PROSES PENIPUAN MOTOR
Pengenalanku dengan Yanuar pria muda berkulit
hitam berusia sekitar 25 th waktu itu. Perkenalanku berawal dari pekerjaanku yang kupasang
iklannya di Koran, memijat orang dengan metode pijat
telapak kaki untuk menghilangkan lelah juga sambil mendeteksi penyakit skalian
menyembuhkan penyakit yang diderita orang yang kupijat refleksi itu. Dia menghubungiku lewat koran Suara Merdeka yang tiap
hari sabtu kupasang iklannya di kolom pengobatan. Ketika bertemu aku mengobrol banyak hal bersama
Yanuar, juga membicarakan
tentang pekerjaannya. Dia mengaku sebagai pemborong, usahanya sangat banyak kemudian dia menawarkan
pekerjaan kepadaku. Aku sih gak begitu menanggapi sekali karena aku gak punya
modal, dan aku juga tidak tertarik dengan pekerjaan yang ditawarkannya kerja ikut
orang dengan alasan usiaku sudah tua. Setelah memijat aku pamit
mau pulang, dan Yanuar menawarkan jasa untuk
mengantarkanku pulang dengan alasan dia satu jurusan denganku. Kemudian dia
menanyai rumahku daerah mana, akhirnya setelah kuberitahu rumahku dia
mengantarku pulang ke rumahku. Berawal dari sinilah dia tahu rumahku dan beberapa
hari kemudian dia datang lagi ke rumahku setelah sms duluan dengan alasannya
pengen mengajakku ke Yogya dan minta bantuanku untuk mengambilkan STNK. Tak
lama Yanuar langsung datang ke rumahku yang masih kuhuni bersama mantan suamiku. Yanuar datang bersama temannya yang tidak kukenal. Dan dalam
perjalanan ke Yogya baru kuketahui namanya Hardex. Ketika Yanuar kutemui di dalam mobilnya yang diparkir depan
PUSKESMAS aku sempat bertanya,”Ngambil STNK kan
gampang..tinggal ambil aja kenapa minta bantuanku?”. Aku bertanya sambil
sedikit terheran-heran waktu menemui Yanuar di dalam mobil APV warna hitam yang di parkir depan PUSKESMAS dekat rumah yang kutinggali.
Sesampainya di Yogya, aku diajak ke Hotel Sahid di parkiran mobil Yanuar mulai mengungkapkan rencananya dengan menggambar rencana penipuan sepeda motor yang
direncanakan dia dan Hardex kepadaku. Buseeettt dah.. denger rencana gituan aku langsung bilang gak maulah, lagian ini hotel yang bergengsi banyak kamera cctvnya pasti aku
ketangkaplah. Tanpa putus asa Yanuar lalu pergi dari hotel Sahid dengan mengendarai mobil APVnya mengajakku ke tempat lainnya dan aku diajak ke rumah
temannya yang bernama Bu Yuri. Disana dia mengungkapkan rencananya yang lain
lagi alias gambar
lagi. “Gambar” Itu istilah orang-orang yang pernah penjara
dan istilah itu dipakai Yanuar dan Hardex yang menggambar rencana mereka yang diutarakan padaku.
Yanuar nyeletuk bilang bahwa sebentar lagi polisi yang memiliki motor
akan datang. Aku langsung komentar,”
Apaaaaaaaa polisi?? Korbannya
polisiiiiiiii...aku gak mau..!!”. teriak aku pada Yanuar yang berusaha
menjelaskan kronologi kejadian yang akan kualami nantinya dengan mengambilkan
STNK motor milik polisi.
Yanuar mendengar aku bilang gak mau dia komentar,”Tenang saja
polisinya masih muda jadi gampang ditipu..”. kata Yanuar sambil ngekek-ngekek..
“Wah anak ini edan tenan!!! Ya mesti tertangkaplah aku!!”, batinku.
Lalu Yanuar mengungkapkan rencananya lebih lanjut dengan PD nya. Jika
nanti polisi muda itu datang, aku akan diperkenalkan sebagai pembeli motor. Lalu
aku disuruh minta STNK dan juga BPKB motor
yang mau dijual itu dan polisinya juga disuruh menulis kuitansi sebagai bukti
pembelian. Nanti ketika polisi itu
menulis kuitansi, aku disuruh meminta izin sama polisi itu untuk masuk rumah
sebentar dan kemudian aku disuruh Yanuar lari pergi
lewat pintu samping. Mendengar rencana Yanuar yang
diungkapkan padaku. Aku langsung bilang,” Aku gak mau.. aku takut kita pasti
tertangkap karena korbannya polisi”.
Tetapi Yanuar berkata menenangkan diriku lagi,” Jangan takut aman..
aman..polisinya masih muda gampang ditipu apalagi jika pembelinya cewek cantik kayak kamu...pasti gampang ditipu hehehe..”.ujar Yanuar sambil senyum-senyum menjengkelkan.”
“Lagian aku punya jimat.. Cincin ini yang dihiasi akik berwarna pink ini
jimatku yang akan membuat kita selamat”, kata Yanua rlagi sambil memamerkan cincin jimatnya.
Aku terdiam tidak menanggapi celoteh Yanuar waktu itu karena aku dalam kondisi bingung. Otakku berputar cepat, apa
yang harus kulakukan.. mau membatalkan rencananya Yanuar bagaimana
caranya..apa aku harus bilang terus terang sama polisi itu bahwa aku dipaksa Yanuar diajak mau menipu
motornya..tapi nanti aku juga ditangkap gimana? kalau melaksanakan intruksi Yanuar, aku juga ditangkap bagaimana? Wadao pusing tenan aku. Jika tidak melaksanakan instruksi Yanuar, aku merasa sungkan juga sudah dijemput jauh-jauh dari Semarang, tetapi jika aku jalankan rencananya, pasti suatu saat akan
tertangkap dan dipenjara karena korbannya seorang polisi. Sempat terbersit dalam pikiranku walau hanya sedetik saja,” Inilah kesempatanku menikmati penjara?”. Hahahaha
pikiran edan…
Ketika berbicara
tentang rencana penipuan itu, ada seorang perempuan tua yang keluar dari balik
tirai kain dan berkata kepadaku dan Yanuae bahwa bu Yuri tidak ada di rumah tapi
dasar Yanuar yang ngotot dengan dalih sudah minta ijin bu Yuri maka Yanuar tetap
ngotot bertamu disana untuk melakukan transaksi motor dengan polisi muda
pemilik Kawasaki ninja 250 cc.
Dalam keadaan dilema pusing tujuh keliling, mendadak
polisi yang punya motor kawasaki ninja 250 cc warna merah dan hitam menelpon Yanuar mengatakan bahwa dia sudah sampai di lokasi transaksi motor. “Lho
kok cepat sekali datangnya”,batinku.Ternyata sebelum Yanuar mengajak aku pergi ke Yogya, Yanuar dan
Hardex
sudah bertemu dengan polisi itu kira kira 2 hari sebelumnya dan mereka sudah melihat
kondisi motornya. Dan mereka sudah sepakat bahwa akan melanjutkan transaksinya
2 hari mendatang dan sekalian akan datang membawakan pembelinya. Hal itu
kuketahui ketika persidangan kasusku di Pengadilan yang kulalui mengungkapkan
hal itu. Jiahhhh asem tenan....aku
yang gak tahu apa-apa jadi tersangkut jauh kasus ini hadddew...
(bersambung ke bag.5)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar