Selasa, 10 Maret 2015

(3) PROSES PENANGKAPANKU

Dalam perjalanan keluar bandara, tiba-tiba polisi yang duduk di samping pak sopir yang pstinya polisi juga komentar sambil melihatku ke belakang,” kenal sama yang menyetir mobil gak?”.

“Gak kenal Pak”, jawabku singkat sambil melihat kepala bagian belakangnya sopir itu.

Polisi yang sedang menyetir itupun langsung menengok ke belakang sambil melihatku sebentar sambil melepas kacamata hitamnya. Ketika melihat wajahnya baru kukenali dia yang ternyata polisi yang menjadi korban penipuan yang kulakukan bersama Yanu dan Hard Akhirnya aku jadi tahu, kenapa aku bisa ditangkap oleh polisi ketika keluar dari bandara tadi.  Ternyata aku sudah jadi TO alias target operasi penangkapan oleh polisi. Pembobol  Rekening yg kukenal itu ternyata polisi yang sudah mencariku dan Yanu juga  Hard kurang lebih 1 bulan yang lalu. Sampai sekarang aku masih bingung hubungannya orang-orang yang suka sms ke nomer hp semua orang yang isi tulisan smsnya” kirim uang anda ke rekening BCA atas nama Danang Darmanto” malah menjelma menjadi polisi yang menangkapku hehehe.. Kenapa aku ya bisa smsan dengan orang yang minta dikirimkan uang ke rekening BCA atas nama Danang Darmanto malah aku jadi sms an dengan polisi hehehe.. padahal nomer hpnya kan sama...haddeh pusing aku kalau mikirin hal ini...

“Oh, masnya toh”,  jawabku ketika melihat polisi  PJR yang menjadi korban penipuan motor yang diotaki Yanu.

“Pangling ya ?”, tanya polisi korban penipuan itu sambil nyetir mobil.

“Iya, tambah ganteng”, Jawabku jujur hahaha...

Semua polisi di mobil itu mendengar jawabanku tertawa keras, ternyata yang menyetir mobil itu polisi PJR yang memiliki motor Kawasaki Ninja 250cc yang menjadi korban penipuan Yanu juga Hard dan aku terlibat di dalamnya. Aku jadi tahu peristiwa penangkapanku terkait kasus Ninja Kawasaki 250cc milik polisi PJR itu. Di mobil aku diam saja, banyak pikiran berkecamuk di dalam pikiranku. Perasaanku yang lain  mengatakan,” Sekaranglah detik-detik aku mulai  menjalani keadaan menuju penjara yang sesungguhnya dan yang pernah kuinginkan hehehe...”. Perasaaanku yang  lain lagi merasa aneh, deg-degan...Aku langsung berpikir apalagi yang akan kualami setelah ini,  petualangan seru di penjara apalagi yang  akan kujalani setelah ini, aku jadi sangat penasaran dan deg deg sirrrrr.... 

Aku lalu teringat adik-adikku yang kupamiti tadi pagi pasti mereka kebingungan  karena aku gak pulang-pulang ke rumah adikku yang kutinggali di Jakarta. Padahal aku bilang pamitnya hanya sebentar ke Yogya nanti malam sudah langsung pulang Jakarta lagi. Kalau anak-anakku tahunya sih aku bekerja di Jakarta, sedangkan Rei walah gatot alias gagal total sudah pertemuanku hari Senin besok di Jakarta dengan Rei. Ini adalah batu ujian hubunganku dengannya, apakah langsung berakhir atau berlanjut ketika Rei nanti  tahu aku dipenjara hehehe.. hanya Tuhan yang tahu...

Mobil Yaris hitam itu melaju dari bandara Adi Sucipto dan ternyata menuju ke hotel Seturan. Aku dibawa polisi-polisi yang menangkapku itu ke kamar yang dipesan mereka. Ternyata Hotel Seturan itu digunakan polisi untuk mengumpan CSku(CS artinya satu komplotan) agar datang ke hotel Seturan  menemuiku. Polisi kemudian menyuruhku untuk menghubungi Csku lewat hpku dan disuruh mengatakan bahwa aku sudah pesan hotel di Hotel Seturan dan aku sedang menunggu mereka di hotel Seturan.

Akupun langsung menjalankan instruksi polisi itu untuk menghubungi Yanu lewat telpon.
“Halo, kamu dimana?” tanyaku  kepada Yanu.

“Masih di Sragen, lagi datang ke resepsi saudaranya Hard”, jawab Yanu.

“Kalau sudah selesai resepsinya, kamu langsung ke sini ya.. aku sekarang sudah berada di Hotel Seturan!”, balasku.

“Ya”, jawab Yanu singkat lewat telpon.

Menunggu Csku datang ke Hotel Seturan ternyata  lamaaaaa bangeeeet waktunya. Bayangin aja, dari jam 3 sore nunggunya sampai jam 9 malam. CS ku masih belum datang juga dan ketika jam 7 malam Rei meneleponku, tapi tidak boleh diangkat oleh polisi-polisi itu.

“Itu teleponku berbunyi” kataku kepada polisi itu sambil kupandangi hpku yang lagi di charge di tembok kamar hotel.

Hp ku yang memakai provider Three berbunyi terus-terusan.
“Dari siapa?”, tanya polisi itu.

Aku berjalan menuju tempat hp di charge dan kupegang hpku dan kulihat siapa yang menghubungiku ternyata dari Rei.
“Dari pacarku”, jawabku.

“Gak usah diangkat!”, kata polisi gendut itu.

Kubiarkan hp ku terus berbunyi dan akhirnya terdiam sendiri.
“ Maafkan aku sayang, aku gak boleh angkat telpmu”, pikirku sambil memikirkan Rei. Pasti Rei bingung kenapa gak bisa menghubungiku, padahal besok Senin adalah hari pertemuanku dengan Rei untuk yang pertama kalinya sejak menjadi pacar udaraku. Di hotel Seturan, polisi-polisi itu sedang memesan makanan yaitu nasi dan ayam goreng sambal lalap. Aku juga dibelikan dan aku disuruh makan dan dibelikan minum juga. Ternyata apikan juga polisinya hehe...Tapi aku gak nafsu makanlahhhh, halah coba siapaaaa yang nafsu makan kalau keadaannya seperti aku sekarang ini hehe... Namun aku paksakan makan sedikit untuk menghargai polisi itu yang sudah memesankan makanan untukku.  Berada di dalam kamar hotel yang kuhuni sementara bersama beberapa polisi yang sedang duduk di meja tamu dalam kamar hotel sambil memeriksa hpku, aku mencoba tiduran dan merebahkan diri secara cuek di kasur hotel. Nunggunya lama banget, sumpah hehehe..kucoba meluruskan punggungku yang sedari tadi duduk terus di samping polisi-polisi itu yang sedang memeriksa hpku. Gerak gerikku ternyata dipantau oleh polisi gendut itu dan dia bertanya padaku,

“Kamu kok sepertinya tenang banget?”, tanya polisi itu kepadaku sambil mengamatiku.

“Lha emangnya harus ngapain?”, jawabku sekenanya.

“Ya kamu kok gak ketakutan atau nangis atau apa kalau ketangkap polisi?!!! Biasanya kan kalau cewek kalau ketangkap polisi nangis po gimana gitu..?”, kata polisi  gendut itu sambil masih memperhatikan aku.
Aku gak jawab kata-kata polisi gendut itu, aku hanya tersenyum very very kecut sambil santai tetap tiduran di kasur hotel hehehe..

Aku hanya mbatin dalam pikiranku,“lha keadaannya udah gini mau diapain lagi, mau nangis sampai matakupun bengkak aku juga gak mungkin dibebaskan hehe..”.

Jadi dalam pemikiranku, ya udah tho gak pa-pa nikmati aja keadaanku sekarang ini dan jalani apa yang akan terjadi setelah ini karena aku juga pengen dipenjara hahaha...

Tak lama rebahan di kasur hotel, aku bangun dan berjalan menuju meja rias kamar hotel yang kutempati bersama beberapa polisi itu. Aku mengoleskan lip iceku yang kuambil dari tasku sambil bercermin dengan santainya. 

Polisi gendut itu lagi-lagi komentar melihatku memakai pelembab bibir itu, “kamu ini, sebentar lagi masuk penjara.. ngapain dandan segala!”.

“Bibirku kering, Pak!”, jawabku santai. Polisinya pusing liat gayaku yang santai tenan ditangkap polisi hahaha…

Polisi itupun terdiam lagi sambil sibuk membuka-buka isi hpku sambil menunggu CSku datang. Memang diriku kubuat setenang mungkin di hotel Seturan ini, tapi setenang-tenangnya diriku tetap stress juga sebenarnya aku, karena seumur-umur belum pernah ditangkap polisi hehehe...dan hal ini membuatku jadi anyang-anyangen alias ingin buang air kecil terus-terusan..

“Kamu kok ke kamar mandi terus ?”, tanya polisi gendut yang mengawasi gerak gerikku itu.

“Iya nih, gak tahu anyang-anyangen kali”, jawabku.

“Jangan dikunci pintu kamar mandinya kalau kencing dan  jangan ditutup rapat!!”, kata polisi gendut yang mengawasiku berkali-kali bolak balik ke kamar mandi hotel.

“Iya Pak”, jawabku singkat.

Ketika aku lagi buang air kecil lagi untuk ke sekian kalinya, dan hanya keluar air seniku sedikit tiba-tiba pintu kamar mandi dibuka oleh polisi gendut dan polisi korban penipuan itu.. eh ehh ehhhh..kagetnya aku. Aku yang lagi duduk di kloset duduk kamar mandi hotel kaget campur malu. Aku kan posisinya lagi kencing dan celana jeansku kuplorotin dikit untuk bisa kencing. Memang sih gak keliatan auratku, tapi aku malu lah moso kencing kok dilihat orang lain dan jenis kelaminnya laki-laki lagi huft....

“Ada apa?”, tanyaku sambil masih dalam posisi duduk di kloset dalam keadaan bingung dan malu.

“Nih ada telp dari temanmu, tolong kamu angkat”, kata salah satu polisi itu.

“Ya sebentar, aku benerin dulu celana panjangku”, kataku sambil menutup dikit pintu kamar mandi agar polisi-polisi itu tidak lihat aku mengancingkan celana panjangku.

Setelah kukancingkan celana panjangku, akupun bergegas keluar kamar mandi. Wah... polisinya bikin aku malu aja, wong lagi buang air kecil kok tanpa ada tanda atau ketukan langsung mendadak buka pintunya huuu... Untungnya saat itu aku lagi duduk di kloset duduk, jadi gak kelihatan auratku huhuhu.... Nasib-nasib jadi penjahat, ternyata begini ya rasanya, di kamar mandipun gak dipercaya huhuhu... Di luar kamar mandi aku langsung mendekati polisi yang memegang hpku. Aku langsung menerima telp Yanu, tapi tidak terdengar suaranya. Aku teriak,” hallo halllooooo halllooooo...”. Yanu menghubungiku memakai nomor M3 yang terpasang di N8 ku. Biasanya kartu M3ku kupasang di hp 5610 express musicku. Tapi tadi di bandara baterai hpku Nokia 5610 Express Music-ku yang biasanya kupakai untuk nomer M3 ku itu habis baterainya. Lalu nomer M3 ku itu kupindah ke hp N8 ku, sedangkan nomor Three ku, aku pindah ke hp yang 5610 express musicku yang habis baterainya itu. Kenapa kupentingkan nomor M3 ku agar selalu online karena aku berhubungan sms dengan pembobol bank lewat kartu M3 ku juga Yanu, sedang nomor  three ku hanya untuk sms an dengan pacar udaraku Rei hahaha...

Aku ulangi lagi berkali-kali “,hallo.... hallo...halllllloooooo”.
Tapi tidak terdengar suaranya sama sekali.

“Tidak terdengar suaranya!”, kataku pada polisi gendut itu.

Lalu telponnya mati, Hp N8 ku berbunyi lagi nada panggilan dan ketika kuangkat,  suaranya tidak terdengar lagi walau nyambung.


Sepertinya N8 ku rusak sekarang ini, karena tadi memang sempat jatuh di kamar hotel Seturan, ketika Polisi gendut yang mengawasiku menanyaiku,” Yanu pakai nomer hp apa saja?”.

(bersambung ke bag.4)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar