Menjelang sore hari ketika menjelang sholat Azhar, banyak juga polisi
yang menjalankan sholat Ashar, hal
itu bisa diketahui dengan terdengar suara gemericik air kran yang mengalir di
belakang kamar mandiku ketika mereka berwudhu.
Aku yang mendengarnya ketika sedang tiduran di kamarku bergegas bangun, dan aku
yang suka iseng langsung berjalan menuju kamar mandi dan menaiki bibir bak
kamar mandi sekedar pengen
tahu polisi yang mana.. yang mau sholat di mushola itu.
Mushola Polsek walau kecil tapi apik dan sepertinya bangunan baru. Ada kipas angin, karpet hijau yang
bergambar sejumlah sajadah yang sudah dicetak berderet, ada jendela terbuat dari
kaca nako dan pintunya berbentuk sliding dari
pintu kaca. Dindingnya di cat warna coklat muda dan dihiasi hiasan porselen sebagai listnya.
Di siang hari ada satu dua polisi yang mengantuk dan rebahan dengan tiduran di mushola kecil itu hehe.. segitunya kan aku
memperhatikan apa yang terjadi di belakang kamar mandiku. Karena saking
seringnya aku nongkrong di bak kamar mandiku wkwkwk...
Polisi Polsek Kotagede banyak yang baik-baik dan sopan juga punya kharisma
sebagai polisi yang jujur dan ramah serta peduli dengan tahanan. Hal ini bisa
kulihat dari sikap-sikap baik mereka kepadaku dan CSku.
Pernah ketika Hard terindentifikasi
kalau kencing sakit di Polsek Kotagede, mereka dengan
sigap mengantarnya berobat ke rumah sakit polisi. Kalau
aku sih puji Tuhan gak pernah sakit selama di penjara.
Ketika aku dan Hard suntuk di dalam kamar sel masing-masing, kadang-kadang ada
polisi yang datang dan mengajak mengobrol kami walau sebentar. Mereka sangat
memanusiakan kami dan kami kadang ngobrolnya hanya dengan saling berdiri di pintu kamar sel. Pernah aku dan CSku itu terlibat obrolan yang seru dengan salah satu polisi tentang hantu penunggu kamar sel yang ditempati Hard dengan
pembenaran dari salah satu polisi itu bahwa memang ada tahanan wanita yang
bunuh diri di kamar sel tempat Hard di sel sekarang ini. Ditambahi cerita bahwa
sebenarnya kamar sel yang dipakai Hard adalah kamar sel tahanan wanita, sedang
kamar sel yang kutempati sekarang adalah kamar sel laki-laki tapi karena pintu
kamar mandinya rusak jadi aku tukaran kamar sel dengan tahanan laki-laki. Terkadang jika ada dus-dusan makanan jatah makan yang
tidak dimakan polisi maka makanan itu diberikan kepada kami. Hal itu merupakan
hal yang sangat disyukuri karena di penjara ini kami minim makanan karena yaitu tadi jarang dibesuk hehe..Hard aja malah sama sekali gak ada yang besuk hahaha.... kalau aku hanya
dibesuk sekali sama adikku laki-laki yang rumahnya Malang bersama sepupuku
perempuan dan mantan suamiku.
Pernah pada hari Minggu, ada pak polisi
yang beragama Katolik datang ke sel di pagi
hari sekitar jam 10-an datang menemuiku dan Hard dan memberi petuah-petuah rohani kepada kami ketika pak
polisi itu tahu agama kami sama. Ada nasehatnya yang selalu ku ingat sampai
sekarang.... wejangannya begini, “kenikmatan
manusia ini hanya sebatas di rongga mulut saja”. Sambil mempraktekkan
dengan menaruh jari tangannya di kerongkongannya sendiri. Makanan enak, minuman enak hanya bisa dirasakan di rongga mulut setelah masuk kerongkongan
sudah tidak ada rasanya lagi”. Hal
ini sangat digarisbawahi beliau dan aku memahami arti dan maksudnya wejangan itu...
Minggu-minggu pertama di kamar selku kuisi dengan keisenganku yaitu
kegiatan mencorat-coret tembok kamar selku menambahi coretan yang sudah ada di
tembok kamar selku. Aku ikut memenuhi tulisan yang sudah ada sebelumnya tertulis
di tembok kamar selku itu. Iseng kutulisi nama Rei di dinding kamarku dan kutulisi
lagi apa yang sedang kurasakan saat itu, coretannya berisi coretan-coretan curahan
hatiku yang kutulis di tembok yang terhitung masih bagus dibanding tembok di
kamar sel Polres Sleman. Kegiatan mencorat-coret tembok banyak dilakukan para
tahanan sepertiku yang stres karena masuk penjara. Polisi yang kukenal ketika
diskusi masalah coretan di tembok penjara berkata,” biarin ajalah para tahanan
corat-coret tembok nanti juga akan dicat lagi.. hanya itu
salah satu sarana yang bisa ngilangin stress para tahanan”.
Aku yang mendengar komentar polisi itu, manggut-manggut saja tanpa komentar
hehehe..
Makanan jatah kiriman yang dikirim untuk fasilitas makanan para tahanan ketika
aku ditahan di Polsek Kotagede, jika di pagi hari dikirim jam 7. Menunya
berganti-ganti, kadang singkong rebus saja tanpa rasa seplastik kecil dengan
berisi beberapa potong saja atau ganti menu bubur kacang ijo yang sangat
sederhana sekali dimasukkan plastik kecil juga terkadang ganti menu lain lagi yaitu 2 biji gorengan tahu atau pisang. Atau
menu bubur nasi putih saja tanpa ada lauknya dengan 1 bungkus plastik kecil air
putih. Kalau siang hari menu makanannya agak lumayan atau lebih enak. Menu
makananannya jika siang hari dan dikirim jam 11 an adalah nasi kotak. Lauk
makanan yang kudapatkan selama di polsek
Kotagede berganti-ganti kadang telur dengan sayur kadang ikan bawal merah
dengan sayur dan tentu
saja selalu disertai air minum putih yang
dimasukkan dalam plastik juga. Kalau sore nasi kotak yang dikirim untuk tahanan
dikirim sekitar jam 4 an sore dan berisi nasi dengan lauk pauk yang berganti-ganti
juga dengan seplastik teh hangat yang kurang begitu manis. Terdapat irisan buah yang berukuran kecilll
banget..yaitu terkadang
seiris melon, semangka kadang sepotong pisang.
Hujan pertama ketika aku menginap di Polsek Kotagede, membuatku sangat tertarik
untuk kunikmati. Akupun bergegas menuju ke belakang kamar mandiku tempat
nongkrong idolaku selama ku ditahan di
Polsek Kotagede hahaha..aku cepat-cepat menaiki bibir bak kamar mandi untuk
melongok ke belakang kamar selku melalui ventilasi kamar mandi. Aku memandangi
air hujan yang turun dengan deras. Ternyata Hard juga melakukan kegiatan yang sama denganku, nongkrong di kamar mandi
belakang kamar selnya nonton air hujan yang turun membasahi bumi Kotagede. Hal
itu kuketahui ketika aku mencoba memanggil
namanya dari kamar mandi kamar selku.
“Ow kamu juga lagi di belakang to?”, kataku.
“Iya mbak”, jawab Hard lagi.
Setelah itu kami berdua saling terdiam, kami hanya menonton air hujan yang
turun dengan deras di belakang kamar sel kami. Dan itu merupakan pemandangan
yang cukup indah bagiku ketika masih di tahan di polsek Kotagede itu yang minim
hiburan ketika dipenjara hehehe... Sudah lama juga selama aku belum ditahan, aku
jarang menikmati air hujan yang tercurah
dari langit secara serius..hehehe.. Ketika masih belum ditahan di penjara dan
masih sering berdiam di rumah saja, waktu hujan turun aku tidak pernah memperhatikan dan menghiraukan
air hujan itu, aku asik dengan kegiatan di rumahku yaitu tiduran di kamar
dengan nonton TV atau melakukan pekerjaan rumah tangga. Sekarang di penjara
ini, aku seperti diberi kesempatan untuk menonton air hujan yang turun
membasahi bumi untuk mengingat karya Tuhan yang begitu agung dan karena juga tidak
ada kerjaan lain lagi yang bisa kulakukan di kamar selku. Butiran-butiran air
yang meluncur deras bergantian jadi sangat menakjubkan bagiku yang tak pernah
memperhatikan air hujan jika
gak dipenjara hehehe.. semilir angin dingin yang
membawa sedikit air hujan yang menerpaku di balik jeruji besi kamar mandiku
terasa sangat sejuk dan terasa sangat menyejukkan jiwaku wah jadi sok puitis aku
nie...di
dalam penjara hehehe.. Pikirankupun sempat melayang
ke masa-masa kecilku ketika suka bermain air hujan bersama anak tetangga dan
adik-adikku. Dulu setiap hujan tiba, aku dan adik-adikku juga anak tetanggaku sangat
suka main hujan-hujanan dengan berdiri bergantian di buangan air genteng rumah
yang mengalir deras dan lari-larian di jalan juga main perosotan di halaman rumah
tetangga. Prosotan yang digunakan adalah tempat buat menaikkan turunkan motor
di teras rumah tetanggaku hehehe.. jadi indah ya masa kecilku ketika kuingat
hehehe...
Ketika hujan sudah berhenti dan aku masih memandang bekas-bekas air hujan
itu, melintaslah beberapa anak kecil berjalan beriringan dari gang kecil
sebelah kantor polisi. Mereka berjalan dan mendongak
melihatku berdiri di balik ventilasi jeruji kamar mandiku. Kurasa mereka sudah
terbiasa melihat tahanan menongolkan kepala di ventilasi kamar mandi sel ketika
melintas, mungkin tahanan lain sebelum aku juga melakukan hal yang kulakukan yaitu berdiri di bibir bak kamar mandi sel sambil
melongok di ventilasi kamar mandi sel seperti yang ku lakukan. Kulihat mereka
memandangku dengan tatapan yang bagaimanaaaa gitu dan anak-anak itu berbisik-bisik
serius sambil memandangku sekali-kali. Setelah itu mereka kemudian diam lagi sambil
terus berjalan melewati belakang selku sambil menatapku dengan tatapan aneh. Aku
melihat hal itu hanya bisa tersenyum simpul lalu kupanggil Hard yang masih berada di kamar mandi selnya yang juga melakukan
hal yang sama denganku yaitu nongkrong di bibir bak kamar mandi di belakang
kamar selnya.
“Hard liatin anak kecil itu, mereka memperhatikan kita hehehe”,
kataku.
“Apa ya yang dipikirin mereka tentang kita ya?”, kataku.
Hard tidak menjawabku, aku hanya mendengar Hard tertawa saja mendengar pertanyaanku itu. Aku jadi ikut
ketawa sambil berpikir,” Kali mereka ngeliat aku ma Hard kayak monyet di balik terali besi hehehe..”.
Capek berdiri melihat
hujan, aku turun dari bibir bak kamar mandiku dan kembali rebahan tidur-tiduran
di kamar selku. Tiduran yang hanya dialasi kardus bekas tempat bajuku yang
dipaketin dari Jakarta yang dibawakan
sepupuku dan adikku kemarin. Yaaa tapi cukuplah untuk membuat tidurku lumayan
terlindungi dari gigitan serangga yang nakal yang berdiam manis di balik papan
kayu yang berjejer-jejer. Ternyata setelah kucoba hendak membersihkan papan-papan itu, ternyata papan-papan itu dipaku jadi aku gak bisa membersihkan apa yang ada di balik
papan yang berjejer itu. Aku tiduran sambil melihat rimbunnya daun mangga di
balik jeruji sel ventilasi kamar selku dan pemandangan ini membuatku sedikit nyaman, sinar matahari yang bersinar dan terlihat seperti
mengintip di sela-sela kerimbunan daun-daun pohon mangga yang bergerak-gerak
tertiup angin terlihat begitu menarik untuk kupandangi sambil tiduran yang
lagi-lagi minim hiburan di dalam kamar selku. Setelah bosan memandang hal itu, aku
mengalihkan pandanganku ke bajuku yang kujemur di pintu kamar mandi setinggi
bahuku dan berpikir, “ooooohhh bajuku... kapan ya keringnya..hehehe”. Bajuku
dijemur begitu saja
di pintu kamar mandi yang hanya setinggi bahuku ..jadi ya susah keringnyalah hehehe...keringnya tergantung besarnya angin yang bertiup masuk dari lubang angin di belakang kamar
mandi selku dan seberapa seringnya angin bertiup mengeringkan baju-bajuku juga.
(bersambung ke bag.6)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar