Di Polsek Kotagede
ini, ketika aku akhirnya dapat menghubungi Rei, yang
menjawab teleponku malahan kakaknya Rei yang juga laki-laki. Padahal menurutku
itu suaranya Rei ketika aku
mendengar suara itu, tapi ya mungkin karena saudaraan jadi suaranya mirip
kalee, jadi
ya aku percaya aja. Aku gak tahulah yang sebenarnya
karena ketemu aja belum pernah hehehe.... Dan berita yang kudengar dari kakak
laki-lakinya Rei
membuatku sangat shock.
Berita dari kakaknya mengatakan Rei meninggal
karena kecelakaan ketika menuju ke pelabuhan Bakaheuni di Lampung.
Malam itu Rei ternyata pergi tengah malam dengan membawa
2 motor balap Kawasaki Ninja 250cc miliknya yang hendak dipakainya untuk
mengganti motor kawasaki 250cc milik polisi PJR yang dibawa lari Hard. Rei seorang
pembalap dan punya 4 motor Kawasaki Ninja 250 cc menjadi koleksinya.
Kecelakaannya
terjadi jam 2 dini hari seminggu yang
lalu. Hahhh...ini
cerita kakak laki-lakinya dengan alasan biar naik kapalnya gampang “Rei” pergi sendiri dari Lampung menyetir mobilnya malam-malam sambil membawa dua motor Kawasaki Ninja 250cc. Dan di
tengah kegelapan malam itu dia mengalami tabrakan. Cerita kakaknya tentang Rei
yang meninggal di tempat kejadian karena kepalanya terbentur
stir mobil dan motor-motornya juga hilang dicuri orang ketika terjadi
kecelakaan,
tapi hal ini sudah dilaporkan polisi juga. Bagai mendengar
petir di siang bolong, aku mendengar berita itu langsung lemas. Aku langsung
nangis sesunggukan dan minta maaf kepada kakak Rei, juga minta tolong disampaikan
kepada Bunda Rei bahwa aku minta maaf karena gara-gara aku Rei meninggal dalam
kecelakaan mobil. Rasanya badanku lemas banget untuk beberapa jam ke depan,
matakupun menerawang jauh memikirkan
yang telah berlalu antara aku dan Rei. Aku sangat sayang kepada Rei dan untuk sementara itu hanya dia orang yang mengerti aku.
Hanya dia teman curhatku walau aku belum pernah bertemu dia hehehe.. padahal
jika bebas nanti aku berjanji ingin bertemu dengannya. Tapi ternyata semuanya
harus berakhir dengan cara seperti ini oh Tuhan... aku tidak sanggup berbuat
apa-apa untuknya. Aku sekarang berada di balik terali besi dan belum tahu kapan
bebasnya. Disini aku hanya bisa berdoa untuk Rei agar Tuhan
mengampuni dosanya dan aku berjanji pada diriku akan ke pusaranya jika aku bebas
nanti.
Lagu-lagu rohani ciptaanku ketika sering kunyanyikan di dalam kesunyian kamar
selku sangat menghiburku. Di dalam kamar sel Polsek Kotagede ini aku jadi mulai rajin
berdoa. Berdoa pagi dan malam hari mendekatkan diriku pada Tuhan yang setia menyertaiku.
Suatu kejadian yang menurutku sangat berkesan adalah ketika CS ku minta
diajarin doa Bapa Kami.
“Mbak tolong catatkan doa Bapa Kami”, katanya.
“Oh ya sebentar kucatatkan”, kataku sambil mencari kertas dan pulpen.
Bapa Kami yang ada di dalam sorga
Dikuduskanlah nama-Mu
Datanglah kerajaan-Mu
Jadilah kehendak-Mu
Di bumi seperti di surga
Berikanlah kami pada hari ini
Makanan kami yang secukupnya
Dan ampunilah kami akan kesalahan kami
Seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada
kami
Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan
Tapi lepaskanlah kami daripada yang jahat
Amin.
( Matius 6 : 9-13 )
Ada sukacita di dalam hatiku, ketika Hard meminta
dituliskan doa Bapa Kami, aku merasa Hard benar-benar
sudah
bertobat. Dan ingin berdoa kepada Tuhan dan dekat
kepada Tuhan. Puji Tuhan.
Aku mengatakan pada Hard,“Kalau kamu gak
bisa berdoa, berdoa Bapa Kami saja sudah cukup asal kamu berdoanya diucapkan
dengan sungguh-sungguh dan dihayati di dalam hati sepenuhnya. Doa Bapa Kami merupakan doa yang sederhana tapi sudah
melingkupi semuanya, Tuhan tidak suka kalau kita berdoa bertele-tele karena
sebenarnya Tuhan sudah tahu keinginan kita Hard”.
“Iya mbak”, katanya.
Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele
seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa
karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. Jadi janganlah kamu seperti
mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta
kepada-Nya.
(Matius 6 : 7-8)
(bersambung ke bag.10)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar