Dan akupun bergegas pergi bersama satpam yang kenal dengan aku itu. Aku diantar
ke Mijen oleh mantan anak kosku dan aku melapor
kepada kantor polisi Mijen. Tololnya anak itu atau nasib baik selalu berpihak
padaku ya.. anak itu masih bisa kuhubungi lewat sms ketika aku melapor di kantor
polisi Mijen. Dan masih balasi smsku dengan
alibi anak itu mengatakan yang smsan denganku itu perampok motorku yang
sedang dipinjamnya. Sedang anak yang pinjam motorku itu sedang disandera oleh
perampok motorku. Akhirnya anak yang mengaku dirampok bersama motorku sms aku minta uang tebusan 2 juta rupiah agar motorku
bisa kembali padaku. Perampok motorku mengatakan lewat sms bahwa anak yang
membawa motorku lagi tidak sadarkan diri. Dan Perampok itu lewat sms bilang padaku
bahwa besok pagi aku disuruh mengantarkan uang tebusan 2 juta rupiah di Taman
KB. Setelah dia mendapatkan uang yang kubawa
maka motorku akan dikembalikan. Isi sms itu kuceritakan pada polisi
Mijen yang kutemui di kantor polisi itu. Skalian menceritakan penipuan motor
yang terjadi padaku dan minta bantuan polisi Mijen untuk menangkap perampok itu
besok pagi di Taman KB. Taman KB adalah sebuah taman yang lokasinya dekat simpang Lima. Tetapi jawaban polisi Mijen sangat
mengecewakan aku,
malam itu polisi Mijen tidak mau membantuku dengan alasan
bukan wilayah tugasnya weleh...kok gitu ya. Kalau
prosedurnya ribet gini mana bisa cepat tertangkap penjahatnya... Sudah kabur jauhlah penjahatnya uuhh..lha aku terus minta bantuan siapa???? Malam-malam
gini lagi.. lha
wong wilayah TKP nya Polres Mijen, aku ya tahunya melapor ke kantor polisi terdekatlah...Aku
kan gak tahu tempat melapor ke pos polisi yang sesuai wilayah taman KB tempat
transaksi besok motorku yang harus ditebus dengan uang 2 juta. Ngertiku ya karena TKP nya di daerah Mijen ya melapornya
ke pos polisi Mijen to yo.. Yang penting kan bagiku aku sudah lapor polisi kan
sudah bener, eh lha kok kejadiannya
seperti ini wuaduh
biyung mumet aku...kok kayak diubeng-ubengke.
Polisi Mijen itu hanya menyarankan untuk laporan ke wilayah tempat janjian aku
sama perampok itu di wilayah Taman KB. Padahal wilayah TKP nya kan di daerah
Mijen. Nah bingung kan...aku!! Kantor polisi mana lagi yang harus kudatangi. Aku
gak tahu harus gimana dan kemana mencari kantor polisi yang dekat dengan Taman
KB. Dan akupun harus kesana naik apa??? motorku aja dibawa lari orang lagi walah pie iki… Dalam
kebingunganku ada serse Mijen yang kasihan padaku lalu mencoba membantuku tapi
dia bilang bisanya agak siang bantunya karena sekarang dia belum tidur,waktu
itu memang sudah malam sekitar jam 2 malam dini hari. Lah sama aja boong, kalau
bisa bangun pagi ya bisa bantu katanya hmm...akhirnya aku pulang ke rumahku
diantar mantan anak kosku yang bernama Ad. Sesampainya di rumah aku gak bisa
tidur sumpah,
bingung mikirin besok ketemuan sama perampoknya gimana,
ngasih uangnya gimana.. sms perampok berikutnya kepadaku itu, menyuruhku menaruh
uangnya di bawah bangku Taman yang akan diberitahukan selanjutnya. Huh kayak
cerita sinetron aja sie hidupku ini, ada-adaaaa saaja. Akhirnya pagi yang kutunggu-tunggu tiba juga, kuhubungi
serse Mijen yang memberi no telponnya padaku agar bisa menghubungi dia
pagi-pagi sekitar jam 7 pagi. Telponku tidak diangkatnya dan isi smskupun tidak
dibalasnya huhuhu...beneran kan masih tidur, akhirnya serse itu menghubungiku di siang hari tapi
kasusku sudah ditangani Polres Gajahmungkur. Dalam kebingunganku pagi hari itu,
aku pergi diantar tukang ojek ke Kantor Polisi Gajahmungkur dekat rumahku.
Menurutku Kantor polisi yang paling dekat dari rumahku hanya itu. Dan aku mencoba minta bantuan polisi
Gajahmungkur saja, siapa tau mereka mau membantuku. Aku gak tau lagi harus
minta bantuan siapa lagi, aku di Semarang kan sebatang kara. Gak punya saudara
sama sekali, aku hanya punya mantan suami yang mungkin gak mau membantuku
karena dah cerai. Di kantor polisi Gajahmungkur aku disambut baik dan setelah
kuceritakan masalah yang sedang menimpaku, mereka langsung mau membantuku.
Mereka sangat sigap, tanpa proses panjang karena waktunya juga mepet dengan waktu yang dijanjikan untuk ketemu di taman KB dengan perampok itu. Aku
berangkat ke taman KB diantar tukang ojek itu sedang polisi-polisi dari
Gajahmungkur itu berangkat naik mobil dan ada juga yang naik motor. Di taman KB aku melihat motorku diparkir di
sebrang SMA 1. Akupun menyuruh tukang ojek itu untuk menghampiri motorku. Aku
kemudian turun dari motor tukang ojek itu sambil terus memandangi motorku, lalu
kudekati dan kulihat plat nomernya untuk memastikannya bener apa gak
motorku. Haaa..bener-bener ini, plat nomer motorku H 6688 FR. Akupun lalu celingukan mencari perampok itu di taman KB.
Perampok itu sebenarnya wanti-wanti
padaku agar tidak melaporkan peristiwa ini ke polisi. Tapi karena aku ketakutan
ketemuan sama perampok yang merampok motorku dan ngajak ketemuan di Taman KB
sendirian. Aku ya takutlah ketemu sama perampok motorku, jadi wajar kalau aku melapor ke polisi donk.. aku kan takut jika
di celakain juga oleh perampok itu, namanya juga
perampok biasanya kan
sadis kayak di tivi hehehe..Di
Taman KB aku melihat anak yang membawa lari motorku dan anak itu juga melihatku dan dia pun bergegas lari menemuiku dengan
dibuntuti anak muda lain yang lari kecil di belakangnya. Sebelum sampai di
depanku persis, anak muda yang lari dibelakangnya langsung menyergapnya. Oh
ternyata anak muda di belakangnya adalah serse yang menyamar sebagai orang
biasa berpakaian jeans belel dan jaket
jumper khas anak muda. Anak itu kaget disergap langsung nengok ke yang
menyergapnya tapi anak itu tidak melawan sama sekali. Setelah itu, Polisi
lainpun mulai berdatangan mengerumuni anak muda itu. Tanpa proses lama anak itu
diborgol dan disuruh duduk di bangku taman. Ditanyain macam-macam dan disuruh
minta
maaf padaku oleh polisi yang menginterogasi dia. Setelah
itu dia dibawa ke kantor polisi sedang motorku juga dibawa juga oleh salah
seorang polisi yang ikut menangkap dengan sebelumnya menyuruhku memastikan itu bener motorku apa gak oleh
polisi yang akan membawa motorku ke kantor polisi. Hmm...Menjadi saksi untuk kejahatan
penipuan motor yang dilakukan oleh anak itu membuatku sangat terganggu karena
pekerjaanku yang membutuhkan motor untuk kesana kemari. Belum BAP nya, pemeriksaan
saksi, dan sidang-sidangnya yang membutuhkanku sebagai saksi. Anak itu akhirnya
dihukum 7 bulan. Pernah orang tua anak itu datang ke rumahku untuk meminta maaf
dan memintaku untuk mencabut laporanku. Aku menyetujuinya asalkan motorku langsung dikembalikan ke aku
lagi dari kantor polisi. Ternyata untuk mencabut laporan itu membutuhkan biaya
5 juta. Hal itu kuketahui ketika aku bertanya kepada polisi muda yang mengurusi
penangkapan anak itu.
“Lha gimana?”, kata polisi muda itu.
“Begini pak, orangtua anak itu minta maaf sama saya atas perlakuan anaknya
pada saya, dan memohon pada saya agar
laporan saya ke kepolisian tentang kasus penipuan yang dilakukan anaknya dicabut”,
kataku.
“Oh gitu ya baiklah nanti kusampaikan kepada orangtua anak itu pak..”, jawabku.
Setelah pembicaraan selesai dengan polisi muda itu, aku beranjak ke kantin
kantor polisi Gajahmungkur.
Akupun segera menyampaikannya hasil pembicaraanku dengan polisi muda tadi
ke orangtua anak yang membawa lari motorku yang waktu itu menungguku di kantin
kantor polisi.
Setelah aku duduk dan memesan es jeruk kesukaanku aku mulai membicarakan
hasil pertemuanku dengan polisi muda itu.
“Pak, biayanya 5 juta rupiah kalau mau mencabut laporan kata polisi yang
kutemui tadi, trus bagaimana pak?”, tanyaku.
“500 ribu saja, saya tidak punya uang mbak apalagi 5 juta”, jawab bapak tua itu.
“Lha saya kan hanya menyampaikan saja, kata-kata polisi itu padaku tadi,” jawabku.
“Kemarin kan
polisinya bilang minta 500 ewu kok jadi 5 juta ?”, tanya orangtua anak yang membawa lari
motorku.
“Lah ya saya gak tau pak, tanya saja sama polisinya sendiri pak!”, Jawabku.
Ternyata 500 ewu itu artinya 5
juta hal itu baru kuketahui belakangan ini, entah darimana bahasa ini.
(bersambung ke bag.3)
(bersambung ke bag.3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar