Selasa, 10 Maret 2015

(6) RUTAN CITY

Bu C menonton teman-teman tahanan lama bermain dakon sambil mencari informasi tentang aku kepada tahanan yang lama dengan berbicara pelan. Mencari informasi tentang aku sebagai tahanan yang baru masuk sehari kemarin. Hal ini kuketahui belakangan kalau ternyata sikap bu C yang seperti ini lagi cari informasi tentang aku. Dan payahnya Muly sebagai tahanan lama yang sekamar denganku ceritanya salah kepada bu C dan hasil akhirnya aku yang kena getah jeleknya huhuhu... Cerita sepotong-sepotong yang kusampaikan ke Muly dan Rin semalam sebagai teman sekamarku diserap berbeda oleh Muly. Dari ceritaku yang semalam  kuceritakan padanya ada yang diingat ada yang tidak dan menurutku Muly lebih berpikiran negatif padaku daripada positifnya. Akhirnya Muly mengambil kesimpulan dari ceritaku dan menilaiku buruk banget dan hasil penilaiannya dia sampaikan kepada bu C dan hasilnya aku ditampar ketika diinterogasi bu C. Kenapa bisa gini ceritanya gini, setelah bu C mendengar informasi dari Muly, aku dipanggil oleh Ibu C untuk menghadap  dia di kantornya. Pertama aku disuruh duduk di kursi di depannya tapi gak jadi lalu aku disuruh berdiri lagi. Di kantornya aku diinterogasi oleh bu C, dia menanyakan rumahku dimana..punya anak berapa.. kasusku apa.. aku disuruh menceritakan semuanya sampai cerita bagaimana aku bisa dipenjara juga bagaimana hubunganku dengan CSku. Ketika ceritaku sampai dengan CSku, bu C ini merasa emosi ketika jawaban yang kuberikan tidak sesuai harapannya alias dikiranya aku tidak jujur ketika dia menanyakan tentang hubunganku dengan CSku.

Bu C bertanya begini,“CSmu itu pacarmu?”.

“Bukan bu, dia bukan pacarku dia itu teman Yanu CSku satunya yang merupakan otak dari kasus saya”, kataku.

“Saya tanya sekali lagi, CSmu itu pacarmu atau bukan?”, tanya bu C sambil mulai emosi.

“Bukan bu, bener!!! CS saya itu bukan pacar saya!”, kataku sekali lagi sambil mencoba meyakinkannya.

Karena aku tetap tidak mau mengaku kalau CSku itu bukan pacarku, lalu Muly dipanggil ibu C. Muly sebagai saksi teman sekamarku yang telah memberi informasi yang salah tentang hubunganku dengan CSku kepada bu C dipanggil. Setelah Muly menemui bu C, aku dan Muly disuruh naik ke lantai 3 dengan bu C juga. Dalam perjalanan naik tangga ke lantai atas dalam batinku aku bertanya-tanya, “Ada apa ya kok aku  diajak naik ke lantai atas, apa pekerjaanku tadi pagi mau dicek kebersihannya oleh Bu C dengan menyuruh Muly untuk mengeceknya?”. Pertanyaan itu terus memenuhi benakku, tanpa terpikirkan  bahwa pertanyaan bu C tadi padaku tentang CSku yang membawaku disuruh naik kelantai 3 dengan Muly teman sekamarku. Tiba di lantai 3, dua pintu besi yang posisinya masih tertutup itu dibuka satu demi satu oleh bu C. Setelah itu Bu C berdiri di depan pintu besi yang barusan dibukanya dengan menghadap ke ruangan dalam. Sedangkan aku disuruh berdiri menghadap Bu C ke arah dua pintu besi yang sudah terbuka itu, sedangkan Muly berdiri di sebelahku cenderung agak di belakangku. Setelah aku berdiri di depan bu C tepat, tiba-tiba Bu C menanyaiku mengulang pertanyaan yang sama yang pernah dia tanyakan kepadaku di lantai 2 tadi ketika aku dipanggil di kantor petugas.

“Kutanya sekali lagi jawab dengan jujur!”, kata bu C.

“Iya bu”, jawabku.

CSmu itu pacarmu?”, tanya bu C lagi.

“Bukan Bu!”, jawabku sambil mulai mencium ada yang tidak beres dengan pertanyaan yang terus ditanyakan oleh bu C.

Walau pertanyaan bu C itu kujawab dengan pasti dan mantap tapi juga ada rasa bingung yang membuatku bertanya-tanya dalam hatiku. Kenapa bu C menanyakan pertanyaan yang sama terus kepadaku, apakah dia tidak mempercayaiku!! Apakah aku terlihat seperti orang pacaran dengan CSku? Apakah kalau CSan itu harus pacaran? Pertanyaan-pertanyaan itupun memenuhi batinku. Dan bu C bertanya lagi dengan raut muka tambah emosi, ini terlihat dari roman mukanya yang terlihat bertambah tegang. Dan aku agak ketakutan juga liat bu C mulai tegang emosinya, tapi aku tetap kekeh mengaku dan menjawab jujur kalau aku memang tidak berpacaran dengan CSku. Masa iya sih, aku disuruh mengaku pacaran dengan CSku..hohoho yang bener ajalah dia kan bukan tipeku ahh... Akupun tetap saja tidak mau mengakui bahwa aku pacaran dengan CSku dengan resiko sejelek apapun akan kutanggung, pokoknya aku tetap juuuujur bahwa aku  memang gak pacaran sama CSku dan akhirnya pertanyaan terakhir...

CSmu itu pacarmu?”, tanya bu C mulai membentakku sambil kelihatan marahnya.

“Bukan Bu!”, akupun menjawab dengan lantang juga dan tiba-tiba,

“Plak!”, bunyi tamparan keras itu membuat telinga kiriku berdengung nyaring. Ternyata pipi kiriku ditampar keras sekali oleh bu C.

“Muly jelaskan cerita yang kamu tahu!”, teriak bu C sambil berkata penuh emosi kepada Muly.

“Tadi malam dia cerita kalau dia mau diperkosa oleh laki-laki di Polres bu!”, kata Muly.

Oalah....  cerita ini tho yang membuat bu C naik pitam huhuhu...lalu aku pun bicara ma bu C menerangkan,
Bu, saya bukan mau diperkosa oleh CS saya tapi mau diperkosa oleh bandar togel Meguwoharjo tapi hal ini sudah saya laporkan ke polisi Sleman yang bertugas di sana lewat tamping tahanan”, kataku.

“Ow jadi begitu cerita sebenarnya”, kata bu C.

“Iya bu”, kataku.

“Lha tadi malam saya ceritanya gak lengkap kepada Muly karena saya sudah ngantuk”,imbuhku.

“Kalau begitu saya minta masalah ini selesai!”, kata Bu C.

“Dan saya harap kamu tidak menyimpan dendam dengan Muly yang memberikan informasi yang salah kepada saya!”, imbuh bu C juga.

“Iya bu saya juga salah ceritanya hanya sepotong-sepotong hingga menyebabkan Muly menafsirkan salah cerita saya”, kataku juga seolah menyalahkan diriku sendiri kenapa ceritanya gak lengkap sama Muly hingga terjadi hal seperti ini huhuhu...

“Ya sudah kita turun seolah-olah tidak terjadi apa-apa di sini”, kata bu C.

Aku dan Muly juga bu C akhirnya turun lagi ke lantai 2 lagi.
Sampai di kantor petugas lagi aku ditanyai bu C,” Sudah dapat hukuman belum kemarin?”.

“Sudah bu lha ini tangan saya sikunya masih lecet kedua-duanya, dada saya trus kaki saya juga njarem”, jawabku.

“Tapi kamu kan belum dihukum aku! sekarang kamu jalan bebek 25x dan merayap 25x bolak balik lagi seperti kemarin!”, kata bu C.

Wealaaaah galak e metu..aku kan kemarin dah dihukum sama bu Fik dan bu Dia, masa aku dihukum lagi!!!!! cilekek aku kalau begini caranya huhuhu... Ibu petugas kemarin yang menghukumku adalah Bu Dia dan Bu Fik yang bertugas kemarin sedangkan Bu C kemarin gak masuk ketika aku masuk jadi tahanan baru di Rutan. Sekarang bu C masuk kerja dan aku dihukum lagi karena kemarin dia gak menyaksikan aku menjalani hukuman welcome to penjaranya huhuhu... 

Akhirnya dengan berat hati aku menjalani lagi hukuman welcome to penjara untuk yang ke 2x nya berturut-turut 2 hari. Gila bener 2 hari  berturut-turut aku dihukum dengan hukuman yang sama seperti kemarin. Akhirnya akupun melaksanakan hukuman yang sama dengan hukuman yang kemarin aku disuruh jalan jongkok 25x dan merayap 25x. Kemarin sudah 25x jalan jongkok dan 25x merayap dengan dibantu temanku untuk menghitungnya, sekarang harus aku lakukannya laaagi dengan jumlah yang sama ditambah dengan kedua tanganku masih lecet dan belum sembuh, dada dan lututku serta perutku masih njarem. Benar-benar deh siksaannya kejam banget menurutku.. teman-temanku menyaksikan aku melaksanakan hukumanku ke 2 x nya dengan diam seperti ketakutan kepada bu C sampai terasa hening banget di dalam lorong tempat aku menjalankan hukuman. Muly kebagian tugas menghitung hukumanku jalan jongkok dan merayapnya. Sebenarnya sebagai orang normal aku marah banget dengan Muly,  karena gara-gara  ceritanya yang ngawur tentang aku akhirnya aku dihukum lagi huhuhu... Tapi karena aku orangnya pemaaf  hal-hal yang membuatku marah dengan Muly kucoba untuk melupakannya. Lagian lagi aku sekamar dengannya dan tidurnya di sebelahnya, gak lucu ya jika aku musuhan dengannya kukira kalau menyimpan dendam dan kemarahan juga tidak baik kata Tuhan hehehe…

Akhirnya aku mencoba berdamai dengan keadaanku, kuterima hukumanku dengan lapang dada. Malam ini aku tidur dengan damai, tidak menyimpan dendam  kepada Muly. Kukira Roh Tuhan juga mulai bekerja akan diriku sehingga aku bisa bersikap seperti ini. Jika Roh Tuhan tidak bekerja atasku, tidak mungkin aku bisa bersikap seperti ini, terimakasih Tuhan masih menjagaku dan menyertai aku selalu.

“Anda dapat mengenali kecerdasan seseorang melalui jawabannya. Anda dapat mengenali kearifan seseorang melalui pertanyaannya”( Baguib Mahfouz)

Kita dapat menjadi lebih pahit atau lebih baik dari apa yang kita alami” (Eric Butterworth)

“Iman sama seperti kasih, ia tidak bisa dipaksakan.” (Arthur Schopenhaueru)

Jawab Yesus kepadanya : "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah : Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

(Matius 22 : 37 & 39).

(bersambung ke bag.7)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar