Selasa, 10 Maret 2015

(5) POLSEK KOTAGEDE

Menjelang sore hari ketika menjelang sholat Azhar,  banyak juga polisi yang menjalankan sholat Ashar, hal itu bisa diketahui dengan terdengar suara gemericik air kran yang mengalir di belakang kamar mandiku ketika mereka berwudhu. Aku yang mendengarnya ketika sedang tiduran di kamarku bergegas bangun, dan aku yang suka iseng langsung berjalan menuju kamar mandi dan menaiki bibir bak kamar mandi sekedar pengen tahu polisi yang mana.. yang mau sholat di mushola itu. Mushola Polsek walau kecil tapi apik dan sepertinya bangunan  baru. Ada kipas angin, karpet hijau yang bergambar sejumlah sajadah yang sudah dicetak berderet, ada jendela terbuat dari kaca nako dan pintunya berbentuk sliding dari pintu kaca. Dindingnya di cat warna coklat muda dan dihiasi hiasan porselen sebagai listnya. Di siang hari ada satu dua polisi yang mengantuk dan rebahan dengan tiduran di mushola kecil itu hehe.. segitunya kan aku memperhatikan apa yang terjadi di belakang kamar mandiku. Karena saking seringnya aku nongkrong di bak kamar mandiku wkwkwk...

Polisi Polsek Kotagede banyak yang baik-baik dan sopan juga punya kharisma sebagai polisi yang jujur dan ramah serta peduli dengan tahanan. Hal ini bisa kulihat dari sikap-sikap baik mereka kepadaku dan CSku. Pernah ketika Hard terindentifikasi kalau kencing sakit di Polsek Kotagede, mereka dengan sigap mengantarnya berobat ke rumah sakit polisi. Kalau aku sih puji Tuhan gak pernah sakit selama di penjara.

Ketika aku dan Hard suntuk di dalam kamar sel masing-masing, kadang-kadang ada polisi yang datang dan mengajak mengobrol kami walau sebentar. Mereka sangat memanusiakan kami dan kami kadang ngobrolnya hanya dengan saling berdiri di pintu kamar sel.  Pernah aku dan CSku itu terlibat obrolan yang seru dengan salah satu polisi tentang hantu penunggu kamar sel yang ditempati Hard dengan pembenaran dari salah satu polisi itu bahwa memang ada tahanan wanita yang bunuh diri di kamar sel tempat Hard di sel sekarang ini. Ditambahi cerita bahwa sebenarnya kamar sel yang dipakai Hard adalah kamar sel tahanan wanita, sedang kamar sel yang kutempati sekarang adalah kamar sel laki-laki tapi karena pintu kamar mandinya rusak jadi aku tukaran kamar sel dengan tahanan laki-laki. Terkadang jika ada dus-dusan makanan jatah makan yang tidak dimakan polisi maka makanan itu diberikan kepada kami. Hal itu merupakan hal yang sangat disyukuri karena di penjara ini kami minim makanan karena yaitu tadi jarang dibesuk hehe..Hard aja malah sama sekali gak ada yang besuk hahaha.... kalau aku hanya dibesuk sekali sama adikku laki-laki yang rumahnya Malang bersama sepupuku perempuan dan mantan suamiku.

Pernah pada  hari Minggu, ada pak polisi yang beragama Katolik datang ke sel di pagi hari sekitar jam 10-an datang menemuiku dan Hard dan memberi petuah-petuah rohani kepada kami ketika pak polisi itu tahu agama kami sama. Ada nasehatnya yang selalu ku ingat sampai sekarang.... wejangannya begini, “kenikmatan manusia ini hanya sebatas di rongga mulut saja”. Sambil mempraktekkan dengan menaruh jari tangannya di kerongkongannya sendiri.  Makanan enak, minuman enak hanya bisa dirasakan  di rongga mulut setelah masuk kerongkongan sudah tidak ada rasanya lagi. Hal ini sangat digarisbawahi beliau dan aku memahami arti dan maksudnya wejangan itu...

Minggu-minggu pertama di kamar selku kuisi dengan keisenganku yaitu kegiatan mencorat-coret tembok kamar selku menambahi coretan yang sudah ada di tembok kamar selku. Aku ikut memenuhi tulisan yang sudah ada sebelumnya tertulis di tembok kamar selku itu. Iseng kutulisi nama Rei di dinding kamarku dan kutulisi lagi apa yang sedang kurasakan saat itu, coretannya berisi coretan-coretan curahan hatiku yang kutulis di tembok yang terhitung masih bagus dibanding tembok di kamar sel Polres Sleman. Kegiatan mencorat-coret tembok banyak dilakukan para tahanan sepertiku yang stres karena masuk penjara. Polisi yang kukenal ketika diskusi masalah coretan di tembok penjara berkata,” biarin ajalah para tahanan corat-coret tembok nanti juga akan dicat lagi.. hanya itu salah satu sarana yang bisa ngilangin stress para tahanan”.
Aku yang mendengar komentar polisi itu, manggut-manggut saja tanpa komentar hehehe..

Makanan jatah kiriman yang dikirim untuk fasilitas makanan para tahanan ketika aku ditahan di Polsek Kotagede, jika di pagi hari dikirim jam 7. Menunya berganti-ganti, kadang singkong rebus saja tanpa rasa seplastik kecil dengan berisi beberapa potong saja atau ganti menu bubur kacang ijo yang sangat sederhana sekali dimasukkan plastik kecil juga terkadang ganti menu lain lagi yaitu 2 biji gorengan tahu atau pisang. Atau menu bubur nasi putih saja tanpa ada lauknya dengan 1 bungkus plastik kecil air putih. Kalau siang hari menu makanannya agak lumayan atau lebih enak. Menu makananannya jika siang hari dan dikirim jam 11 an adalah nasi kotak. Lauk makanan  yang kudapatkan selama di polsek Kotagede berganti-ganti kadang telur dengan sayur kadang ikan bawal merah dengan sayur dan tentu saja selalu disertai air minum putih yang dimasukkan dalam plastik juga. Kalau sore nasi kotak yang dikirim untuk tahanan dikirim sekitar jam 4 an sore dan berisi nasi dengan lauk pauk yang berganti-ganti juga dengan seplastik teh hangat yang kurang begitu manis.  Terdapat irisan buah yang berukuran kecilll banget..yaitu terkadang seiris melon, semangka kadang sepotong pisang.

Hujan pertama ketika aku menginap di Polsek Kotagede, membuatku sangat tertarik untuk kunikmati. Akupun bergegas menuju ke belakang kamar mandiku tempat nongkrong idolaku selama ku ditahan di Polsek Kotagede hahaha..aku cepat-cepat menaiki bibir bak kamar mandi untuk melongok ke belakang kamar selku melalui ventilasi kamar mandi. Aku memandangi air hujan yang turun dengan deras. Ternyata Hard juga melakukan kegiatan yang sama denganku, nongkrong di kamar mandi belakang kamar selnya nonton air hujan yang turun membasahi bumi Kotagede. Hal itu kuketahui  ketika aku mencoba memanggil namanya dari kamar mandi kamar selku.

“ Hard..Hard..”, panggilku.

“Ya mbak”, jawab Hard.

“Ow kamu juga lagi di belakang to?”, kataku.

“Iya mbak”, jawab Hard lagi.

Setelah itu kami berdua saling terdiam, kami hanya menonton air hujan yang turun dengan deras di belakang kamar sel kami. Dan itu merupakan pemandangan yang cukup indah bagiku ketika masih di tahan di polsek Kotagede itu yang minim hiburan ketika dipenjara hehehe... Sudah lama juga selama aku belum ditahan, aku jarang menikmati  air hujan yang tercurah dari langit secara serius..hehehe.. Ketika masih belum ditahan di penjara dan masih sering berdiam di rumah saja, waktu hujan turun aku  tidak pernah memperhatikan dan menghiraukan air hujan itu, aku asik dengan kegiatan di rumahku yaitu tiduran di kamar dengan nonton TV atau melakukan pekerjaan rumah tangga. Sekarang di penjara ini, aku seperti diberi kesempatan untuk menonton air hujan yang turun membasahi bumi untuk mengingat karya Tuhan yang begitu agung dan karena juga tidak ada kerjaan lain lagi yang bisa kulakukan di kamar selku. Butiran-butiran air yang meluncur deras bergantian jadi sangat menakjubkan bagiku yang tak pernah memperhatikan air hujan jika gak dipenjara hehehe.. semilir angin dingin yang membawa sedikit air hujan yang menerpaku di balik jeruji besi kamar mandiku terasa sangat sejuk dan terasa sangat menyejukkan jiwaku wah jadi sok puitis aku nie...di dalam penjara hehehe.. Pikirankupun sempat melayang ke masa-masa kecilku ketika suka bermain air hujan bersama anak tetangga dan adik-adikku. Dulu setiap hujan tiba, aku dan adik-adikku juga anak tetanggaku sangat suka main hujan-hujanan dengan berdiri bergantian di buangan air genteng rumah yang mengalir deras dan lari-larian di jalan juga main perosotan di halaman rumah tetangga. Prosotan yang digunakan adalah tempat buat menaikkan turunkan motor di teras rumah tetanggaku hehehe.. jadi indah ya masa kecilku ketika kuingat hehehe...

Ketika hujan sudah berhenti dan aku masih memandang bekas-bekas air hujan itu, melintaslah beberapa anak kecil berjalan beriringan dari gang kecil sebelah kantor polisi. Mereka berjalan dan mendongak melihatku berdiri di balik ventilasi jeruji kamar mandiku. Kurasa mereka sudah terbiasa melihat tahanan menongolkan kepala di ventilasi kamar mandi sel ketika melintas, mungkin tahanan lain sebelum aku juga melakukan hal yang kulakukan yaitu berdiri di bibir bak kamar mandi sel sambil melongok di ventilasi kamar mandi sel seperti yang ku lakukan. Kulihat mereka memandangku dengan tatapan yang bagaimanaaaa gitu dan anak-anak itu berbisik-bisik serius sambil memandangku sekali-kali. Setelah itu mereka kemudian diam lagi sambil terus berjalan melewati belakang selku sambil menatapku dengan tatapan aneh. Aku melihat hal itu hanya bisa tersenyum simpul lalu kupanggil Hard yang masih berada di kamar mandi selnya yang juga melakukan hal yang sama denganku yaitu nongkrong di bibir bak kamar mandi di belakang kamar selnya.

“Hard liatin anak kecil itu, mereka memperhatikan kita hehehe”, kataku.

“Iya mbak”, jawabnya.

“Apa ya yang dipikirin mereka tentang kita ya?”, kataku.


Hard tidak menjawabku, aku hanya mendengar Hard tertawa saja mendengar pertanyaanku itu. Aku jadi ikut ketawa sambil berpikir,” Kali mereka ngeliat aku ma Hard kayak monyet di balik terali besi hehehe..”. 

Capek berdiri melihat hujan, aku turun dari bibir bak kamar mandiku dan kembali rebahan tidur-tiduran di kamar selku. Tiduran yang hanya dialasi kardus bekas tempat bajuku yang dipaketin dari Jakarta  yang dibawakan sepupuku dan adikku kemarin. Yaaa tapi cukuplah untuk membuat tidurku lumayan terlindungi dari gigitan serangga yang nakal yang berdiam manis di balik papan kayu yang berjejer-jejer. Ternyata setelah kucoba hendak membersihkan papan-papan itu, ternyata papan-papan itu dipaku jadi aku gak bisa membersihkan apa yang ada di balik papan yang berjejer itu. Aku tiduran sambil melihat rimbunnya daun mangga di balik jeruji sel ventilasi kamar selku dan pemandangan ini membuatku sedikit nyaman, sinar matahari yang bersinar dan terlihat seperti mengintip di sela-sela kerimbunan daun-daun pohon mangga yang bergerak-gerak tertiup angin terlihat begitu menarik untuk kupandangi sambil tiduran yang lagi-lagi minim hiburan di dalam kamar selku. Setelah bosan memandang hal itu, aku mengalihkan pandanganku ke bajuku yang kujemur di pintu kamar mandi setinggi bahuku dan berpikir, “ooooohhh bajuku... kapan ya keringnya..hehehe”. Bajuku dijemur begitu saja di pintu kamar mandi yang hanya setinggi bahuku ..jadi ya susah keringnyalah hehehe...keringnya tergantung besarnya angin yang  bertiup masuk dari lubang angin di belakang kamar mandi selku dan seberapa seringnya angin bertiup mengeringkan baju-bajuku juga.

(bersambung ke bag.6)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar