suamiku, aku males. Terpikir saloon tape milikku pernah mau dibeli oleh Pak Bud yang mengontrak toko mantan suamiku dan dia pernah nawar 300 ribu. Tanpa pikir panjang, setibanya di rumah mantan suamiku, kuberikan saloon tape milikku bersama tape dan VCD ku kepadanya. Padahal sebenarnya dia hanya membeli saloon nya saja, tapi karena pikiranku lagi kacau, kuberikan tape deck dan VCD ku lainnya sekalian kepadanya. Rugi banyak  aku hahaha…

Akhirnya dengan membawa uang terbatas, aku bersiap-siap pergi  ke Jakarta. Karena saking terbatasnya aku jadi banyak banget pertimbangan. Ketika lagi pusing memikirkan biaya ke Jakarta, aku main ke sebelah rumah mantan suamiku. Berbincang dengan tukang ojek membicarakan kepergianku ke Jakarta sebentar lagi, lalu dia menyarankan agar aku membawa motor tersebut ke Jakarta dengan menaikinya saja hehehe..ide bagus bagiku yang minim dana transportasi ke Jakarta.

 Komentar tukang ojek ketika mendengar niatku bentar lagi ke Jakarta,” Halah,kamu dulu bisa nyetir mobil sendiri berkali-kali ke Jakarta, sekarang bagaimana kalau motormu kamu naiki saja ke Jakarta!”.
“Oh ya i ya...”, kataku sambil menerawang jauh membayangkan dahulu aku pernah ke Jakarta nyetir mobil sendiri pas jamannya masih punya mobil.
 Aku dulu memang pernah nyetir mobil sendiri ke Jakarta ketika daftar di lomba nyanyi untuk ibu rumah tangga yang diselenggarakan Indosiar yang lokasinya di Ancol dan ketika pernikahan adikku di Jakarta dengan membawa papaku yang stroke waktu itu agar bisa menghadiri pernikahan adikku yang ragil. Dulu itu tapiii... ketika aku masih punya mobil hehehe...sekarang aku dah gak punya mobil. Mobil ku dah kujual karena tertipu bisnis Forex. 

Awal mula ceritanya begini, anak kosku menawari bisnis Forex dan bercerita hasil transaksi Forex yang lumayan besar tiap minggunya jika dia yang memainkan bisnis Forexnya dan aku tertarik. Aku mencoba memasukkan uangku berjumlah  500rb ke bisnis Forex yang transaksinya di jalankan anak kosku.  Transaksinya dalam waktu tidak ada 1 minggu jadi 700rb kata anak kosku, aku pun tergiur dengan keuntungannya yang diceritakan anak kos. Akupun mengajak pembantuku dan suamiku, dengan cerita meyakinkan anak kosku. Lalu suamiku juga mengajak teman-temannya untuk ikut memasukkan uang ke dalam transaksi Forex yang dijalankan anak kosku. Dengan iming-iming janji yang diucapkan anak kosku yang menjalankan bisnis Forexnya, bahwa  uang yang dimasukkan di bisnis Forex selama kurang lebih 1 minggu akan mendapatkan keuntungan kurang lebih 20%. Tapi kenyataannya tidak sesuai dengan kata-kata anak kosku alias  merugi bingit. Ruginya alasan anak kosku karena ketika transaksi pas libur hari Paskah dan tanggalnya merah. Seharusnya tidak ada transaksi di Forex, tapi anak kosku malah menjalankan transaksi.  Dan  hasilnya rugi yang terus menerus dan akhirnya uang puluhan juta amblas di dalam transaksi Forex yang dijalankan anak kosku. Waduhhh...paijo tenan ni anak kosku, rugi besar aku dan aku mau gak mau harus tanggung jawab kepada orang yang kuajak memasukkan uangnya dalam transaksi Forex. Akhirnya mau gak mau aku menjual mobilku untuk menutup kerugiannya haahh...mau untung malah buntung....hehehe.. Aku akhirnya mengganti uang pembantuku yang memasukkan uangnya ke bisnis Forex ini sedang anak kos ku yang membuatku rugi banyak, cepat-cepat pindah dari kosku. Alasannya gak masuk akal.. anak kosku lari dari pertanggungjawabannya dengan membawa uang transaksi Forex yang masih tersisa di transaksi dan komputer baruku yang baru kubeli untuk menjalankan bisnis transaksi Forex juga digondolnya sampai sekarang...wah resik an tenan anak kos ku itu huft..

 Ide yang diusulkan oleh tukang ojek yang mangkal di sebelah rumah mantan suamiku sangat menarik bingit. Akupun jadi berpikir,“ Aku kan  tipe petualang yang suka tantangan, why not hehehe...”.

 “Lagian kan lebih ngirit daripada dipaketkan motormu itu”, kata tukang ojek itu padaku.

Akupun dengan tukang ojek yang mangkal di sebelah rumah mantan suamiku itu lalu mencoba itung-itungan masalah biaya bensin yang dikeluarkan aku, jika aku mengendarai honda Beat ke Jakarta, kira-kira beberapa kali isi bensinnya.  Dan hasil akhirnya irit banget sepertinya, paling hanya keluar uang 50 ribuan kan murah  dengan kondisi aku minim uang hehehe..Hanya dengan pertimbangan irit biaya, akhirnya kuberanikan diri berangkat ke Jakarta dengan mengendarai sepeda motor Beat kesayanganku warna pink. Akupun berangkatnya sangat mendadak sekali dengan habis itung-itungan biaya bensin sama tukang ojek hahaha...aku berangkat berpamitan  dengan mantan suamiku yang masih berada di rumah Semarang dan mendukungku ketika aku menceritakan niatku untuk naik motor sendirian ke Jakarta. Entah dengan pertimbangan apa dia mendukungku, gak tau deh...lalu mantan suamiku membantuku mengikat  tasku yang berisi baju-bajuku di jog belakang motor dengan tali yang terbuat dari bekas ban dalam motor yang dipotong memanjang kecil-kecil. Kata mantan suamiku tali dari bekas ban dalam motor yang dipotong-potong memanjang seperti tali itu lebih kuat daripada tali biasa hmm..yo wis manut ajalah. Setelah selesai bersiap-siap, akupun berpamitan dengan mantan suamiku dan berangkatlah aku ke Jakarta sekitar jam 12 siang.

“Pi, aku berangkat dulu ya.. titip anak-anak, nanti kalau aku sudah punya uang untuk menghidupi anak-anak pasti anak-anak yang menjadi hak asuhku akan kuambil”, kataku kepada mantan suamiku.

“Iya, sudah sana kerja dulu,” jawab mantan suamiku.

(bersambung ke bag.5)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar