Aku ikhlas
seandainya anak-anak tidak tinggal bersamaku.
Aku ikhlaskan anak-anakku tinggal bersama
bapaknya,
jika memang mereka lebih bahagia bersama bapaknya. Aku ikhlaskan perceraianku
dengan mantan suamiku tidak mendapatkan harta gono gini. Yang seharusnya
menurut teman-temanku, aku tetap berhak mendapat harta gono gini. Kalau memang sudah
rejekiku pasti aku akan tetap punya rumah sendiri dan pendapatan sendiri yang
berlimpah ruah.
Sekarang aku kaya bersama Allah, apapun yang
kuperlukan Allah sediakan untukku. Dan Allah mencukupi
kebutuhanku dengan cara yang ajaib, terimakasih
Tuhan.
Mengikhlaskan
keinginan yang tidak dapat terlaksana dalam sekejap alias instant, yang kujalani dalam setiap
langkah hidupku, membuatku merasa enteng dalam menjalani hidup ini.
Aku
ingin menulis buku lifestoryku ini agar bermanfaat
bagi orang lain atau pembaca pada umumnya.
Aku
mencoba menulis kisah kehidupanku dan aku
ingin membagi pengalamanku kepada para pembaca.
Dengan catatan aku diajarkan untuk menerima segala sesuatu dengan
sikap pasrah. Ketika kita pasrah, justru saat itulah kita menjadi kuat. Aku berusaha ikhlas dengan semua yang kualami.
Kisahku ini diawali lamunanku di sore hari di atas balkon depan kamarku yang berada di lantai atas. Aku duduk
sendirian di tepi balkon yang terbuat dari tembok setinggi
pinggangku. Aku duduk menghadap jalan depan rumahku dan menikmati sore
yang cerah. Menghirup udara
segar sore dengan menikmati cuaca cerah, langit terang berwarna biru
dihiasi awan putih yang indah terasa sangat
menyenangkan.
Memandang
halaman belakang wisma Angkatan Laut
yang dikelilingi pagar tembok yang tinggi di seberang
rumahku yang kudiami menyejukkan mataku dengan hijaunya pepohonan yang memenuhi
halaman itu.
Kemudian di lamunankupun terlintas di benakku,
lagu yang pernah kudengar yang teks lagunya “andai aku Gayus Tambunan.... hukuman
bisa dibeli....”. Nyanyian yang pernah dinyanyikan oleh orang yang
pernah dipenjara..itu
membuatku menjadi semakin penasaran ingin tau tentang penjara dan ingin tau bagaimana proses hukuman
bisa dibeli sampai pengen bersinggungan langsung dengan mata
kepalaku sendiri..hehehe....
Jika hanya mendengarnya dari koran, atau cerita
dari orang-orang
itu adalah hal yang biasa, tapi jika mengalami sendiri dan melihat secara nyata orang-orangnya, yang
memperjual belikan hukum di depan mata kepala kita sendiri.. itu menurutku baru hal yang luar biasa..woooooow gitu rasanya..hehehe
Sedangkan untuk
mempertahankan rumah tanggaku demi anak-anak, aku sudah tak sanggup lagi untuk
bersabar. Semakin hari semakin tertekan hidupku bersama suamiku.
Pemicunya perbedaan usia yang cukup mencolok, 18thn lebih tua usia suamiku. Dan
perbedaan gaya hidup, pandangan hidup semakin memperuncingnya. Aku semakin
tidak nyaman hidup bersamanya bertindak ini salah itu salah, semua yang
kulakukan salah di matanya. Selalu curiga dan tidak percaya, suamiku terlalu posesif. Padahal rumah tangga yang harmonis dibutuhkan
sikap saling percaya, saling menghormati, sehingga menjalani rumah tangga
terasa nyaman dan tenteram. Suami ku lupa kalau aku masih muda, dia
menginginkan aku harus sama dengan dia, cara menjalani hidup harus sama seperti dia. Padahal dalam perbedaan usia
yang cukup mencolok dibutuhkan toleransi yang tinggi dalam belajar memahami
keinginan masing-masing, sehingga dapat terjadi keseimbangan antara aku dan
dia. Hal ini tidak bisa kulakukan dengan suamiku. Kami sama-sama keras hati,
sama-sama punya ego yang tinggi. Tidak ada yang berusaha mengerti, tidak ada
yang mau mengalah dan semakin lama semakin jelas ketidakcocokan itu. Hingga kesabaranku
pada titik puncaknya dan aku berpikir ini harus aku akhiri, perkawinanku harus
aku akhiri daripada aku mati muda karena batinku tertekan. Selama hidup
bersamanya apapun yang kulakukan selalu salah di matanya, posisi tidurpun jadi bermasalah
karena posisinya harus menghadap dia,
kalau menghadap lain, komentarnya “Aku sudah kempot peot, tidak menarik lagi,
jadi tidurpun gak mau menghadapku”. Padahal kita kalau tidurkan harus mencari
posisi yang enak untuk tidur bukan?! Sedang
kalau lagi berada di kamar mandi terlalu lama karena aku gila perawatan
tubuh, aku suka luluran berlama-lama di kamar mandi, komentarnya,”kamu sms-an atau telp dengan pacarmu ya???!! Yaih....padahal aku jarang membawa hp ke
kamar mandi. Masak tiap ke kamar mandi aku harus bilang ma suamiku,” nie aku ke
kamar mandi gak bawa hp”. Rasanya gak nyaman yah hidup seperti ini huhuhu...Dan
jika aku ke pasar belanja untuk masak dalam keadaan belum mandi dan waktunya
agak lama berada di pasar, komentarnya,” kencan dengan pacarmu ya di pasar?!”.
Welehhh.... Padahal orang satu pasar Jatingaleh hampir kenal aku semua. Dan
ketika aku tidak sengaja melamun duduk di ruang tamu. Dia melihatku terus
komentar,”lagi melamunkan laki-laki lain ya?”....huuuuh...Cemburuannya sungguh keterlaluan.... Yang lebih parah ketika mau Making Love, komentarnya,” paling kamu
habis Making Love dengan laki – laki
lain?! hahhhhh...sakitnya tuh disini nuduh orang seenak udelnya sendiri...payah
banget nih orang, emang gue cewek apaan... Sakit hatiku kepada suamiku yang
dulu, karena ketika aku yang berusia lebih muda 18 th dan berusaha setia
kepadanya. Bersedia hidup bersamanya selamanya, tapi dia tidak menghargaiku,
tidak menghargai kesetiaanku. Sia-sia saja semua yang aku lakukan selama 16th
hidup bersamanya, rasanya aku sudah tak sanggup lagi menjalaninya..
Dalam renunganku di atas balkon teras kamarku di lantai dua rumah yang aku
diami bersama mantan suamiku, aku bertanya pada diriku sendiri, apa sih... yang
kucari dalam dunia ini, apa sih...yang ingin kulakukan di sisa hidupku ini.
Pengalaman apa sih... yang ingin kualami, yang sekiranya bisa kujalani... Aku
sudah pernah merasakan hidup kaya yang mendadak miskin, waktu itu aku masih
berusia anak-anak. Almarhum Papaku dulu adalah
cukong nomer alias bandar togel
jika jaman sekarang yang mendadak jatuh miskin. Kata orangtuaku, mereka pernah “kejeblukan”nomer
dan harta orangtuaku yaitu rumah, mobil habis dijual untuk membayar orang yang
menang beli nomer di tempat Papaku. Cerita papaku sih sebenarnya bisa saja yang
menang nomernya itu tidak dibayar, terus ditinggal lari ke Jakarta saja dan
hidup di Jakarta sama seperti nasib teman papaku yang juga “kejeblukan” nomer.Dia juga lari ke
Jakarta dan hidup di Jakarta akhirnya dia tetap kaya karena yang menang nomer
itu tidak dibayarnya hehehe....Tapi papaku sepertinya orang yang sangat
bertanggung jawab sekali, jadi dia tidak mau lari ke Jakarta dan akhirnya rumah
papaku dan mobil papaku dijual untuk bayar orang yang menang nomer alias judi togel. Dan keluargakupun akhirnya
mendadak jatuh miskin sampai gak sanggup kontrak rumah yang akhirnya numpang
tidur di rumah kakak papa. Akupun pernah merasakan hidup kaya lagi menurut
pandanganku ketika aku menikah dengan mantan suamiku itu. Dia pemegang saham ke
2 di perusahaan distribusi bahan makanan di Yogya, tapi sekarang sih katanya
dah pensiun. Aku juga sudah pernah menjadi wanita kedua, karena ternyata mantan
suamiku yang pemegang saham ke 2 perusahaan distribusi bahan makanan itu ternyata sudah beristri ketika aku bersamanya walah...
Dulu kenal pertama kali aku kenal mantan suamiku denganku adalah sebagai
atasanku di kantor jasa distribusi makanan, dan ngakunya bujang lapuk,...ternyata sudah beristri huuuhhhh dasar buaya
darat. Waktu itu ketika ku tanya
teman-teman sekantorku dan ku tanyakan status atasanku, jawab mereka, “ belum
menikah ..”. Oh iya mantan suamiku dulu adalah managerku tempat dimana aku
bekerja dahulu. Disana aku bekerja sebagai staf administrasi di kantornya. Sebagai pegawai baru, yang gak lama bekerja sudah
digaet sama manager sendiri. Membuatku berhenti bekerja di kantornya agar
hubungan kami lebih leluasa. Waktu itu gak lama aku hamil karena dia, dengan
pemahamanku lebih baik menikah dengan bujang
lapuk yang mencintaiku daripada aku mencintai laki-laki muda yang akhirnya
akan menyakiti hatiku seperti pacarku dahulu yang seusia denganku. Ketika aku
hamil beberapa bulan itu baru ketauan kalau ternyata managerku sudah beristri.
Dan ketika seharusnya aku minta pertanggung jawaban dia atas perlakuannya terhadapku
yang membuatku hamil. Tapi hal itu tidak kulakukan sama sekali karena menurutku
alasanku yang pertama aku tidak cinta dia. Alasan ke dua karena dia pria
beristri, jadi ngapain aku ngejar-ngejar dia minta dinikahin. Aku gak mau.. weh
pantang deh ngerusak rumah tangga orang, kayak gak bisa dapat laki-laki single aja wkwkwkwk..dulu pikirku hanya
gini. Hidup dengan laki-laki mapan hidupku akan terjamin masa tuaku wuenak...bahagia
dan aku kupikir aku tidak perlu cinta...ada pepatah witing tresno jalaran soko kulino. Kupikir pepatah itu bisa
kujalankan nanti seiring waktu selama aku mau hidup bersamanya...hehe...alasan kenapa
tidak ada rasa cinta, aku mau dan berani menjalani hidup bersama bujang lapuk tanpa cinta...diawali
dengan alasan hal-hal yang kualami dahulu.
Sebelum ketemu mantan suamiku aku pacaran dengan laki-laki muda
seusiaku. Pacarku bernama Iv asalnya dari pulau Kalimantan bagian timur
tepatnya pulau Bunyu..Pulau kecil dekat dengan Tarakan. Pulau penghasil minyak
bumi, Methanol dan Batubara...kurang lebih 2 bulan aku tinggal di rumah pacarku
bersama ibunya yang masih hidup dan adik-adiknya. Ketika itu aku mau dinikahkan
dengan Iv, tiba-tiba aku mendengar pacarku Iv yang membawaku pulang ke rumah
orangtuanya ke pulau Bunyu mengalami kecelakaan sepeda motor dan kabar yang
menyakitkan hati adalah Iv mengalami
kecelakaan sepedamotor bersama mantan pacarnya yang akhirnya dijahit 11 luka di
kepalanya welehh...waktu itu aku mendengar hal itu tidak menampakan kemarahanku
, aku hanya diam saja. Tidak berkomentar apapun, malah yang marah ibu kandung Iv
sedang bapaknya Iv sudah meninggal sebelum bertemu dengan aku.
Bentak ibunya,”Kamu dah berani bawa perempuan pulang ke rumah...eh masih
pula, berani pergi sama perempuan lain..”.
Iv hanya diam saja mendengarkan omelan ibunya...
Melihat airmata buayanya aku jadi tidak tega juga dan merasa kasihan akhirnya aku menjawab,”Aku akan
kembali ke Kalimantan untuk menikah denganmu...”.
Kemudian bagai petir di siang bolong hehe puitis banget ahh...
Aku mendengar kabar dari kakak sepupu perempuan nya yang kuliah di Yogya.
Kata kakak sepupunya sambil menangis sesunggukan...,”Iv menghamili orang dan
harus mempertanggungjawabkan kelakuannya itu dengan mengawininya..”
Haaaaaah....mendengar kata-kata itu,
aku hanya bisa terdiam dan bingung tak tahu harus bicara apa...
Aku hanya bilang,”Ya udah gak pa-pa, bukan jodoh kalee..aku pulang kak.....”.
Belakangan aku tahu Iv menghamili wanita lain lagi dan keturunan Menado, yang
jelas bukan mantan pacarnya yang dulu yang kecelakaan motor bersamanya ketika
aku masih di Bunyu dahulu.
Jebul bujang lapuk
itu malah sudah beristri...walahhhh...cilekek....Itu kisahku kenapa aku
bisa jadi perempuan kedua..
Jika Anda merasa buruk, Anda ada pada frekuensi yang
menarik lebih banyak hal – hal buruk. Sebaliknya, jika kita dapat merasa baik,
semangat, gembira, syukur dan cinta, bayangkan kita dapat merasakannya setiap
hari, Anda akan menarik lebih banyak perasaan baik dan hal – hal yang baik. (Lisa Nichols)
=================================================================
Lagu cinta khusus untuk mantan suamiku yang dahulu mengaku bujang lapuk hehehe...
Bujang Lapuk
Bujang lapuk
bujang lapuk...
tertipu si bujang lapuk
Ngakunya si bujang lapuk
Nyatanya ada
yang punya ...
Reff:
Bujang lapuk gayanya
Bujang lapuk
tingkahnya
Tebar pesona
sudah ada yang
punya...
huuuuu uuu uu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar