Selasa, 10 Maret 2015

(9) POLSEK KOTAGEDE

Di Polsek Kotagede ini, ketika aku akhirnya dapat menghubungi Rei, yang menjawab teleponku malahan kakaknya Rei yang juga laki-laki. Padahal menurutku itu suaranya Rei ketika aku mendengar suara itu, tapi ya  mungkin karena saudaraan jadi suaranya mirip kalee, jadi ya aku percaya aja. Aku gak tahulah yang sebenarnya karena ketemu aja belum pernah hehehe.... Dan berita yang kudengar dari kakak laki-lakinya Rei membuatku sangat shock. Berita dari kakaknya mengatakan Rei meninggal karena kecelakaan ketika menuju ke pelabuhan Bakaheuni di Lampung. 

Malam itu Rei ternyata pergi tengah malam dengan membawa 2 motor balap Kawasaki Ninja 250cc miliknya yang hendak dipakainya untuk mengganti motor kawasaki 250cc milik polisi PJR yang dibawa lari Hard. Rei seorang pembalap dan punya 4 motor Kawasaki Ninja 250 cc menjadi koleksinya. 

Kecelakaannya terjadi  jam 2 dini hari seminggu yang lalu. Hahhh...ini cerita kakak laki-lakinya dengan alasan biar naik kapalnya gampang  “Rei” pergi sendiri dari Lampung menyetir mobilnya malam-malam sambil membawa dua motor Kawasaki Ninja 250cc. Dan di tengah kegelapan malam itu dia mengalami tabrakan. Cerita kakaknya tentang Rei yang meninggal di tempat kejadian karena kepalanya terbentur stir mobil dan motor-motornya juga hilang dicuri orang ketika terjadi kecelakaan, tapi hal ini sudah dilaporkan polisi juga. Bagai mendengar petir di siang bolong, aku mendengar berita itu langsung lemas. Aku langsung nangis sesunggukan dan minta maaf kepada kakak Rei, juga minta tolong disampaikan kepada Bunda Rei bahwa aku minta maaf karena gara-gara aku Rei meninggal dalam kecelakaan mobil. Rasanya badanku lemas banget untuk beberapa jam ke depan, matakupun  menerawang jauh memikirkan yang telah berlalu antara aku dan Rei. Aku sangat sayang kepada Rei dan untuk sementara itu hanya dia orang yang mengerti aku. Hanya dia teman curhatku walau aku belum pernah bertemu dia hehehe.. padahal jika bebas nanti aku berjanji ingin bertemu dengannya. Tapi ternyata semuanya harus berakhir dengan cara seperti ini oh Tuhan... aku tidak sanggup berbuat apa-apa untuknya. Aku sekarang berada di balik terali besi dan belum tahu kapan bebasnya.  Disini aku  hanya bisa berdoa untuk Rei agar Tuhan mengampuni dosanya dan aku berjanji pada diriku akan ke pusaranya jika aku bebas nanti.

Lagu-lagu rohani ciptaanku ketika sering kunyanyikan di dalam kesunyian kamar selku sangat menghiburku. Di dalam kamar sel Polsek Kotagede ini aku jadi mulai rajin berdoa. Berdoa pagi dan malam hari mendekatkan diriku pada Tuhan yang setia menyertaiku. Suatu kejadian yang menurutku sangat berkesan adalah ketika CS ku minta diajarin doa Bapa Kami.

“Mbak tolong catatkan doa Bapa Kami”, katanya.

“Oh ya sebentar kucatatkan”, kataku sambil mencari kertas dan pulpen. 

Kudapatkan tutup dus makanan lalu kutulis di situ, yang isinya begini :

Bapa Kami yang ada di dalam sorga
Dikuduskanlah nama-Mu
Datanglah kerajaan-Mu
Jadilah kehendak-Mu
Di bumi seperti di surga
Berikanlah kami pada hari ini
Makanan kami yang secukupnya
Dan ampunilah kami akan kesalahan kami
Seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami
Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan
Tapi lepaskanlah kami daripada yang jahat
Amin.
( Matius 6 : 9-13 )

Ada sukacita di dalam hatiku, ketika Hard meminta dituliskan doa Bapa Kami, aku merasa Hard benar-benar sudah bertobat. Dan ingin berdoa kepada Tuhan  dan dekat kepada Tuhan. Puji Tuhan.
Aku mengatakan pada Hard,“Kalau kamu gak bisa berdoa, berdoa Bapa Kami saja sudah cukup asal kamu berdoanya diucapkan dengan sungguh-sungguh dan dihayati di dalam hati sepenuhnya. Doa Bapa Kami merupakan doa yang sederhana tapi sudah melingkupi semuanya, Tuhan tidak suka kalau kita berdoa bertele-tele karena sebenarnya Tuhan sudah tahu keinginan kita Hard”.

“Iya mbak”, katanya.

Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.

 (Matius 6 : 7-8)

(bersambung ke bag.10)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar