Jumat, 13 Maret 2015

(19) Lapas Wirogunan

Kisah Sit Nurhyt  WBP janda kasus narkoba yang dihukum 12 tahun yang kuketahui
Lagi lagi janda yang dipenjara, Sit adalah seorang janda yang ditinggal mati oleh suaminya. Anaknya berjumlah 5 orang, 2 anak yang besar sudah bekerja dan sekarang terpaksa menghidupi ke 3 adiknya yang masih kecil-kecil. Anaknya usia yang terkecil kurang lebih 5 tahun ketika aku mewawancarainya di dalam Lapas tahun 2013 kalau sekarang berarti usianya 7 th karena sekarang 2015. 

Sit mendapat vonis hukuman 12 tahun penjara dan baru menjalani 1 tahun waktu itu ketika di penjara bersamaku di dalam sel Lapas Wirogunan. Cerita awal ditangkapnya Sit dimulai dengan ketemunya Sit dengan temannya yang bernama Fa yang berusia lebih tua darinya dan sudah punya cucu. Sit melihat kehidupan Fa sepertinya jadi orang kaya. Fa mengaku kaya karena kerja di Arab dan Fa suka datang ke rumah Sit membelikan baju untuk anak-anaknya atau membawakan makanan. Keluarga Sit diperlakukan seperti itu tentu sangat senang, dan suatu saat mereka mengobrol. Sit minta pekerjaan kepada Fa tapi dengan pesan jangan jauh-jauh karena nanti anaknya gak ada yang jagain. Fa pun berjanji memberikan pekerjaan kepada Sit. Dan suatu hari Fa mengabari Sit jika ada pekerjaan tapi di Malaysia. Sit bilang,”Kok jauh amat ke Malaysia?!”.  

Ya udeh loe uji coba dulu deh ke Malaysia, nginap dulu di hotel beberapa hari disana kalo gak betah loe bisa pulang..”, kata Fa teman sit.

Tak berapa lama Fa telp Sit kalo paspornya sudah disiapkan, tinggal foto saja. “Waduh kok cepat banget bikinnya,”pikir Sit.

Dasar orang bodoh ujar Sit kepadaku yang gak tahu apa-apa, Sit nurut aja suruh foto. Setelah itu gak lama Fa bilang kalo Sit suruh berangkat ke Malaysia karena sudah dibelikan tiket pesawat ke Malaysia. Sit sempat nyeletuk,”Kok cepat sekali udah dipesankan tiket pesawat ke Malaysia?!”. Kesannya mendadak banget dan mau gak mau Sit berangkat ke Malaysia dengan berat hati dan meninggalkan 5 anaknya. Sit berpesan kepada kedua anaknya yang sudah besar sebelum pergi ke Malaysia. Sit bekerja ke Malaysia untuk membiayai ke dua anaknya yang sudah besar kalau sudah selesai sekolahnya dan kedua anaknya bekerja maka Sit pulang dari Malaysia dan gak mau bekerja lagi di Malaysia dan Sit ingin kedua anaknya yang besar membiayai ke tiga adiknya yang masih kecil. Karena Sit ingin mengurusi ketiga anaknya yang masih kecil di rumah saja. Hmm rencana yang sudah dirancang indah ya...tapi rencana tinggal rencana tidak seperti yang kita bayangkan. Sit akhirnya berangkat ke Malaysia dan menginap di hotel Malaysia selama 9 hari di hotel. 

Dan selama di hotel Sit sudah merasa tidak betah. Apalagi mendapat kabar dari kedua anaknya yang sudah besar-besar. Kabar dari anaknya yang sudah bekerja adalah anaknya yang sudah bekerja jadi sering terlambat bekerja karena mengurusi adiknya yang masih kecil, Sedang adiknya lagi yang masih sekolah STM jadi sering terlambat berangkat sekolah karena mengurusi ketiga adiknya yang masih kecil juga. Kabar-kabar itu membuat Sit tambah gak betah di Malaysia dan pengin pulang. Lalu Sit menghubungi Fa, mengatakan pengin pulang saja ke Indonesia dan uji cobanya yang hanya beberapa hari di Malaysia dilewati dengan tidak betah karena mendengar kabar dari anaknya yang terlambat bekerja dan terlambat sekolah karena ngurusi ketiga adiknya yang masih kecil akhirnya Sit pun diperbolehkan pulang. Sebelum pulang ke Indonesia, Sit diajak jalan-jalan oleh anaknya Fa yang bernama Re belanja oleh-oleh untuk anaknya Sit. Belanja baju dan belanja lain-lainnya dibayari oleh Re anak Fa, karena dibayari Sit sih merasa senang-senang saja belanjanya. 

Setelah belanja selesai dan Sit sudah memasukkan barang belanjaan ke tas plastik biasa yang ada resletingnya. Sit disuruh nunda kepulangannya 2 hari lagi dengan alasan ada sesuatu yang harus dilakukan Fa. Terpaksa Sit menunda kepulangan Sit 2 hari dari Malaysia ke Indonesia sesuai instruksi Fa. Ketika saatnya pulang Fa menyuruh Sit memakai tas koper warna hitam kiriman dari Fa melalui teman Fa yang berada di Malaysia. Dengan alasan jauh-jauh dari Malaysia kok bawa tas yang jelek. Komentar Fa begini sesuai kata-kata yang disampaikan Sit kepadaku,”Keren dikit napa, pake tas koper pulangnya!” akhirnya tas koper itu dipakai oleh Sit pulang ke Indonesia. Sit tidak tahu kalau tas itu sudah diselipkan narkoba jenis heroin 1,1 kg. Karena pada waktu Sit menerima tas koper itu isinya kosong, lalu diisilah dengan belanjaan Sit untuk anak-anaknya. 

Di bandara Indonesia, Sit lolos dari pemeriksaan bandara. Ketika sedang menunggu taksi, Sit merasa ada yang memanggil dia. “ibu Sit...”, panggil seseorang itu. Sit menjawab yang memanggil namanya dan mencari sumber suaranya. Orang yang memanggil namanya itu minta ijin untuk memeriksa tasnya kembali. Permintaan itu disetujui oleh Sit. Tas koper itu di X ray selama 3 x dan hasilnya negatif. Tapi petugas itu penasaran lalu Sit dibawa ke kantor imigrasi bea cukai, disana petugas minta ijin merusak tas Sit. Hal inipun diperbolehkan oleh Sit, ketika tas itu dirusak pake cutter  terlihat tas kecil hitam yang disolasi dengan triplek yang terletak tersembunyi di dalam tas itu. Ketika tas kecil itu dibuka tercium bau seperti bau asam yang sangat menyengat di hidung sampai Sit dan petugas lain pakai masker. Kata Sit ketika kutanya,” Heroin bubuknya berwarna apa?”.

Jawab Sit,”Berwarna agak kekuningan kayaknya tapi entahlah waktu itu aku gak begitu memperhatikan secara jelas karena pikiranku lagi BlankKetika Sit ditelpon Fa pas penangkapan, Sit marah-marah dengan Fa komentarnya,” Kenapa gue gak loe bunuh di Malaysia, kenapa loe bikin nasib gue kayak gini dasar babi loe ..anjing loe”. Itu kata-kata umpatan Sit kepada Fa waktu itu mengingat gara-gara Fa dia ditangkap di bandara dengan barang bukti heroin 1,1 kg.

Ketika telpon Fa sempat tanya,” Sekarang loe dimana?”.

Sit menjawab,” Di imigrasi bea cukai!”.

Setelah mendengar hal itu telpon Fa langsung dimatikan dan tidak aktif sampai sekarang. Sit bercerita padaku sambil menangis dan aku hanya bisa memeluknya dan memberi ketabahan, hanya itu yang bisa kulakukan untuknya waktu itu. Sit cerita gak ada yang besuk karena dia tinggal di Jakarta, kalau mau telpon anaknya dia minta kebaikan hati temannya. Sit sempat bilang kepadaku,” Kenapa dia bisa bernasib seperti ini?!”.

Aku bilang,” Semua ini ada hikmahnya, ambil sisi positifnya kenapa kita bisa sampai masuk penjara..”.

Sit setuju dengan pandanganku bahwa kita harusnya mencoba menyadari dan positif thingking bahwa ada hikmah di balik semua ini dan hanya seorang Sit yang tahu. Sit kemudian menjalani hukuman glundung tanpa “mengurus” sama sekali. Dia gak punya uang untuk mengurus agar hukumannya dapat diperingan. Hehehe..sudah rahasia umum tentang keuangan yang maha kuasa di pengadilan. Sit tidak punya uang untuk mengurus hukumannya agar bisa diperpendek masa hukumannya. Vonis yang diterima 12 tahun dijalani dengan ikhlas walau sebenarnya tetap berat jika dirasakan, tetapi mau gak mau  harus tetap dijalani.

Canda Lapas warga Negara Tiongkok dan Vietnam kasus narkoba
Ngantri giliran mandi kulakukan dengan duduk di dekat WBP kewarganegaraan asing yang lagi asik ngobrol dan mereka dihukum karena kasus narkoba. WBP asing itu kewarganegaraan China bernama Sof dan kewarganegaraan Vietnam. Mereka ngobrol dengan menggunakan bahasa Indonesia yang kedengaran lucu aksennya jika diucapkan. Ketika mereka membicarakan tentang penyakit pusing yang diderita kewarganegaraan Vietnam karena barusan di blayer dari Ghrasia ke Lapas Wirogunan, ibu tua itu mengatakan,”Kelapa saya pusing sekali..”.

Sambil memegang kepalanya dan dia berulang kali mengeja kelapa..kelapa..terus menerus sambil berusaha membenarkan ucapannya yang salah sebut hehehe...aku tertawa dan mencoba membantu mengejanya,” keeepalaaa..”.

“oh ya kepala..”, kata ibu tua kewarganegaraan Vietnam itu sambil tersenyum.

Canda Lapas seorang petewele

Banyak petewele di dalam Lapas yang suka menyombongkan kekayaannya yang kebanyakan dengan ngarang ceritanya secara ngawur seperti memamerkan diri kalau dia dulu pernah kuliah yang dia asal sebut saja. Ketika salah satu WBP petewele itu menyombongkan diri pernah kuliah di UNY tahun berapa gitu dan kuliahnya di jurusan komunikasi..temanku sesama WBP yang jengkel dengan kesombongannya  langsung komentar,” lho di UNY kan gak ada jurusan komunikasi..”. hahahaha...aku yang mendengarnya tertawa ngekek... Ada-ada saja orang yang dipenjara tingkah lakunya. 

Yang parah itu ketika WBP petewele sejati yang bercerita kepada teman sesama WBP dan cerita ngarangnya gak karu-karuan karena cerita dengan beberapa orang WBP dia bilang kalau dia pengusaha martabak manis yang mempunyai 7 cabang tapi kenyataannya gak pernah ada yang besuk bawain martabak manis, dibesuk aja kagak alias gak ada yang besuk dia hehe..dan dia cerita lagi ke teman WBP lain yang lupa jika dia pernah cerita kalau dia pengusaha martabak manis, sekarang dia cerita kalau dia pengusaha counter pulsa dan punya banyak baju baru selemari yang masih baru-baru dan gak sempat dipakainya saking banyaknya bajunya hahaha... padahal kenyataannya dia di Lapas gak punya uang sama sekali karena gak ada yang besuk hehehe..dan hal ini jadi perbincangan seru antara beberapa WBP yang pernah mendengar ceritanya kemudian melihat kenyataan dia sehari-hari di Lapas hehehe..ada-ada saja.

WBP Lapas Wirogunan
(bersambung ke bag.20)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar