Selasa, 10 Maret 2015

(9) POLRES SLEMAN ( 6 Hari Gak Ganti Baju )

Akupun bergegas ganti baju di kamar mandi di kamar selku, setelah itu aku cepat-cepat menuju ruang tempat cuci baju. Sebelah musholla sambil membawa baju-bajuku yang mau kucuci. Aku memasukkan baju-bajuku dan pakaian dalamku ke dalam ember yang kosong. Sebelumnya aku mengisi ember itu dengan air dan sabun cuci baju yang sudah dimasukkan ke botol minuman bekas yang tersedia di tempat cuci baju. Kucuci baju itu cepat-cepat lalu kubilas dan kujemur bersama pakaian tahanan pria lainnya. Yaitu di tempat jemuran besi kecil yang biasa ada di hotel-hotel. Bajuku yang kujemur jadi bahan bercandaan tahanan pria yang menontonku mencuci baju. Sebenarnya pakaian dalamku mau kujemur dan kusembunyikan di bawah kaosku, tapi kupikir sekali lagi nanti malah gak kering-kering jadinya. Akhirnya dengan berat hati, mau gak mau pakaian dalamku kujejer di sela-sela bajuku yang kujemur. Memang cepat kering sih, tapi ya gitu deh untuk bahan bercandaan tahanan pria dengan teman-temannya, dasar dasar kurang hiburan baju dalam dijemur aja jadi bahan gurauan huft... malunya aku. Setelah mencuci, aku ikut berkumpul lagi seperti biasanya membaca koran bersama tahanan lain di musholla.

“Nih  berita kasusmu sudah masuk koran..”, kata tahanan lama yang lagi membaca koran baru  sambil  menyodorkan koran baru yang memuat berita kasus perampasan kalung yang dilakukan oleh 3 orang tahanan baru yang masuk sel kamar sebelahku kemarin malam itu. Pagi ini mereka sudah keluar berkumpul bersama dan ikut berkumpul di musholla. Mendengar itu kami semua yang berkumpul di situ cepat-cepat bergantian membaca berita tersebut dan tersenyum pahit sambil membicarakan kasus mereka itu.

Tahanan yang baru masuk kemarin malam itu ternyata jambret yang anggotanya terdiri dari 3orang. Itu menurut informasi yang kudengar dari tahanan lain yang berkumpul di mushola bersamaku. Padahal menurutku sel sebelah kiriku itu hanya muat untuk satu orang tapi  kemarin malam diisi oleh 3 orang karena mereka tersangkut kasus yang sama. Kulihat pagi ketika mereka pertama kali ditangkap, mereka tidur berhimpit- himpitan. Sebenarnya waktu sudah siang namun mereka masih tertidur pulas ketika kutengok keberadaan mereka dengan isengnya. Mungkin mereka kecapekan dihajar polisi, karena kemarin malam, aku mendengar teriakan ampun dan suara pukulan bak buk bak buk dari sebelah kiri kamar selku.

Hari berlalu lagi, aku masih belum dibesuk keluargaku. Maksudku adikku yang kucoba kuhubungi lewat facebook dengan pertolongan istri tahanan lain belum menghubungiku. Apakah berhasil atau tidak istri tahanan kasus perkelahian itu membuka facebookku dan menghubungi adikku atau tidak ya?!! Pikiranku berkecambuk, sedih banget rasanya melihat tahanan lain dibesuk keluarganya, sedangkan aku tidak ada yang membesuk. Karena suntuk tidak ada yang besuk aku, aku tiap hari pas jam besuk kerjaanku hanya jalan hilir mudik dari kamar selku menuju ruang besukan, melihat yang dibesuk dan yang membesuk. Terus jalan balik lagi ke kamar selku melewati kamar sel lain dan kadang berhenti sebentar-sebentar menengok sekilas ke dalam kamar sel tahanan lain yang kulewati.  Mengintip kegiatan tahanan pria lain di kamar selnya, pada ngapain aja sih mereka di dalam kamar sel mereka, aku penasaran juga hehehe.... Ketika lagi jalan sambil menengok ke dalam kamar sel tahanan laki-laki itu, tiba-tiba aku dipanggil,”Mbak main sini”.

Karena di tahanan Polres Sleman yang berjenis kelamin perempuan hanya aku, aku menengok siapa yang memanggil. Ternyata perampas kalung yang menjadi tahanan baru itu. “ Sini mbak masuk, main sini”, kata salah satu perampas kalung yang lagi selesai ngaji.

Aku disuruh masuk dan main di kamar sel tahanan pria yang sedang kutengok sambil jalan-jalan itu. Karena trauma kejadian bos togel itu, aku ogah masuk ke kamar sel tahanan pria itu. Dan hanya berdiri di pintu kamar sel mereka, tapi salah satu kawanan perampas kalung yang berwajah paling ganteng dan berusia masih muda sekitar 23 tahun itu komentar, “Jangan takut mbak sama aku, aku gak akan memperkosa mbak”, kata jambret yang berparas lumayan ganteng itu setelah selesai mengaji barusan.

“ Aku disini saja”, kataku sambil berdiri di pintu masuk kamar selnya.

“Aku gak mungkin bisa memperkosa mbak, pikiranku stress ditahan gini..kalau seumpama bisa  dari tadi mbak sudah saya seret dan tak perkosa”, kata jambret itu sambil tersenyum.

Aku hanya bisa tersenyum simpul lagi mendengar kata-katanya lalu duduk mepet tembok pintu kamar sel di dipan semen  besar itu. Ternyata pengalaman ditahan pertama kali di Polres juga mempengaruhi kejiwaan psikologis semua tahanan dalam kualitas hubungan seksual. Ketertarikan dengan lawan jenis tetap ada tapi letoy karena efek psikologis dipenjara hehehe... Terus terang dan bukan sok GR, aku seorang wanita yang gak jelek-jelek amat kalee buktinya aku digunakan Yanu sebagai pemikat polisi PJR itu. Trus aku mau diperkosa bandar togel meguwoharjo. Berpostur tinggi 163 cm dengan berat badan 53 kg dan berkulit putih kekuningan waktu itu. Dengan penampilanku dibalut kaos ketat putih dan celana pendek diatas lutut model hawai berwarna pink gelap variasi warna hitam  kurasa penampilanku sangat menggoda kaum Adam apalagi kalau mereka tahu aku gak pakai perangkat dalam karena barusan lagi tak cuci hahaha....tapi karena kondisi psikologis dari proses ditangkap dan di BAP, ditambah dengan siksaan interogasi seperti yang dialami Hard Csku, untuk mengungkap kasus yang menyeretnya masuk penjara ini membuat mereka sangat  sangatlah stress... Dan hasil dari stres ini membuat  makan tak enak, tidur tak nyenyak, liat cewek sexy tertarik tapi letoy hehehe... Tekanan mental mendera semua tahanan yaitu depresi, trauma dan  kecemasan juga ketakutan mendera para tahanan baru seperti yang kualami juga hehe...

Ketika selesai bercakap-cakap sebentar dengan salah satu perampas kalung itu, lalu aku memandang seorang pria muda berkepala botak yang lagi duduk di dekat lemari kecil tempat menyimpan makanan para tahanan yang dibesuk keluarganya dan pria muda berkepala plontos itu duduk di ujung dipan semen lainnya yang sejajar denganku. Akupun mulai iseng nanyain dia,”Kasus apa mas?”, tanyaku kepadanya.

“Gadaikan mesin cuci majikan mbak”, jawabnya.

“Ceritanya gimana?”,tanyaku.

“Aku dan istriku yang sedang hamil lima bulan kerja di laundry, laundry nya masih baru dan pelanggannya masih sedikit. Juraganku pasang tarif laundry nya terlalu mahal mbak dibanding usaha laundry lainnya. Aku kerja di sana bersama istriku sudah beberapa bulan dan jarang didatangi bosku.  Usahanya sepi karena pasang tarifnya terlalu mahal jadi pendapatannya jadi sedikit lalu gajiku belum dibayar sama bosku lagi. Padahal aku dan istriku butuh makan karena kepepet gak punya uang buat makan maka mesin pengering baju milik bosku kugadaikan satu juta. Pikirku kalau bosku datang dan membayar gajiku, mesin pengering baju itu akan kutebus. Gitu rencanaku mbak tapi rencana itu tidak semulus yang kurencanakan mbak, ketika bosku datang dan mesin pengeringnya gak ada lalu aku mengatakan kalau mesin pengeringnya tak gadaikan buat biaya makan karena gajiku belum dibayar, nanti kalau gajiku dah dibayar sama bos akan kutebus tapi bosku gak mau terima, aku dan istriku malah dilaporkan polisi”,cerita dia nyerocos kepadaku.

“Oh gitu toh”, kataku.

“Iya mbak, aku suka nangis jika ingat istriku yang lagi hamil 5 bulan kasihan dia malah ikut dipenjara sama aku. Belum lama ini istriku dipindah ke Cebongan mbak, kemarin sih istriku di sini sama aku. Bentar lagi paling mbak juga dipindah ke Cebongan nanti  aku titip surat buat istriku ya mbak”, katanya.

“Iya mas”, jawabku.

Setelah cukup mengobrol, aku kembali ke kamar selku lagi trus tiduran lagi hehehe...hanya itu rutinitasku di kamar selku dan pikirankupun mulai  menerawang jauh memikirkan tahanan lain. Memikirkan wajah-wajah yang tegang menghiasi wajah mereka setiap kupandang walau kadang-kadang ditutupi dengan serius membaca koran atau tidur tapi aku tahu pikiran mereka sebenarnya menerawang kemana-mana memikirkan diri mereka, keluarga mereka dan berapa vonis hukuman mereka seperti aku hehe...

(bersambung ke bag.10)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar