Selasa, 10 Maret 2015

(5) RUTAN CITY

Setelah nasi cadhong dan gembes dibagikan ke semua kamar sel, tamping blok wanita minta ijin untuk mandi pagi.

“Bu, mandi ya bu?”, kata tamping blok wanita itu kepada petugas blok wanita.

“Iya”, jawab ibu petugas.

Setelah diperbolehkan mandi oleh ibu petugas, kamipun para tahanan langsung berdiri dari duduk kami di depan kamar sel dan berjalan berhamburan masuk kamar sel masing-masing dan mengambil peralatan mandi dan pakaian ganti. Kalau dapat giliran ibu petugas blok wanita yang baik, kami semua bisa mandi  bersama dengan  santai. Namun kalau pas dapat giliran yang jaga blok wanita ibu petugas yang galak seperti ibu C haduh biyung.. kami  mandinya  hanya diberi waktu beberapa menit saja. Padahal  yang namanya mandi massal dengan jumlah sekitar 20 an tahanan mana bisa mandi cepat-cepat dan langsung selesai mandinya dalam hitungan 5 menit huhuhu.. jadi bisa dibayangkan gak karuan mandinya kan... Di dalam  blok wanita ini ada petugas wanita yang super galak namanya bu C ini julukan para tahanan wanita yang menjulukinya. Ibu petugas yang satu ini memang terkenal galak dan paling sering memberi hukuman. Hukumannya bermacam-macam, kadang push up 15x hanya untuk kesalahan kecil, terkadang lari mengelilingi lapangan, tergantung mood ibu petugas yang galak itu. Aku aja pernah dihukum yang kesalahannya gak begitu berat menurutku. Kejadiannya ketika apel pagi dan ketika itu para tahanan sedang mendengarkan pengarahan dari ibu petugas yang galak itu, gak sengaja aku yang sedang berdiri mendengarkan arahan dari ibu petugas yang galak itu aku mendengarkannya sambil bondho tangan lalu melihat-lihat kakiku secara iseng. Dan hal ini terlihat oleh ibu C yang galak itu dan aku langsung dihukum 15x push-up hehehe...

Kesan pertama kali mandi bersama tahanan lain di pagi pertamaku di Rutan terasa wow gitu....aku  melihat teman-temanku sesama tahanan pada melucuti pakaiannya sendiri satu per satu tanpa rasa malu-malu. Bercakap-cakap dan bercanda sambil telanjang massal tanpa malu-malu hihihi...pemandangan yang luarrrbiasaaa bagiku hehe....dan hari itu, aku menjadi bagian dari mereka yang bertelanjang ria bersama untuk satu kata yaitu mandi. Kalo aku sih masih malu-malu bertelanjang ria-nya, aku kan belum pernah seperti ini sebelumnya dan dalam batinku akupun berteriak... ohhhh inikah nasibku jadi tahanan  harus tak tahu malu bertelanjang ria bersama-sama teman-teman tahanan lain. Hmm...Seumur hidup baru kali ini kualami mandi massal bersama dengan para tahanan yang terdiri dari berbagai usia,  berbagai bentuk badan dan tentu saja berbagai bentuk payudara hehehe...juga berbagai gambar tatto.

Dan di sini aku bisa melihat tatto yang biasanya tak terlihat di tubuh mereka jika pakai baju. Wah amazing juga ya..bisa melihat tatto mereka di tempat-tempat tersembunyi sebagai tahanan wanita seperti tato di pantat, punggung, tangan dan kaki. “Kapan lagi aku bisa melihat pemandangan life yang seperti ini, kalau aku tidak dipenjara sekarang hahaha…”, pikirku. Setelah memandang mereka semua yang mandi dan sudah ada yang sebagian ganti baju karena selesai mandi, kini giliranku terakhir mandi. Dengan malu-malu aku melepas bajuku satu demi satu dan kucantelkan di jemuran besi dalam kamar mandi. Aku langsung menuju bak mandi yang berukuran kira-kira 4x1/2 m, aku mengambil gayung cepat-cepat dan segera menyirami tubuhku, menyabuni tubuhku, dengan kecepatan super. Setelah itu aku handukan dan aku mengenakan bajuku yang bersih yang telah kusiapkan dari kamar selku tadi dengan cepat-cepat juga karena hanya satu kata malu hehehe...

Kembali ke kamar, aku melihat teman-temanku satu sel mulai berdandan ya.. Akupun ikutan berdandan hehehe.. berdandan hari-hari seperti biasa yaitu memakai pembersih wajah, memakai krim pagi, bedak, pensil alis, lipstik, handbody, deodorant  dan minyak wangi yang tidak pernah ketinggalan kugunakan setiap hari. Aku suka tampil wangi walaupun gak ke mana-mana lho hehehe..  Setelah itu aku menyisir rambut, rambutku waktu pertama kali aku masuk Rutan masih panjang dan kugelung rapi karena belum dipotong cepak sementara ini. Menurut kabar cerita dari temanku, semua tahanan baru rambutnya harus dipotong pendek di bawah telinga persis. Waduh gimana nih dengan aku, aku kan suka rambut panjang kalau dipotong sependek gitu sedih ya aku ini huhuhu... Tapi aku kan harus menuruti aturan petugas di Rutan ini, bagaimana ini huuhh...? Dunia serasa kiamat rasanya mengetahui rambutku cepat atau lambat harus dipotong. Nasib...nasib... hidup di penjara ya gini, aku jadi merasa sangat kapok dipenjara. Cita-citaku yang ingin dipenjara cukup sekali ini saja ahhh kalo gini....

Siang itu setelah selesai berdandan, aku bersama teman-teman berkumpul bersama makan nasi cadhong.  Mau tahu gak apa itu nasi cadhong yang diberikan kepada para tahanan di Rutan.. nasi cadhong adalah nasi yang ditaruh di wadah bundar seperti wadah plastik catering yang bersekat empat terbuat dari plastik berwarna-warni, khusus di blok wanita cadhongnya berwarna hijau muda. Seperti warna kesukaanku dulu dan ada tutupnya berbentuk bundar tipis berwarna putih buthek. Isi nasi cadhong antara lain nasi putih yang lebih sering tidak matang  masaknya waktu itu.  Masih mlethis entah kenapa nasinya masih agak mentah, apa karena yang masak nasinya laki-laki semua yang gak bisa membedakan nasi matang dan belum matang atau memang sengaja setengah matang biar para tahanan tambah gak betah dipenjara ya hehehe.. aku gak tahulah. Yang jelas selama aku dipenjara nasi jatah Rutan bentuknya seperti itu huhuhu...Sedang lauknya biasanya kalau pagi gini tempe mutilasi, istilah keren ini kutemukan di dalam Rutan ini. Tempe mutilasi adalah tempe yang dipotong kotak kecil-kecil, warnanya pucat tanpa dibumbui kecap ataupun gula, dan rasanya tentu saja gak enak kayak diberi garam aja dan air hehehe... Kadang pagi lauknya hanya kacang kupas yang direbus dan diberi bumbu ala kadarnya juga. Lauknya sayur, tetapi masaknya terlalu matang  jadi zat gizinya sudah pastilah hilang. Kelihatannya para tamping dapur waktu memasak, mencuci sayur gak bersih deh dan berkesan asal saja. Masa nasi pecel yang dibumbuin kacang, kacangnya masih kasar dan besar-besar bentuknya alias agak utuh kacangnya..hehe uleg-annya gak lembut dan sayur pecelnya ketika dimakan rasanya ngeres seperti banyak pasirnya. Mungkin ngulegnya pake uleg-ulegan cetakan dari batu juga bisa. Wah begini ini apa bisa dimakan to, hasil akhirnya makanan jatah dari Rutan dibuang oleh teman-temanku sesama tahanan wanita...sebenarnya sayang ya masakan jatah Rutan banyak yang dibuang hanya karena masaknya yang kurang bersih jadi masih banyak pasirnya. Ya percuma dimasakin jika tidak bisa dimakan ya, bener-bener siksaan penjara huhuhu..biasanya lauk sayur pecel yang disediakan Rutan ada lauknya ikan lele, karena ikan lelenya digoreng maka ikan lelenya masih bisa dimakan. Jadi yang dimakan para tahanan Rutan hanya ikan lele goreng saja sedang sayur pecel buatan tamping dapur Rutan tidak pernah dimakan oleh para tahanan karena tidak layak makan alias campur pasir atau tidak bersih. Mubasir jadinya...

Terkadang  ada juga lauk telur ayam lehorn yang hanya direbus saja. Tapi lumayanlah masih bisa dimakan, sedang lauk masakan lainnya  minta ampun deh gak bisa dimakan. Misal Tempe mayit, istilah keren dari teman-temanku tahanan menyebutnya yaitu tempe yang berbentuk irisan  sepotong dan hanya direbus pakai garam saja sepertinya dan juga tidak berwarna sama sekali dan teman-teman tahanan jarang memakannya. Sedang kalau aku, kalau kebetulan rasanya tempe tidak begitu asin sih suka kumakan, ya tapi kutambahkan kecap dan saos sambal agar ada rasanya. Hal ini menurutku agar aku mendapat asupan gizi buat tubuhku yang sedang di penjara di dalam Rutan ini. Sedang sayuran lain yang dimasak tamping dapur Rutan semuanya jarang dimakan oleh para tahanan. Alasan yang masuk akal adalah  karena sayur yang dimasak tamping Rutan cara memasaknya tidak bersih dan tidak ada rasanya atau kematengen. Tapi kalau teman-teman tahanan lainnya gak ada yang membesuknya selama di tahan dan gak punya uang buat beli makanan lain ya.. nasi cadhong tetap mereka makan dengan terpaksa. 

Sedang tahanan yang mempunyai uang kiriman dari keluarga yang membesuknya, uangnya dibelikan mie di koperasi dan bikin mie kum. Mie kum adalah mie yang dibuat dengan direndam dengan air panas di dalam mangkuk atau kotak makanan yang ada tutupnya yang bisa ditutup rapat sehingga mie yang direndam bisa cepat matang karena cara masaknya yang hanya direndam dengan air panas saja. Namanya juga penjara jadi tidak ada fasilitas kompor atau teko listrik untuk memasak mie untuk para tahanan. Adanya air yang panas sekali yang dimasukkan ke gembes putih jatah minum para tahanan yang dikirim pagi dan sore hari. Nah air itulah yang dipakai untuk memasak mie atau bikin minuman panas seperti teh, kopi dan susu para tahanan.

Siang itu ibu petugas yang terkenal dengan panggilan julukan ibu C masuk shift tugas siang, aku dengar dari teman-teman kalau dia orangnya galak dan kata teman-teman sesama tahanan otaknya agak koclak...welehh. Kenapa kok teman-temanku pada bisa komentar bu C otaknya agak koclak , ini menurut cerita dari teman-temanku sesama tahanan yang lebih dulu ditahan dibanding aku, bu C ini pernah mengalami kecelakaan sepedamotor dan pernah mengalami koma di rumah sakit cukup lama jadi menurut teman-temanku kecelakaan itu berpengaruh kepada otaknya. Informasi  yang turun menurun dari tahanan lama ke tahanan baru karena sikap bu C yang galak juga sampai ke telingaku akhirnya, sebagai tahanan baru. Dari mengalami kecelakaan dan sampai sekarang sikap bu C ke para tahanan semakin galak dan suka mencari-cari kesalahan para tahanan ini. Hal ini bisa kulihat sendiri dengan mata kepalaku dan dari pendapat teman-temanku. Hubungan bu C pun dengan ibu petugas lain pun tidak akur, seperti kepada ibu Dia, ibu Dit, dan ibu Fik. Ini informasi yang kudapat dari teman-temanku sesama tahanan ketika aku sudah mulai menghuni Rutan dalam waktu sehari. Ke 3 ibu petugas selain bu C mereka termasuk ibu petugas yang baik hati, sedangkan Ibu C seperti gak punya teman akrab petugas wanita di sini karena sikapnya. Para tahananpun juga tidak suka dengan sikap bu C dan itu dikarenakan tingkah lakunya  bu C yang lebih sering  seenaknya sendiri menghukum para tahanan jika tahanan melakukan kesalahan. Teman-temanku lebih menyukai ibu petugas bu Dia, bu Dit, dan bu Fik. Teman-teman sekerjanya yang lain para petugas laki-laki di Rutan juga ada yang gak suka dengan Bu C ini bisa kudengar dari cerita teman-teman tahananku dan petugas laki-laki ketika mereka pernah bertemu dan memperbincangkan bu C. 

Mendengar cerita dari teman-temanku tentang bu C ini, membuatku jadi ketakutan juga. Saat shift siang itu aku  melihat dia masuk ke dalam ruangan tempat berkumpul aku dan teman-temanku sambil melepas jilbabnya, dia berdiri dan kemudian kepalanya dan badannya agak menunduk sambil melihat teman-teman tahanan lama yang sedang asyik bermain dakon.


Di Rutan ada banyak dakon lho, dakon sudah ada di Rutan ketika aku masuk Rutan pertama kali. Di tiap kamar ada dakon dan dipergunakan bermain sebagian tahanan untuk hiburan mereka selama dalam masa tahanan. Dakon juga bisa untuk menghilangkan stres para tahanan yang lagi mendekam di tahanan karena ditahan dalam blok yang menurutku terasa pengap karena hanya ada beberapa ventilasi udara yang kecil banget yang terbuat dari anyaman besi tebal. Tapi aku tidak tertarik untuk bermain dakon, kegiatanku di Rutan hanya menulis dan membaca. Kemana-mana ku pergi di dalam ruangan tahanan pasti aku lebih sering membawa buku dan bolpen hehehe...aku suka menulis dan menyalin segala bacaan bermanfaat yang kutemukan di majalah ataupun buku dari perpustakaan Rutan yang kupinjam jika ada jadwal ke perpustakaan Rutan.

(bersambung ke bag.6)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar