Setelah nasi cadhong dan gembes dibagikan ke semua kamar sel, tamping
blok wanita minta ijin untuk mandi pagi.
“Bu, mandi ya bu?”, kata tamping blok wanita itu kepada petugas blok
wanita.
“Iya”, jawab ibu petugas.
Setelah diperbolehkan mandi oleh ibu petugas, kamipun para tahanan langsung
berdiri dari duduk kami di depan kamar sel dan berjalan berhamburan masuk kamar
sel masing-masing dan mengambil peralatan mandi dan pakaian ganti. Kalau dapat
giliran ibu petugas blok wanita yang baik, kami semua bisa mandi bersama dengan santai. Namun kalau pas dapat giliran yang
jaga blok wanita ibu petugas yang galak seperti ibu C haduh biyung.. kami mandinya
hanya diberi waktu beberapa menit saja.
Padahal yang namanya mandi massal dengan
jumlah sekitar 20 an tahanan mana bisa mandi cepat-cepat dan langsung selesai mandinya dalam hitungan 5 menit huhuhu..
jadi bisa dibayangkan gak karuan mandinya kan... Di dalam blok wanita ini ada petugas wanita
yang super galak namanya bu C ini julukan para tahanan wanita yang menjulukinya.
Ibu petugas yang satu ini memang terkenal galak dan paling sering memberi
hukuman. Hukumannya bermacam-macam, kadang push
up 15x hanya untuk kesalahan kecil, terkadang lari mengelilingi lapangan,
tergantung mood ibu petugas yang
galak itu. Aku aja
pernah dihukum yang kesalahannya gak begitu berat
menurutku. Kejadiannya ketika apel pagi dan ketika itu para tahanan
sedang mendengarkan pengarahan dari ibu petugas yang
galak itu, gak sengaja aku yang sedang berdiri mendengarkan arahan dari ibu
petugas yang galak itu aku mendengarkannya sambil
bondho tangan lalu melihat-lihat
kakiku secara iseng. Dan hal ini terlihat oleh ibu C yang galak itu dan aku langsung
dihukum 15x push-up hehehe...
Kesan pertama kali mandi bersama tahanan lain di pagi pertamaku di Rutan terasa wow gitu....aku melihat
teman-temanku sesama tahanan pada melucuti pakaiannya
sendiri satu per satu tanpa rasa malu-malu. Bercakap-cakap dan bercanda sambil
telanjang massal tanpa malu-malu hihihi...pemandangan yang luarrrbiasaaa bagiku hehe....dan hari itu, aku menjadi
bagian dari mereka yang
bertelanjang ria bersama untuk satu kata yaitu mandi. Kalo aku sih
masih malu-malu bertelanjang ria-nya, aku kan belum pernah
seperti ini sebelumnya dan dalam batinku akupun berteriak...
ohhhh inikah nasibku jadi tahanan harus
tak tahu malu bertelanjang ria bersama-sama teman-teman tahanan lain. Hmm...Seumur hidup baru kali ini kualami mandi
massal bersama dengan para tahanan yang terdiri dari berbagai usia, berbagai bentuk badan dan tentu saja berbagai
bentuk payudara hehehe...juga berbagai gambar tatto.
Dan di sini aku bisa melihat tatto yang
biasanya tak terlihat di tubuh mereka jika pakai baju. Wah amazing juga ya..bisa melihat tatto
mereka di tempat-tempat tersembunyi sebagai tahanan wanita seperti tato di pantat, punggung, tangan dan
kaki. “Kapan lagi aku bisa melihat pemandangan
life yang
seperti ini, kalau aku tidak dipenjara sekarang hahaha…”, pikirku. Setelah memandang mereka semua yang mandi dan
sudah ada yang sebagian ganti baju karena selesai mandi, kini giliranku
terakhir mandi. Dengan malu-malu aku melepas bajuku satu demi satu dan
kucantelkan di jemuran besi dalam kamar mandi. Aku langsung menuju bak mandi
yang berukuran kira-kira 4x1/2 m, aku mengambil gayung cepat-cepat dan segera
menyirami tubuhku, menyabuni tubuhku, dengan kecepatan super. Setelah itu aku
handukan dan aku mengenakan bajuku yang bersih yang telah kusiapkan dari kamar
selku tadi dengan cepat-cepat juga karena hanya satu kata malu hehehe...
Kembali ke kamar, aku melihat teman-temanku satu sel mulai berdandan ya.. Akupun ikutan
berdandan hehehe.. berdandan hari-hari seperti biasa yaitu memakai pembersih
wajah, memakai krim pagi, bedak, pensil alis, lipstik, handbody, deodorant dan minyak wangi
yang tidak pernah ketinggalan kugunakan setiap hari. Aku suka tampil wangi walaupun gak ke mana-mana lho
hehehe.. Setelah itu aku menyisir
rambut, rambutku waktu pertama kali aku masuk Rutan masih panjang dan kugelung rapi karena
belum dipotong cepak sementara ini. Menurut kabar cerita dari temanku, semua
tahanan baru rambutnya harus dipotong pendek di bawah telinga persis. Waduh
gimana nih dengan aku, aku kan suka rambut panjang kalau dipotong sependek gitu
sedih
ya aku ini huhuhu... Tapi aku
kan harus menuruti aturan petugas di Rutan ini, bagaimana ini huuhh...? Dunia
serasa kiamat rasanya mengetahui rambutku cepat atau lambat harus dipotong.
Nasib...nasib... hidup di penjara ya gini, aku jadi merasa sangat kapok
dipenjara. Cita-citaku yang ingin dipenjara cukup sekali ini saja ahhh kalo gini....
Siang itu setelah selesai
berdandan, aku bersama teman-teman berkumpul bersama makan
nasi cadhong. Mau tahu gak apa itu nasi cadhong yang diberikan kepada para
tahanan di Rutan.. nasi cadhong adalah nasi yang ditaruh di wadah bundar seperti
wadah plastik catering yang bersekat empat terbuat dari plastik berwarna-warni,
khusus di blok wanita cadhongnya
berwarna hijau muda. Seperti warna kesukaanku dulu dan ada tutupnya berbentuk
bundar tipis berwarna putih buthek.
Isi nasi cadhong antara lain nasi putih yang lebih sering tidak matang masaknya waktu itu. Masih mlethis
entah kenapa nasinya masih agak mentah, apa karena yang masak nasinya laki-laki
semua yang gak bisa membedakan nasi matang dan belum matang atau memang sengaja
setengah matang biar para tahanan tambah gak betah dipenjara ya hehehe.. aku gak tahulah. Yang jelas selama aku dipenjara nasi
jatah Rutan bentuknya seperti itu huhuhu...Sedang lauknya biasanya kalau pagi
gini tempe mutilasi, istilah keren ini
kutemukan di dalam Rutan ini. Tempe mutilasi
adalah tempe yang dipotong kotak kecil-kecil, warnanya pucat tanpa dibumbui
kecap ataupun gula, dan rasanya tentu saja gak enak kayak diberi garam aja dan
air hehehe... Kadang pagi lauknya hanya kacang kupas yang direbus dan diberi
bumbu ala kadarnya juga. Lauknya sayur, tetapi masaknya terlalu matang jadi zat gizinya sudah pastilah hilang.
Kelihatannya para tamping dapur waktu memasak, mencuci sayur gak bersih deh dan
berkesan asal saja. Masa nasi pecel yang dibumbuin kacang, kacangnya masih
kasar dan besar-besar bentuknya alias agak utuh kacangnya..hehe uleg-annya gak lembut dan sayur pecelnya
ketika dimakan rasanya ngeres seperti banyak pasirnya. Mungkin
ngulegnya pake uleg-ulegan cetakan dari batu juga bisa. Wah begini ini apa bisa dimakan to, hasil akhirnya makanan jatah dari
Rutan dibuang oleh teman-temanku sesama tahanan wanita...sebenarnya sayang ya
masakan jatah Rutan banyak yang dibuang hanya karena masaknya yang kurang
bersih jadi masih banyak pasirnya. Ya percuma dimasakin jika tidak bisa dimakan
ya, bener-bener siksaan penjara huhuhu..biasanya lauk sayur pecel yang
disediakan Rutan ada lauknya ikan lele, karena ikan lelenya digoreng maka ikan
lelenya masih bisa dimakan. Jadi yang dimakan para tahanan Rutan hanya ikan
lele goreng saja sedang sayur pecel buatan tamping dapur Rutan tidak pernah
dimakan oleh para tahanan karena tidak layak makan alias campur pasir atau
tidak bersih. Mubasir jadinya...
Terkadang ada juga lauk telur ayam lehorn yang hanya direbus saja. Tapi lumayanlah masih bisa dimakan,
sedang lauk masakan lainnya minta ampun
deh gak bisa dimakan. Misal Tempe mayit,
istilah keren dari teman-temanku tahanan menyebutnya yaitu tempe yang berbentuk
irisan sepotong dan hanya direbus pakai
garam saja sepertinya dan juga tidak berwarna sama sekali dan teman-teman
tahanan jarang memakannya. Sedang kalau aku, kalau kebetulan rasanya tempe tidak begitu asin sih suka kumakan, ya tapi kutambahkan
kecap dan saos sambal agar ada rasanya. Hal ini menurutku agar aku mendapat
asupan gizi buat tubuhku yang sedang di penjara di dalam Rutan ini. Sedang sayuran
lain yang dimasak tamping dapur Rutan semuanya jarang dimakan oleh para tahanan.
Alasan yang masuk akal adalah karena
sayur yang dimasak tamping Rutan cara memasaknya tidak bersih dan tidak ada rasanya atau kematengen. Tapi kalau teman-teman tahanan lainnya gak ada yang
membesuknya selama di tahan dan gak punya uang buat beli makanan lain ya.. nasi
cadhong tetap mereka makan dengan terpaksa.
Sedang tahanan yang mempunyai uang kiriman dari keluarga yang membesuknya,
uangnya dibelikan mie di koperasi dan bikin mie
kum. Mie kum adalah mie yang
dibuat dengan direndam dengan air panas di dalam mangkuk atau kotak makanan
yang ada tutupnya yang bisa ditutup rapat sehingga mie yang direndam bisa cepat
matang karena cara masaknya yang hanya direndam dengan air panas saja. Namanya
juga penjara jadi tidak ada fasilitas kompor atau teko listrik untuk memasak
mie untuk para tahanan. Adanya air yang panas sekali yang dimasukkan ke gembes
putih jatah minum para tahanan yang dikirim pagi dan sore hari. Nah air itulah
yang dipakai untuk memasak mie atau bikin minuman panas seperti teh, kopi dan
susu para tahanan.
Siang itu ibu petugas yang terkenal dengan panggilan julukan ibu C masuk shift tugas siang, aku dengar dari
teman-teman kalau dia orangnya galak dan kata teman-teman sesama tahanan otaknya
agak koclak...welehh. Kenapa kok
teman-temanku pada bisa komentar bu C otaknya agak koclak , ini menurut cerita dari teman-temanku sesama tahanan yang
lebih dulu ditahan dibanding aku, bu C ini pernah mengalami kecelakaan
sepedamotor
dan pernah mengalami koma di rumah sakit cukup lama jadi menurut
teman-temanku kecelakaan itu berpengaruh kepada otaknya. Informasi yang turun menurun dari tahanan lama ke
tahanan baru karena sikap bu C yang galak juga sampai ke telingaku akhirnya, sebagai tahanan baru. Dari mengalami kecelakaan dan
sampai sekarang sikap bu C ke para tahanan semakin galak dan suka mencari-cari
kesalahan para tahanan ini. Hal ini bisa kulihat sendiri dengan mata kepalaku
dan dari pendapat teman-temanku. Hubungan bu C pun dengan ibu petugas lain pun
tidak akur, seperti kepada ibu Dia, ibu Dit, dan ibu Fik. Ini informasi yang
kudapat dari teman-temanku sesama tahanan ketika aku sudah mulai menghuni Rutan
dalam waktu sehari. Ke 3 ibu petugas selain bu C mereka termasuk ibu petugas yang baik hati, sedangkan Ibu C
seperti gak punya teman akrab petugas wanita di sini karena sikapnya. Para
tahananpun juga tidak suka dengan sikap bu C dan itu dikarenakan tingkah
lakunya bu C yang lebih sering seenaknya sendiri menghukum para tahanan jika
tahanan melakukan kesalahan. Teman-temanku lebih menyukai ibu petugas bu Dia, bu
Dit, dan bu Fik. Teman-teman sekerjanya yang lain para petugas laki-laki di Rutan
juga ada yang gak suka dengan Bu C ini bisa kudengar dari cerita teman-teman
tahananku dan petugas laki-laki ketika mereka pernah bertemu dan memperbincangkan
bu C.
Mendengar cerita dari teman-temanku tentang bu C ini, membuatku jadi ketakutan
juga. Saat shift siang itu aku melihat dia masuk ke dalam ruangan tempat
berkumpul aku dan teman-temanku sambil melepas jilbabnya, dia berdiri dan kemudian
kepalanya dan badannya agak menunduk sambil melihat teman-teman tahanan lama yang
sedang asyik bermain dakon.
Di Rutan ada banyak dakon lho, dakon sudah ada di Rutan ketika aku
masuk Rutan pertama kali. Di tiap kamar ada dakon
dan dipergunakan bermain sebagian tahanan untuk hiburan mereka selama dalam
masa tahanan. Dakon juga bisa untuk menghilangkan
stres para tahanan yang lagi mendekam di tahanan karena ditahan dalam blok yang
menurutku terasa pengap karena hanya ada beberapa ventilasi udara yang kecil
banget yang terbuat dari anyaman besi tebal. Tapi aku tidak tertarik untuk
bermain dakon, kegiatanku di Rutan hanya menulis dan membaca. Kemana-mana ku
pergi di dalam ruangan tahanan pasti aku lebih sering membawa buku dan bolpen
hehehe...aku suka menulis dan menyalin segala bacaan bermanfaat yang kutemukan
di majalah ataupun buku dari perpustakaan Rutan yang kupinjam jika ada jadwal
ke perpustakaan Rutan.
(bersambung ke bag.6)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar