Akupun bergegas ganti baju di kamar mandi di kamar selku, setelah itu aku
cepat-cepat menuju ruang tempat cuci baju. Sebelah musholla sambil membawa
baju-bajuku yang mau kucuci. Aku memasukkan baju-bajuku dan pakaian dalamku ke
dalam ember yang kosong. Sebelumnya aku mengisi ember itu dengan air dan sabun
cuci baju yang sudah dimasukkan ke botol minuman bekas yang tersedia di tempat cuci baju. Kucuci baju itu
cepat-cepat lalu kubilas dan kujemur bersama pakaian tahanan pria lainnya. Yaitu di tempat jemuran besi kecil yang biasa ada di
hotel-hotel. Bajuku yang kujemur jadi bahan bercandaan tahanan pria yang
menontonku mencuci baju. Sebenarnya pakaian dalamku mau kujemur dan kusembunyikan
di bawah kaosku, tapi kupikir sekali lagi nanti malah gak kering-kering jadinya.
Akhirnya dengan berat hati, mau gak mau pakaian dalamku kujejer di sela-sela
bajuku yang kujemur. Memang cepat kering sih, tapi ya gitu deh untuk bahan bercandaan
tahanan pria dengan teman-temannya, dasar dasar kurang hiburan baju dalam
dijemur aja jadi
bahan gurauan huft... malunya aku. Setelah mencuci, aku ikut berkumpul
lagi seperti biasanya membaca koran bersama tahanan lain di musholla.
“Nih berita kasusmu sudah masuk
koran..”, kata tahanan lama yang lagi membaca koran baru sambil
menyodorkan koran baru yang memuat berita kasus perampasan kalung yang
dilakukan oleh 3 orang tahanan baru yang masuk sel kamar sebelahku kemarin
malam itu. Pagi ini mereka sudah keluar berkumpul bersama dan ikut berkumpul di
musholla. Mendengar itu kami semua yang berkumpul di situ cepat-cepat
bergantian membaca berita tersebut dan tersenyum pahit sambil membicarakan
kasus mereka itu.
Tahanan yang baru masuk kemarin malam itu ternyata jambret yang anggotanya
terdiri dari 3orang. Itu menurut informasi yang kudengar dari tahanan lain yang berkumpul di mushola bersamaku. Padahal menurutku sel
sebelah kiriku itu hanya muat untuk satu orang tapi kemarin malam diisi oleh 3 orang karena mereka tersangkut kasus yang sama. Kulihat
pagi ketika mereka pertama kali ditangkap, mereka tidur berhimpit- himpitan. Sebenarnya
waktu sudah siang namun mereka masih tertidur pulas ketika kutengok keberadaan
mereka dengan isengnya. Mungkin mereka kecapekan dihajar polisi, karena kemarin
malam, aku mendengar teriakan ampun dan suara pukulan bak buk bak buk dari
sebelah kiri kamar selku.
Hari berlalu lagi, aku masih belum dibesuk keluargaku. Maksudku adikku yang
kucoba kuhubungi lewat facebook
dengan pertolongan istri tahanan lain belum menghubungiku. Apakah berhasil atau tidak istri tahanan kasus perkelahian itu membuka facebookku dan menghubungi adikku atau
tidak ya?!! Pikiranku berkecambuk, sedih banget rasanya melihat tahanan lain
dibesuk keluarganya, sedangkan aku tidak ada yang membesuk. Karena suntuk tidak
ada yang besuk aku, aku tiap hari pas jam besuk kerjaanku hanya jalan hilir
mudik dari kamar selku menuju ruang besukan, melihat yang dibesuk dan yang membesuk.
Terus jalan balik lagi ke kamar selku melewati kamar sel lain dan kadang berhenti sebentar-sebentar menengok sekilas ke
dalam kamar sel tahanan lain yang kulewati. Mengintip kegiatan tahanan pria lain di kamar selnya, pada ngapain aja sih mereka di dalam kamar sel mereka, aku penasaran juga hehehe.... Ketika lagi jalan sambil menengok ke dalam
kamar sel tahanan laki-laki itu, tiba-tiba
aku dipanggil,”Mbak main sini”.
Karena di tahanan Polres Sleman yang berjenis kelamin perempuan hanya aku,
aku menengok siapa yang memanggil. Ternyata perampas kalung yang menjadi tahanan
baru itu. “ Sini mbak masuk, main sini”, kata salah satu perampas
kalung yang lagi selesai ngaji.
Aku disuruh masuk dan main di kamar sel tahanan pria yang sedang kutengok
sambil jalan-jalan itu. Karena trauma kejadian bos togel itu, aku ogah
masuk ke kamar sel tahanan pria itu. Dan hanya berdiri di pintu kamar sel
mereka, tapi salah satu kawanan perampas kalung yang berwajah paling ganteng
dan berusia masih muda sekitar 23 tahun itu komentar, “Jangan takut mbak sama
aku, aku gak akan memperkosa mbak”, kata jambret yang berparas lumayan ganteng
itu setelah selesai mengaji barusan.
“ Aku disini saja”, kataku sambil berdiri di pintu masuk kamar selnya.
“Aku gak mungkin bisa memperkosa mbak, pikiranku stress ditahan gini..kalau
seumpama bisa dari tadi mbak sudah saya seret
dan tak perkosa”, kata jambret itu sambil tersenyum.
Aku hanya bisa tersenyum simpul lagi mendengar
kata-katanya lalu duduk mepet tembok pintu kamar sel di dipan semen besar itu. Ternyata pengalaman ditahan
pertama kali di Polres juga mempengaruhi kejiwaan psikologis semua tahanan
dalam kualitas hubungan seksual. Ketertarikan dengan lawan jenis tetap ada tapi
letoy karena efek psikologis dipenjara hehehe... Terus
terang dan bukan sok GR, aku seorang wanita yang gak jelek-jelek amat kalee
buktinya aku digunakan Yanu sebagai pemikat polisi PJR itu. Trus aku mau
diperkosa bandar togel meguwoharjo. Berpostur tinggi 163 cm dengan berat badan
53 kg dan berkulit putih kekuningan waktu itu. Dengan
penampilanku dibalut kaos ketat putih dan celana pendek diatas lutut model hawai
berwarna pink gelap variasi warna hitam kurasa penampilanku sangat menggoda kaum Adam apalagi kalau mereka tahu aku gak
pakai perangkat dalam karena barusan lagi tak cuci hahaha....tapi karena kondisi
psikologis dari proses ditangkap dan di BAP, ditambah dengan siksaan interogasi
seperti yang dialami Hard Csku, untuk mengungkap kasus yang menyeretnya masuk
penjara ini membuat mereka sangat sangatlah stress... Dan hasil dari stres ini
membuat makan tak enak, tidur tak
nyenyak, liat cewek sexy tertarik tapi letoy
hehehe... Tekanan mental mendera semua tahanan yaitu depresi, trauma dan kecemasan juga ketakutan mendera para tahanan
baru seperti yang kualami juga hehe...
Ketika selesai bercakap-cakap sebentar dengan salah satu
perampas kalung itu, lalu aku memandang seorang pria
muda berkepala botak yang lagi duduk di dekat lemari kecil tempat menyimpan
makanan para tahanan yang dibesuk keluarganya dan pria muda berkepala plontos itu
duduk di ujung dipan semen lainnya yang sejajar denganku. Akupun mulai iseng
nanyain dia,”Kasus apa mas?”, tanyaku kepadanya.
“Gadaikan mesin cuci majikan mbak”, jawabnya.
“Ceritanya gimana?”,tanyaku.
“Aku dan istriku yang sedang hamil lima bulan kerja di laundry, laundry nya masih baru dan pelanggannya masih sedikit. Juraganku pasang tarif laundry
nya terlalu mahal mbak dibanding usaha laundry
lainnya.
Aku kerja di sana bersama istriku sudah beberapa bulan dan
jarang didatangi bosku. Usahanya sepi karena
pasang tarifnya terlalu mahal jadi pendapatannya jadi sedikit
lalu gajiku belum dibayar sama bosku lagi. Padahal aku dan istriku butuh makan karena kepepet gak
punya uang buat makan maka mesin pengering baju milik bosku kugadaikan satu
juta. Pikirku kalau bosku datang dan membayar gajiku, mesin pengering baju itu akan kutebus. Gitu rencanaku mbak tapi rencana itu tidak semulus yang
kurencanakan mbak,
ketika bosku datang dan mesin pengeringnya gak ada lalu
aku mengatakan kalau mesin pengeringnya tak gadaikan buat biaya makan karena
gajiku belum dibayar,
nanti kalau gajiku dah dibayar sama bos akan kutebus tapi bosku
gak mau terima, aku dan istriku malah dilaporkan polisi”,cerita dia
nyerocos kepadaku.
“Oh gitu toh”, kataku.
“Iya mbak, aku suka nangis jika ingat istriku yang lagi hamil 5 bulan kasihan
dia malah ikut dipenjara sama aku. Belum lama
ini istriku dipindah ke Cebongan mbak, kemarin sih
istriku di sini sama aku.
Bentar lagi paling mbak juga dipindah ke Cebongan nanti aku titip surat buat istriku ya mbak”, katanya.
“Iya mas”, jawabku.
Setelah cukup mengobrol, aku kembali ke kamar selku lagi trus tiduran lagi
hehehe...hanya itu rutinitasku di kamar selku dan pikirankupun mulai menerawang jauh memikirkan tahanan lain. Memikirkan
wajah-wajah yang tegang menghiasi wajah mereka setiap kupandang walau kadang-kadang
ditutupi dengan serius membaca koran atau tidur tapi aku tahu pikiran mereka sebenarnya
menerawang kemana-mana memikirkan diri mereka, keluarga mereka dan berapa vonis hukuman mereka seperti
aku hehe...
(bersambung ke bag.10)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar