Selasa, 10 Maret 2015

(2) POLRES SLEMAN ( Proses Penangkapan Hard )

Setelah Hpku diberikan padaku, segera aku telpon Rei berulang kali, tapi  tidak ada jawaban lalu aku minta ijin sms dan diperbolehkan juga setelah sebelumnya isi smsku kuperlihatkan kepada polisi itu.

“Say, maafkan aku, aku ditangkap polisi gara-gara aku terpaksa membantu pasienku melakukan penipuan motor milik polisi PJR. Dulu kamu pernah bilang mau memberiku motor Kawasaki Ninja 250cc warna hijau kesukaanku yang menjadi milikmu kepadaku. Motor itu boleh kuminta sekarang gak untuk mengganti motor polisi PJR yang sudah dijual pasienku,biar aku bebas?”, itu isi smsku kepada Rei.

Setelah sms itu dibaca dulu oleh  polisi gendut berkulit putih itu, aku  langsung mengirimkan isi smsku ke nomor hp Rei. Tetapi kutunggu dari menit ke menit tidak kunjung dibalas smsku huuu.... Akhirnya kukembalikan hpku 5610 itu kepada polisi gendut itu. Pasrah aku, mungkin Rei sudah tidak mau berteman denganku lagi dan melupakan aku karena sekarang aku dipenjara. Mengingat image penjara kebanyakan buruk huu..Aku tahu,  aku salah dan ini salah satu resiko yang harus kutanggung dan aku harus siap. Ini salah satu ujian cinta ketika pasangan/kekasih kita dipenjara akankah berlanjut atau berhenti dan putus, walau aku dan Rei hanya sekedar pacar udara hehehe...

Jam 4 sore, hari Senin tanggal 29 Oktober 2012 aku bersama beberapa polisi Sleman pergi dengan mengendarai 2 mobil meluncur ke Wonosari, polisi PJR pemilik motor juga ikut. Menurut pembicaraan polisi-polisi Sleman yang duduk semobil denganku, kudengar mereka sedang membicarakan kekayaan polisi PJR yang menjadi korban penipuanku bersama Yanu juga Hard. Kudengar dari gosip polisi-polisi yang membicarakan polisi PJR itu bahwa dia itu orang kaya, mobilnya banyak. Kemarin polisi PJR itu mengendarai mobil Yaris hitam, sekarang polisi PJR itu mengendarai mobil Grand Livina abu-abu dan biaya beli bensin ke Wonosari  yang membiayai juga polisi PJR itu. Hmmm polisi PJR yang kaya kata mereka membicarakan polisi PJR itu hehe..polisi juga manusia yang bisa gossip hahaha... Perjalanan menuju Wonosari ternyata sangat jauh. Sampai di lokasi rumah Hard hari sudah malam dan polisi gendut berkulit putih itu tau rumah Hard dengan melacak  dari pendaftaran no hp pada provider no Hpnya Hard yang tertinggal di dalam mobil.

“Jujur banget orang ini “, komentar polisi gendut berkulit putih itu. Melihat data alamat yang terdaftar di provider benar alamatnya sehingga sangat memudahkan Hard dilacak ke rumahnya.

Sesampai di lokasi sekitar rumah Hard, kami berhenti di dekat masjid dan polisi yang berpakaian preman bertanya kepada penduduk setempat dimana lokasi rumah Hard. Dan seorang pemuda desa situ bersedia mengantarkan salah satu polisi untuk menyelidiki rumah Hard diam-diam. Setelah lokasinya diketahui, polisi yang meninjau rumah Hard kembali ke lokasi pemberhentian kami yaitu di tempat polisi-polisi lain menunggu info  dari polisi yang menyelidiki rumah Hard. Setelah dapat info tentang keadaan rumah Hard maka disusunlah rencana penyergapan Hard di dalam rumahnya. Polisi yang berjumlah kurang lebih 10 orang itu menuju ke rumah Hard dengan model  infanteri alias mlampah hehe...itu yang kudengar ketika mereka menyusun rencana penyergapan. Sedangkan polisi PJR yang menjadi korbanku hanya ditugasi menunggui aku. Dia menungguiku sambil duduk di belakang setir mobil. Tak lama kemudian dia menanyaiku memecah kesunyian malam, ketika hp ku yang 5610 yang ternyata dibawa olehnya berbunyi terus...

Ini siapa tho kok telp di hpmu terus-menerus?”, tanya polisi PJR itu.

Ow itu pacarku,” jawabku.

“Ow”, jawab polisi PJR itu dan terdiam lagi.

Ternyata Rei menelponku lagi, kupikir anak itu sudah melupakan aku ketika tau aku ditangkap polisi lewat smsku tadi sore kepadanya. Ya, aku tahu dirilah kalau image ku di depan Rei sudah jelek dan aku tau dirilah seandainya Rei langsung menolak ketika kutelp dan tidak membalas smsku. Polisi PJR itu tidak mengangkat telp Rei, dia membiarkan telp itu berbunyi terus dan akhirnya berhenti juga bunyinya. Tak lama kemudian salah satu polisi yang menggrebek rumah Hard menghubungi polisi PJR agar menyusul ke lokasi rumah Hard. Informasinya Hard sudah ditangkap  dan kamipun meluncur ke sana. Ketika mobil yang kunaiki dihentikan di suatu tempat yaitu di pinggir jalan kampung, telah banyak berkerumun orang-orang kampung dan polisi-polisi yang menangkap Hard. Terdengar teriakan marah-marah polisi kepada Hard yang ternyata ketika ditangkap, Hard yang digiring ke pinggir jalan menunggu mobil yang kutumpangi datang. eh tiba-tiba Hard malah mencoba melarikan diri dengan lari. Tapi kaosnya terpegang salah satu polisi yang berdiri di sebelah Hard dan hasilnya Hard langsung dipukuli banyak polisi. Dan terdengar teriakan salah seorang polisi, 

“Bolong aja kakinya!”, kata salah satu polisi itu.

“Jangan pak!”, teriak salah seorang penduduk kampung.

Dengan pertimbangan orang kampung ada yang teriak jangan pak...maka kaki Hard tidak jadi ditembak kakinya. Tapi mata kakinya dipukuli menggunakan batu besar, hingga jalannya pincang-pincang. Ini menurut cerita Hard ketika kami sempat berbincang masalah penangkapan di rumah Hard ketika kami bertemu dan ngobrol di Polres Sleman untuk di BAP. Tak lama kemudian belakang mobil yang kutumpangi dibuka oleh polisi yang memasukkan Hard dengan paksa duduk di lantai mobil  di belakangku. Terdengar nafas Hard tersengal-sengal karena habis dipukuli polisi-polisi itu. Kutengok Hard dari tempat dudukku, kulihat wajah Hard berkeringat..rambutnya agak basah.. wajahnya  kotor sepertinya kena tanah. Hard memakai kaos hitam dan celana pendek jeans biru gelap yang dipotong  tak beraturan. Polisi gemuk berusia tua yang memasukan Hard ke mobil yang kutumpangi marah-marah dan berteriak-teriak,“Awas kamu di kantor nanti, habis kamu.. tak pukuli kurang ajar kamu mau melarikan diri.”

Polisi itu marah-marah sambil memborgol Hard memakai tali plastik yang buat taliin kaki ayam itu hehehe.....aku pernah melihat tali plastik itu tapi dipakai oleh almarhum papaku ketika papaku membawa ayam bangkoknya pergi entah kemana hehehe..

Setelah itu pintu bagasi mobil belakang ditutup lagi. Polisi gendut berkulit putih yang sudah duduk di sebelahku berbicara pelan sambil menengok kepada Hard,“Kamu ngapain mau melarikan diri segala..sekarang kamu disiksa kan?!”.


Hard diam saja mendengar polisi gendut berkulit putih itu bicara pada Hard. Dan akupun ikut berkomentar, “Hard, mbok ya udah pasrah aja ditangkap, aku aja pasrah kok ngapain melarikan diri, wong aku juga sudah ditangkap”.

(bersambung ke bag.3)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar