Selasa, 10 Maret 2015

(2) Latar belakang kenapa cita-citaku ingin dipenjara

Aku ikhlas seandainya anak-anak tidak tinggal bersamaku. Aku ikhlaskan anak-anakku tinggal bersama bapaknya, jika memang mereka lebih bahagia bersama bapaknya. Aku ikhlaskan perceraianku dengan mantan suamiku tidak mendapatkan harta gono gini. Yang seharusnya menurut teman-temanku, aku tetap berhak mendapat harta gono gini. Kalau memang sudah rejekiku pasti aku akan tetap punya rumah sendiri dan pendapatan sendiri yang berlimpah ruah. Sekarang aku kaya bersama Allah, apapun yang kuperlukan Allah sediakan untukku.  Dan Allah mencukupi kebutuhanku dengan cara yang ajaib, terimakasih Tuhan.

Mengikhlaskan keinginan yang tidak dapat terlaksana dalam sekejap alias instant, yang kujalani dalam setiap langkah hidupku, membuatku merasa enteng dalam menjalani hidup ini.

Disini aku hanya ingin mencoba menulis buku lifestoryku,Namaku Cinta,seorang terapis plus punya cita-cita ingin dipenjara. Yang berisikan tentang kisahku dan kisah teman-temanku yang juga dipenjara. Mungkin ini aib atau apalah terserah pandangan orang lain terhadapku dan itu hak mereka memvonisku seperti keyakinannya mereka sendiri dan  aku tidak perduli yang penting aku hanya berharap buku life storyku bisa terbit dan aku puas plus bermanfaat bagi yang membaca.

Aku ingin menulis buku lifestoryku ini agar  bermanfaat bagi orang lain atau pembaca pada umumnya. Aku mencoba menulis kisah kehidupanku dan aku ingin membagi pengalamanku kepada para pembaca.

Dengan catatan aku diajarkan untuk menerima segala sesuatu dengan sikap pasrah. Ketika kita pasrah, justru saat itulah kita menjadi kuat. Aku berusaha ikhlas dengan semua yang kualami.

Kisahku ini diawali lamunanku di sore hari di atas balkon depan kamarku yang berada di lantai atas. Aku duduk sendirian di tepi balkon yang terbuat dari tembok setinggi pinggangku. Aku duduk menghadap jalan depan rumahku dan menikmati sore yang cerah. Menghirup udara segar sore dengan menikmati cuaca cerah, langit terang berwarna biru dihiasi awan putih yang indah terasa sangat menyenangkan. Memandang halaman belakang wisma Angkatan Laut yang dikelilingi pagar tembok yang tinggi di seberang rumahku yang kudiami menyejukkan mataku dengan hijaunya pepohonan yang memenuhi halaman itu.

Di luar tembok wisma Angkatan Laut ada taman yang dibangun oleh RW setempat, juga  menambah indah pandangan mataku dengan lukisan-lukisan yang tergambar indah di tembok-tembok pagar wisma Angkatan Laut. Sesekali mataku mengerjap memandang sisi lain sebelah kananku, yaitu jalan protokol pintu masuk kota Semarang. Jalan yang padat dengan lalulintas yang ramai dipenuhi oleh kendaraan yang berlalu lalang, sebagian melaju masuk kota Semarang sebagian juga melaju meninggalkan kota Semarang. Lalu pikiranku menerawang jauh kemana-mana, memikirkan banyak hal sambil termenung dengan asiknya. Sepintas terbayang Ariel vokalis grup band Peterpan yang sekarang berganti nama menjadi NOAH, yang waktu itu beritanya sering diberitakan di televisi karena Ariel dipenjara karena kasus asusila yang heboh.

Ketika itu kulihat tayangan-tayangan di televisi tentangnya dan diselingi tayangan  sekilas-sekilas memperlihatkan area di penjara. Hehe...aku kok jadi tertarik dengan penjara dan kemudian aku mulai tertarik memikirkan tentang penjara. Bagaimana kehidupan disana sih yang sebenarnya...itu kira-kira pemikiranku. Beberapa kali melihat situasi penjara di tayangan televisi membuatku jadi semakin penasaran ..semakin tertarik memikirkannya. Memikirkan tentang penjara, komentar reporter juga sudut sudut penjara yang memperlihatkan lokasi Ariel di penjara, membuatku jadi sangat  penasaran. Hehehe...mungkin aku orang ter-aneh di dunia ini yang tertarik ingin masuk penjara dan tertarik ingin menjalani hidup di penjara.

Kemudian di lamunankupun  terlintas di benakku, lagu yang pernah kudengar yang teks lagunya andai aku Gayus Tambunan.... hukuman bisa dibeli....”. Nyanyian yang pernah dinyanyikan oleh orang yang pernah dipenjara..itu membuatku menjadi semakin penasaran ingin tau tentang penjara dan ingin tau bagaimana proses hukuman bisa dibeli sampai pengen bersinggungan langsung dengan mata kepalaku sendiri..hehehe...

Jika hanya mendengarnya dari koran, atau cerita dari orang-orang itu adalah hal yang biasa, tapi jika mengalami sendiri dan melihat secara nyata orang-orangnya, yang memperjual belikan hukum di depan mata kepala kita sendiri.. itu menurutku baru hal yang luar biasa..woooooow gitu rasanya..hehehe

Rasanya ehm.. jadi pengen dipenjara hehe.. tapi bagaimana ya caranya, agar aku bisa di penjara. Aku ini asalnya dari keluarga baik-baik lho, adikku 2 orang aja jadi pelayan Tuhan  yaitu guru agama kristen di Sekolah SMP di Jakarta dan jadi pendeta di Malang, jadi tambah tidak mungkin aku bisa dipenjara..hehe... Tapi sekali lagi bagi Tuhan tidak ada yang mustahil, jika Tuhan punya kehendak dan mau mengabulkannya seperti yang kualami sendiri akhirnya aku yang dari keluarga baik-baik bisa juga dipenjara hehe..karena Tuhan ijinkan aku dipenjara berdasarkan keinginanku yang ediiiannnn itu kata orang-orang yang mendengar keinginanku pengen dipenjara hahahaha...

Lamunanku yang melayang gak karuan membawa anganku melayang lagi memikirkan diriku. Aku sudah berpisah dengan suamiku, tapi aku masih tinggal serumah dengannya. Aku bingung dan gak tau harus tinggal dimana. Rumah aku gak punya,  tabunganpun nol karena setiap aku terima uang kos sebagai pendapatanku sebagai ibu kos dahulu sebelum cerai dengan suamiku, uang pendapatan kos dihabiskan setiap menerimanya dengan berwisata dan makan enak di warung makan atau beli baju dan sepatu bagus dengan diajak oleh suamiku yang pandai memanfaatkan keuanganku. Jadi uang gaji dia utuh tapi uang pendapatan kosku habis gak berbekas huhuhu.. Akupun  tidak mendapatkan harta gono-gini dari perceraianku dengan mantan suamiku huhuhu...komentarnya ketika aku minta hartaku jawabnya karena aku dulu menikah dengan dia gak punya apa-apa jadi cerai aku juga gak punya apa-apa..huhuhu...padahal perceraianku bukan karena pihak ketiga, tetapi karena dia cemburuan terus, dan selalu mencari masalah agar aku ribut melulu sama suamiku yang beda usia 18 tahun, akhirnya aku jadi gak tahan hidup bersamanya. Maka  kami akhirnya sepakat bercerai dan suami yang ngurus surat perceraiannya secara agama Islam. Oh ya dulu aku dan suamiku menikah secara agama Islam dan suamiku dulu beragama Islam juga. Aku menikah dengannya dengan pemikiran sederhana saja, agar di akte kelahiran anakku ada nama bapaknya. 

Setelah bercerai pacarpun aku belum memilikinya, aku jadi semakin pusing memikirkan. Bagaimanaaa ya, aku harus memulai hidupku yang sekarang sendirian...harus mulai dari nol lagi dan sendirian lagi mulainya huhuhu.... Pekerjaanpun aku tak punya, aku tidak pernah merintis bekerja ikut orang. Lengkap sudah penderitaanku, bagaimana caranya agar aku bisa menghidupi anak-anak yang ingin kubawa ikut hidup denganku?????!!!!!

Sedangkan  untuk mempertahankan rumah tanggaku demi anak-anak, aku sudah tak sanggup lagi untuk bersabar. Semakin hari semakin tertekan hidupku bersama suamiku. Pemicunya perbedaan usia yang cukup mencolok, 18thn lebih tua usia suamiku. Dan perbedaan gaya hidup, pandangan hidup semakin memperuncingnya. Aku semakin tidak nyaman hidup bersamanya bertindak ini salah itu salah, semua yang kulakukan salah di matanya. Selalu curiga dan tidak percaya, suamiku terlalu posesif. Padahal rumah tangga yang harmonis dibutuhkan sikap saling percaya, saling menghormati, sehingga menjalani rumah tangga terasa nyaman dan tenteram. Suami ku lupa kalau aku masih muda, dia menginginkan aku harus sama dengan dia, cara menjalani hidup harus  sama seperti dia. Padahal dalam perbedaan usia yang cukup mencolok dibutuhkan toleransi yang tinggi dalam belajar memahami keinginan masing-masing, sehingga dapat terjadi keseimbangan antara aku dan dia. Hal ini tidak bisa kulakukan dengan suamiku. Kami sama-sama keras hati, sama-sama punya ego yang tinggi. Tidak ada yang berusaha mengerti, tidak ada yang mau mengalah dan semakin lama semakin jelas ketidakcocokan itu. Hingga kesabaranku pada titik puncaknya dan aku berpikir ini harus aku akhiri, perkawinanku harus aku akhiri daripada aku mati muda karena batinku tertekan. Selama hidup bersamanya apapun yang kulakukan selalu salah di matanya, posisi tidurpun jadi bermasalah karena posisinya  harus menghadap dia, kalau menghadap lain, komentarnya “Aku sudah kempot peot, tidak menarik lagi, jadi tidurpun gak mau menghadapku”. Padahal kita kalau tidurkan harus mencari posisi yang enak untuk tidur bukan?! Sedang  kalau lagi berada di kamar mandi terlalu lama karena aku gila perawatan tubuh, aku suka luluran berlama-lama di kamar mandi, komentarnya,”kamu  sms-an atau telp dengan pacarmu ya???!! Yaih....padahal aku jarang membawa hp ke kamar mandi. Masak tiap ke kamar mandi aku harus bilang ma suamiku,” nie aku ke kamar mandi gak bawa hp”. Rasanya gak nyaman yah hidup seperti ini huhuhu...Dan jika aku ke pasar belanja untuk masak dalam keadaan belum mandi dan waktunya agak lama berada di pasar, komentarnya,” kencan dengan pacarmu ya  di pasar?!”.  Welehhh.... Padahal orang satu pasar Jatingaleh hampir kenal aku semua. Dan ketika aku tidak sengaja melamun duduk di ruang tamu. Dia melihatku terus komentar,”lagi melamunkan laki-laki lain ya?”....huuuuh...Cemburuannya sungguh  keterlaluan.... Yang lebih parah ketika mau Making Love, komentarnya,” paling kamu habis Making Love dengan laki – laki lain?! hahhhhh...sakitnya tuh disini nuduh orang seenak udelnya sendiri...payah banget nih orang, emang gue cewek apaan... Sakit hatiku kepada suamiku yang dulu, karena ketika aku yang berusia lebih muda 18 th dan berusaha setia kepadanya. Bersedia hidup bersamanya selamanya, tapi dia tidak menghargaiku, tidak menghargai kesetiaanku. Sia-sia saja semua yang aku lakukan selama 16th hidup bersamanya, rasanya aku sudah tak sanggup lagi menjalaninya..

Dalam renunganku di atas balkon teras kamarku di lantai dua rumah yang aku diami bersama mantan suamiku, aku bertanya pada diriku sendiri, apa sih... yang kucari dalam dunia ini, apa sih...yang ingin kulakukan di sisa hidupku ini. Pengalaman apa sih... yang ingin kualami, yang sekiranya bisa kujalani... Aku sudah pernah merasakan hidup kaya yang mendadak miskin, waktu itu aku masih berusia anak-anak. Almarhum Papaku dulu adalah  cukong nomer alias bandar togel jika jaman sekarang yang mendadak jatuh miskin. Kata orangtuaku, mereka  pernah “kejeblukan”nomer dan harta orangtuaku yaitu rumah, mobil habis dijual untuk membayar orang yang menang beli nomer di tempat Papaku. Cerita papaku sih sebenarnya bisa saja yang menang nomernya itu tidak dibayar, terus ditinggal lari ke Jakarta saja dan hidup di Jakarta sama seperti nasib teman papaku yang juga “kejeblukan” nomer.Dia juga lari ke Jakarta dan hidup di Jakarta akhirnya dia tetap kaya karena yang menang nomer itu tidak dibayarnya hehehe....Tapi papaku sepertinya orang yang sangat bertanggung jawab sekali, jadi dia tidak mau lari ke Jakarta dan akhirnya rumah papaku dan mobil papaku dijual untuk bayar orang yang menang nomer alias judi togel. Dan keluargakupun akhirnya mendadak jatuh miskin sampai gak sanggup kontrak rumah yang akhirnya numpang tidur di rumah kakak papa. Akupun pernah merasakan hidup kaya lagi menurut pandanganku ketika aku menikah dengan mantan suamiku itu. Dia pemegang saham ke 2 di perusahaan distribusi bahan makanan di Yogya, tapi sekarang sih katanya dah pensiun. Aku juga sudah pernah menjadi wanita kedua, karena ternyata mantan suamiku yang pemegang saham ke 2 perusahaan distribusi bahan makanan itu  ternyata  sudah beristri ketika aku bersamanya walah... Dulu kenal pertama kali aku kenal mantan suamiku denganku adalah sebagai atasanku di kantor jasa distribusi makanan, dan ngakunya bujang lapuk,...ternyata sudah beristri huuuhhhh dasar buaya darat.  Waktu itu ketika ku tanya teman-teman sekantorku dan ku tanyakan status atasanku, jawab mereka, “ belum menikah ..”. Oh iya mantan suamiku dulu adalah managerku tempat dimana aku bekerja dahulu. Disana aku bekerja sebagai staf administrasi di kantornya.  Sebagai pegawai baru, yang gak lama bekerja sudah digaet sama manager sendiri. Membuatku berhenti bekerja di kantornya agar hubungan kami lebih leluasa. Waktu itu gak lama aku hamil karena dia, dengan pemahamanku lebih baik menikah dengan bujang lapuk yang mencintaiku daripada aku mencintai laki-laki muda yang akhirnya akan menyakiti hatiku seperti pacarku dahulu yang seusia denganku. Ketika aku hamil beberapa bulan itu baru ketauan kalau ternyata managerku sudah beristri. Dan ketika seharusnya aku minta pertanggung jawaban dia atas perlakuannya terhadapku yang membuatku hamil. Tapi hal itu tidak kulakukan sama sekali karena menurutku alasanku yang pertama aku tidak cinta dia. Alasan ke dua karena dia pria beristri, jadi ngapain aku ngejar-ngejar dia minta dinikahin. Aku gak mau.. weh pantang deh ngerusak rumah tangga orang, kayak gak bisa dapat laki-laki single aja wkwkwkwk..dulu pikirku hanya gini. Hidup dengan laki-laki mapan hidupku akan terjamin masa tuaku wuenak...bahagia dan aku kupikir aku tidak perlu cinta...ada pepatah witing tresno jalaran soko kulino. Kupikir pepatah itu bisa kujalankan nanti seiring waktu selama aku mau hidup bersamanya...hehe...alasan kenapa tidak ada rasa cinta, aku mau dan berani menjalani hidup bersama bujang lapuk tanpa cinta...diawali dengan alasan hal-hal yang kualami dahulu.  Sebelum ketemu mantan suamiku aku pacaran dengan laki-laki muda seusiaku. Pacarku bernama Iv asalnya dari pulau Kalimantan bagian timur tepatnya pulau Bunyu..Pulau kecil dekat dengan Tarakan. Pulau penghasil minyak bumi, Methanol dan Batubara...kurang lebih 2 bulan aku tinggal di rumah pacarku bersama ibunya yang masih hidup dan adik-adiknya. Ketika itu aku mau dinikahkan dengan Iv, tiba-tiba aku mendengar pacarku Iv yang membawaku pulang ke rumah orangtuanya ke pulau Bunyu mengalami kecelakaan sepeda motor dan kabar yang menyakitkan hati adalah  Iv mengalami kecelakaan sepedamotor bersama mantan pacarnya yang akhirnya dijahit 11 luka di kepalanya welehh...waktu itu aku mendengar hal itu tidak menampakan kemarahanku , aku hanya diam saja. Tidak berkomentar apapun, malah yang marah ibu kandung Iv sedang bapaknya Iv sudah meninggal sebelum bertemu dengan aku.

Bentak ibunya,”Kamu dah berani bawa perempuan pulang ke rumah...eh masih pula, berani pergi sama perempuan lain..”.

Iv hanya diam saja mendengarkan omelan ibunya...

Aku juga diam aja mendengar ibunya memarahi Iv, tapi pikiranku melayang dan kuputuskan  untuk ambil langkah seribuuuu lariiiii aku harus pulang...aku harus pulang ke rumah orangtuaku di pulau  Jawa. huh dasar...kurang ajar nih anak, berani-beraninya selingkuh di hadapan orangtuanya dan aku...dan seandainya aku jadi dinikah sama Iv, apa jadinya nasibku nanti. Belum-belum dah ditinggal selingkuh sama dia, isinya nanti hanya sakit hati doank ahh... Gak ada bahagianya huhh...untunglah aku belum dinikah. Emang gak jodoh kalee Iv sama aku atau Tuhan tunjukkan kejelekan anak itu sebelum menikah dengan aku, jadi aku gak bakal  menyesal di kemudian hari. Tak lamapun akupun cepat-cepat   pamit dengan ibu kandung Iv. Alasanku pamit secara halus bahwa aku pulang ke Jawa mau minta ijin orangtuaku  untuk menikah dengan Iv di Kalimantan. Padahal aku melarikan diri dari pernikahanku yang akan diselenggarakan di rumah Iv hehehe...yeee liat kelakuan Iv mana sudi aku menikah dengan dia huhft..tapi tangisan buaya Iv ketika itu meluluhkan hatiku, ketika itu aku dan Iv sedang naik kapal yang melaju meninggalkan pelabuhan Tarakan menuju pelabuhan Surabaya. Iv dengan berurai airmata merasa bersalah padaku berkata,”Apakah kamu tidak mau kembali lagi ke sini?”

Melihat airmata buayanya aku jadi tidak tega juga dan merasa  kasihan akhirnya aku menjawab,”Aku akan kembali ke Kalimantan untuk menikah denganmu...”.

Kurang lebih setengah tahun aku tinggal di Jawa untuk mempersiapkan pernikahanku yang akhirnya kulanjutkan hubunganku dengan Iv karena air mata buayanya. Dan menurut kata pacarku Iv, aku katanya sih mau dijemput Iv dengan naik pesawat.  Karena kemarin aku ke Kalimantan baru sempat naik kapal laut dan  belum sempat naik pesawat hehehe..

Kemudian bagai petir di siang bolong hehe puitis banget ahh...

Aku mendengar kabar dari kakak sepupu perempuan nya yang kuliah di Yogya. Kata kakak sepupunya sambil menangis sesunggukan...,”Iv menghamili orang dan harus mempertanggungjawabkan kelakuannya itu dengan mengawininya..”

Haaaaaah....mendengar kata-kata itu,  aku hanya bisa terdiam dan bingung tak tahu harus bicara apa...
Aku hanya bilang,”Ya udah gak pa-pa, bukan jodoh kalee..aku pulang kak.....”.

Di tengah perjalanan pulang dari kos kakak sepupu Iv dengan diboncengkan oleh teman satu kosku yang bernama Yul, aku menangis terisak-isak juga...rasanya hancur luluh lantak juga perasaanku...batal nikah sama Iv selamanya. Walau bagaimanapun dia cinta pertamaku. Walau dulu pernah disakiti aku sempat  memaafkan karena aku mencintainya..tapi sekarang aku harus kehilangan dia selamanya...tapi ini lebih baik bagi masa depanku daripada hidup bersamanya mencintai tapi selalu disakiti hatiku huhuhu..hancur minah wakwakwak...

Belakangan aku tahu Iv menghamili wanita lain lagi dan keturunan Menado, yang jelas bukan mantan pacarnya yang dulu yang kecelakaan motor bersamanya ketika aku masih di Bunyu dahulu.

Ini kisah cintaku dengan pasanganku Iv yang  beda usia 1th lebih  muda. Makanya bercermin dengan kejadian ini aku jadi berpikir aku  mau menikah dengan pria tua beda 18th. Kupikir aku akan hidup bahagia bersamanya, yang penting aku setia dan semuanya beres hehehe...rancangan Tuhan bukan rancanganku seperti tertulis di kitab suci hehehe…

Sebab rancanganKu bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalanKu, demikianlah firman Tuhan”.(yesaya 55:8)

Jebul bujang lapuk itu malah sudah beristri...walahhhh...cilekek....Itu kisahku kenapa aku bisa  jadi perempuan kedua..

Kemudian aku berpikir, ingin menikah lagi setelah bercerai dengan mantan suamiku tapi suamiku yang baru harus lebih muda dari aku hehehe... Hal ini kuutarakan dalam isi doaku kepada Tuhan tiap hari hehe...lalu Tuhan sodorkan laki-laki muda dalam berbagai tipe namun sebelum menikah dengan laki-laki muda itu, aku ingin banget dipenjara.  Pikiran itulah yang selalu mengganguku. Hehe... Kapan lagi yeee...aku bisa dipenjara, pikirku. Sepertinya waktu sekarang ini sepertinya cocok jika aku masuk penjara. Jika waktu sekarang-sekarang ini aku dipenjara ku rasa gak pa-pa, tidak ada yang keberatan. Dan tidak ada yang  merasa kehilangan diriku. Hidup menjanda sendirian, anak-anak sudah dirawat oleh bapaknya. Seandainya aku dipenjara, aku kira tidak ada yang keberatan dan di dalam penjarapun, aku tak perlu mencari nafkah, tak perlu bingung bagaimana aku dapat menghidupi kehidupanku sendiri. Aku berpikir di dalam penjara kan aku akan diberi makan secara teratur dan gak perlu mikir tiap hari gimana caranya cari uang agar aku bisa makan dan gak mikirin tempat tinggalku..Aku bisa beristirahat di penjara, mengistirahatkan hati dan pikiranku karena perceraianku. Setelah nanti cukup beristirahat di penjara, aku akan bangkit dari nol yaitu titik nadirku dengan mulai menyusun langkah awal dan strategi bagaimana langkahku selanjutnya jika aku bebas dari sana. Penjara adalah titik nadirku, titik terendahku untuk memulai segalanya dari nol. Angan-anganku yang gila ini terlupakan ketika aku harus mengurus anak kembarku yang butuh perhatian dan kasih sayangku.


Jika Anda merasa buruk, Anda ada pada frekuensi yang menarik lebih banyak hal – hal buruk. Sebaliknya, jika kita dapat merasa baik, semangat, gembira, syukur dan cinta, bayangkan kita dapat merasakannya setiap hari, Anda akan menarik lebih banyak perasaan baik dan hal – hal yang baik. (Lisa Nichols) 

=================================================================
Lagu cinta khusus untuk mantan suamiku yang dahulu mengaku bujang lapuk hehehe...

                                               Bujang Lapuk

 Bujang lapuk bujang lapuk...
tertipu si bujang lapuk
Ngakunya si bujang lapuk
Nyatanya ada yang punya ...
Reff:
Bujang lapuk gayanya
Bujang lapuk tingkahnya
Tebar pesona  
sudah ada yang punya...
huuuuu uuu uu  

       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar