Selasa, 10 Maret 2015

(4) Pekerjaanku yang membawaku masuk ke dalam penjara

PROSES PENIPUAN MOTOR

Pengenalanku dengan Yanuar pria muda berkulit hitam berusia sekitar 25 th waktu itu. Perkenalanku berawal dari pekerjaanku yang kupasang iklannya di Koran, memijat orang dengan metode pijat telapak kaki untuk menghilangkan lelah juga sambil mendeteksi penyakit skalian menyembuhkan penyakit yang diderita orang yang kupijat refleksi itu. Dia menghubungiku lewat koran Suara Merdeka yang tiap hari sabtu kupasang iklannya di kolom pengobatan.  Ketika bertemu aku mengobrol banyak hal bersama Yanuar, juga  membicarakan tentang pekerjaannya. Dia mengaku sebagai pemborong, usahanya sangat banyak kemudian  dia menawarkan pekerjaan kepadaku. Aku sih gak begitu menanggapi sekali karena aku gak punya modal, dan aku juga tidak tertarik dengan pekerjaan yang ditawarkannya kerja ikut orang dengan alasan usiaku sudah tua. Setelah memijat aku pamit  mau pulang, dan Yanuar menawarkan jasa untuk mengantarkanku pulang dengan alasan dia satu jurusan denganku. Kemudian dia menanyai rumahku daerah mana, akhirnya setelah kuberitahu rumahku dia mengantarku pulang ke rumahku. Berawal dari sinilah dia tahu rumahku dan beberapa hari kemudian dia datang lagi ke rumahku setelah sms duluan dengan alasannya pengen mengajakku ke Yogya dan minta bantuanku untuk mengambilkan STNK. Tak lama  Yanuar langsung datang ke rumahku yang masih kuhuni bersama mantan suamiku. Yanuar datang bersama temannya yang tidak kukenal. Dan dalam perjalanan ke Yogya baru kuketahui namanya Hardex. Ketika Yanuar kutemui di dalam mobilnya yang diparkir depan PUSKESMAS aku sempat bertanya,”Ngambil STNK kan gampang..tinggal ambil aja kenapa minta bantuanku?”. Aku bertanya sambil sedikit terheran-heran waktu menemui Yanuar di dalam mobil APV warna hitam yang di parkir  depan PUSKESMAS dekat rumah yang kutinggali. 

Dia hanya senyum-senyum saja mendengar pertanyaanku dan tidak menjawab pertanyaanku sama sekali. Akhirnya akupun  pergi ke Yogya setelah Yanuar menyakinkan kalau hanya sebentar saja ke Yogyanya dan setelah ambil STNK aku bisa langsung pulang.  Pertimbanganku kenapa mau ikut pergi ke Yogya adalah karena aku mengharapkan  imbalan. Jika sudah mau mengambilkan STNK ke Yogya, aku nanti pulangnya ke Semarang pasti diberi uang jasa mengambilkan. Kan lumayan bisa  untuk membeli makanan buat anak- anakku karena aku gak punya uang tunjangan dari mantan suamiku buat makan anak-anakku dari perceraianku dengan mantan suamiku.

Sesampainya di Yogya, aku diajak ke Hotel Sahid di parkiran mobil Yanuar mulai mengungkapkan rencananya dengan menggambar rencana penipuan sepeda motor yang direncanakan dia dan Hardex kepadaku. Buseeettt dah.. denger rencana gituan aku langsung bilang gak maulah, lagian ini hotel yang bergengsi banyak kamera cctvnya pasti aku ketangkaplah. Tanpa putus asa Yanuar lalu pergi dari hotel Sahid dengan mengendarai mobil APVnya mengajakku ke tempat lainnya dan  aku diajak ke rumah temannya yang bernama Bu Yuri. Disana dia mengungkapkan rencananya yang lain lagi alias gambar lagi. “Gambar” Itu istilah orang-orang yang pernah penjara dan istilah itu dipakai Yanuar dan Hardex yang menggambar rencana mereka yang diutarakan padaku. Yanuar nyeletuk bilang bahwa sebentar lagi polisi yang memiliki motor akan datang.  Aku langsung komentar,” Apaaaaaaaa polisi??  Korbannya polisiiiiiiii...aku gak mau..!!”. teriak aku pada Yanuar yang berusaha menjelaskan kronologi kejadian yang akan kualami nantinya dengan mengambilkan STNK motor milik polisi.

Yanuar mendengar aku bilang gak mau dia komentar,”Tenang saja polisinya masih muda jadi gampang ditipu..”. kata Yanuar sambil ngekek-ngekek..

“Wah anak ini edan tenan!!! Ya mesti tertangkaplah aku!!”, batinku.

Lalu Yanuar mengungkapkan rencananya lebih lanjut dengan PD nya. Jika nanti polisi muda itu datang, aku akan diperkenalkan sebagai pembeli motor. Lalu aku disuruh  minta STNK dan juga BPKB motor yang mau dijual itu dan polisinya juga disuruh menulis kuitansi sebagai bukti pembelian. Nanti  ketika polisi itu menulis kuitansi, aku disuruh meminta izin sama polisi itu untuk masuk rumah sebentar dan kemudian aku disuruh Yanuar lari pergi lewat pintu samping. Mendengar rencana Yanuar yang diungkapkan padaku. Aku langsung bilang,” Aku gak mau.. aku takut kita pasti tertangkap karena  korbannya polisi”.

 Tetapi Yanuar berkata menenangkan diriku lagi,” Jangan takut aman.. aman..polisinya masih muda gampang ditipu apalagi jika pembelinya cewek cantik kayak kamu...pasti gampang ditipu hehehe..”.ujar Yanuar sambil senyum-senyum menjengkelkan.”

“Lagian aku punya jimat.. Cincin ini yang dihiasi akik berwarna pink ini jimatku yang akan membuat kita selamat”, kata Yanua rlagi sambil memamerkan cincin jimatnya.

Aku terdiam tidak menanggapi celoteh Yanuar waktu itu karena aku dalam kondisi bingung. Otakku berputar cepat, apa yang harus kulakukan.. mau membatalkan rencananya Yanuar  bagaimana caranya..apa aku harus bilang terus terang sama polisi itu bahwa aku dipaksa Yanuar diajak  mau menipu motornya..tapi nanti aku juga ditangkap gimana? kalau melaksanakan  intruksi Yanuar, aku juga ditangkap bagaimana? Wadao pusing tenan aku. Jika tidak melaksanakan instruksi Yanuar, aku merasa sungkan juga sudah dijemput jauh-jauh dari Semarang, tetapi jika aku jalankan rencananya, pasti suatu saat akan tertangkap dan dipenjara karena korbannya seorang polisi. Sempat  terbersit dalam pikiranku walau hanya sedetik saja,” Inilah kesempatanku menikmati penjara?”. Hahahaha pikiran edan…

Ketika berbicara tentang rencana penipuan itu, ada seorang perempuan tua yang keluar dari balik tirai kain dan berkata kepadaku dan Yanuae bahwa bu Yuri tidak ada di rumah tapi dasar Yanuar yang ngotot dengan dalih sudah minta ijin bu Yuri maka Yanuar tetap ngotot bertamu disana untuk melakukan transaksi motor dengan polisi muda pemilik Kawasaki ninja 250 cc.

Dalam keadaan dilema pusing tujuh keliling, mendadak polisi yang punya motor kawasaki ninja 250 cc warna merah dan hitam menelpon Yanuar mengatakan bahwa dia sudah sampai di lokasi transaksi motor. “Lho kok cepat sekali datangnya”,batinku.Ternyata sebelum Yanuar mengajak aku pergi ke Yogya, Yanuar dan Hardex sudah bertemu dengan polisi itu kira kira 2 hari sebelumnya dan mereka sudah melihat kondisi motornya. Dan mereka sudah sepakat bahwa akan melanjutkan transaksinya 2 hari mendatang dan sekalian akan datang membawakan pembelinya. Hal itu kuketahui ketika persidangan kasusku di Pengadilan yang kulalui mengungkapkan hal itu. Jiahhhh asem tenan....aku yang gak tahu apa-apa jadi tersangkut jauh kasus ini hadddew...

(bersambung ke bag.5)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar