Kisah Sit Nurhyt WBP janda kasus narkoba yang dihukum 12 tahun yang kuketahui
Lagi lagi
janda yang dipenjara, Sit adalah seorang janda yang
ditinggal mati oleh suaminya. Anaknya berjumlah 5 orang, 2 anak yang besar
sudah bekerja dan sekarang
terpaksa menghidupi ke 3 adiknya yang masih kecil-kecil.
Anaknya usia yang terkecil kurang lebih 5 tahun ketika aku mewawancarainya di
dalam Lapas tahun 2013 kalau sekarang berarti usianya 7 th karena sekarang 2015.
Sit mendapat vonis hukuman 12
tahun penjara dan baru menjalani 1 tahun waktu itu ketika di penjara bersamaku
di dalam sel Lapas Wirogunan. Cerita awal ditangkapnya Sit dimulai dengan
ketemunya Sit dengan temannya yang bernama Fa yang berusia lebih tua darinya
dan sudah punya cucu. Sit melihat kehidupan Fa sepertinya jadi orang kaya. Fa
mengaku kaya karena kerja di Arab dan Fa suka datang ke rumah Sit membelikan baju untuk anak-anaknya atau membawakan makanan.
Keluarga Sit diperlakukan seperti itu tentu sangat senang, dan suatu saat
mereka mengobrol. Sit minta pekerjaan kepada Fa tapi dengan pesan jangan
jauh-jauh karena nanti anaknya gak ada yang jagain. Fa pun berjanji memberikan
pekerjaan kepada Sit. Dan suatu hari Fa mengabari Sit jika ada pekerjaan tapi
di Malaysia. Sit bilang,”Kok jauh amat ke Malaysia?!”.
“Ya udeh loe uji coba dulu
deh ke Malaysia, nginap dulu di hotel beberapa hari disana kalo gak betah loe bisa pulang..”, kata Fa teman sit.
Tak berapa lama Fa telp Sit kalo paspornya sudah disiapkan, tinggal foto
saja. “Waduh kok cepat banget bikinnya,”pikir Sit.
Dasar orang bodoh ujar Sit kepadaku yang gak tahu apa-apa, Sit nurut aja
suruh foto. Setelah itu gak lama Fa bilang kalo Sit suruh berangkat ke Malaysia
karena sudah dibelikan tiket pesawat ke Malaysia. Sit sempat nyeletuk,”Kok cepat sekali udah dipesankan tiket pesawat ke Malaysia?!”.
Kesannya mendadak banget dan mau gak mau Sit berangkat ke Malaysia dengan berat
hati dan meninggalkan 5 anaknya. Sit berpesan kepada kedua anaknya yang sudah
besar sebelum pergi ke Malaysia. Sit bekerja ke Malaysia untuk membiayai ke dua
anaknya yang sudah besar kalau sudah selesai sekolahnya dan kedua anaknya
bekerja maka Sit pulang dari Malaysia dan gak mau bekerja lagi di Malaysia dan Sit ingin kedua anaknya yang besar membiayai ke tiga
adiknya yang masih kecil. Karena Sit ingin mengurusi ketiga anaknya yang masih
kecil di rumah saja. Hmm rencana yang sudah dirancang indah ya...tapi rencana
tinggal rencana tidak seperti yang kita bayangkan. Sit akhirnya berangkat ke
Malaysia dan menginap di hotel Malaysia selama 9 hari di hotel.
Dan selama di
hotel Sit sudah merasa tidak betah. Apalagi mendapat kabar dari kedua anaknya
yang sudah besar-besar. Kabar dari anaknya yang sudah bekerja adalah anaknya yang
sudah bekerja jadi sering terlambat bekerja karena mengurusi adiknya yang masih
kecil, Sedang adiknya lagi yang masih sekolah STM jadi sering terlambat
berangkat sekolah karena mengurusi ketiga adiknya yang masih kecil juga.
Kabar-kabar itu membuat Sit tambah gak betah di Malaysia dan pengin pulang.
Lalu Sit
menghubungi Fa, mengatakan pengin pulang saja ke Indonesia
dan uji cobanya yang hanya beberapa hari di Malaysia dilewati dengan tidak
betah karena mendengar kabar dari anaknya yang terlambat bekerja dan terlambat
sekolah karena ngurusi ketiga adiknya yang masih kecil akhirnya Sit pun diperbolehkan pulang. Sebelum pulang ke
Indonesia, Sit diajak jalan-jalan oleh anaknya Fa yang bernama Re belanja
oleh-oleh untuk anaknya Sit. Belanja baju dan belanja lain-lainnya dibayari
oleh Re anak Fa,
karena dibayari Sit sih
merasa senang-senang saja belanjanya.
Setelah belanja selesai dan Sit sudah
memasukkan barang belanjaan ke tas plastik biasa yang ada resletingnya. Sit
disuruh nunda kepulangannya 2 hari lagi dengan alasan ada sesuatu yang harus
dilakukan Fa. Terpaksa Sit menunda kepulangan Sit 2 hari dari Malaysia ke
Indonesia sesuai instruksi Fa. Ketika saatnya pulang Fa menyuruh Sit memakai
tas koper warna hitam kiriman dari Fa melalui teman Fa yang berada di Malaysia.
Dengan alasan jauh-jauh dari Malaysia kok bawa tas yang jelek. Komentar Fa
begini sesuai kata-kata yang disampaikan Sit kepadaku,”Keren dikit napa, pake tas koper pulangnya!” akhirnya tas
koper itu dipakai oleh Sit pulang ke Indonesia. Sit tidak tahu kalau tas itu
sudah diselipkan narkoba jenis heroin 1,1 kg. Karena pada waktu Sit menerima
tas koper itu isinya kosong, lalu diisilah dengan belanjaan Sit untuk
anak-anaknya.
Di bandara Indonesia, Sit lolos dari pemeriksaan bandara. Ketika
sedang menunggu taksi, Sit merasa ada yang memanggil dia. “ibu Sit...”, panggil
seseorang itu. Sit menjawab yang memanggil namanya dan mencari sumber suaranya.
Orang yang memanggil namanya itu minta ijin untuk memeriksa tasnya kembali.
Permintaan itu disetujui oleh Sit. Tas koper itu di X ray selama 3 x dan
hasilnya negatif. Tapi petugas itu penasaran lalu Sit dibawa ke kantor imigrasi
bea cukai, disana petugas minta ijin merusak tas
Sit. Hal inipun diperbolehkan oleh Sit, ketika tas itu dirusak pake cutter terlihat tas kecil
hitam yang disolasi dengan triplek yang terletak tersembunyi di dalam tas itu.
Ketika tas kecil itu dibuka tercium bau seperti bau asam yang sangat menyengat
di hidung sampai Sit dan petugas lain pakai masker. Kata Sit ketika kutanya,” Heroin bubuknya berwarna apa?”.
Jawab Sit,”Berwarna agak kekuningan kayaknya tapi entahlah waktu itu aku gak begitu
memperhatikan secara jelas karena pikiranku lagi Blank”. Ketika
Sit ditelpon Fa
pas penangkapan, Sit marah-marah dengan Fa komentarnya,” Kenapa gue gak loe bunuh di Malaysia, kenapa loe bikin nasib gue kayak gini dasar babi loe ..anjing
loe”. Itu kata-kata umpatan Sit kepada Fa waktu itu mengingat gara-gara Fa
dia ditangkap di bandara dengan barang bukti heroin 1,1 kg.
Ketika telpon Fa sempat tanya,” Sekarang loe
dimana?”.
Sit menjawab,” Di imigrasi bea cukai!”.
Setelah mendengar
hal itu telpon Fa langsung dimatikan dan tidak aktif sampai
sekarang. Sit bercerita padaku sambil menangis dan aku hanya bisa memeluknya
dan memberi ketabahan, hanya itu yang bisa kulakukan untuknya waktu itu. Sit cerita gak ada yang besuk karena dia tinggal di Jakarta, kalau mau telpon anaknya dia minta kebaikan hati temannya.
Sit sempat bilang kepadaku,” Kenapa dia bisa
bernasib seperti ini?!”.
Aku bilang,” Semua ini ada hikmahnya, ambil sisi positifnya kenapa kita
bisa sampai masuk penjara..”.
Sit setuju dengan pandanganku bahwa kita harusnya mencoba menyadari dan positif thingking bahwa ada hikmah di
balik semua ini dan hanya seorang Sit yang tahu. Sit kemudian menjalani hukuman
glundung tanpa “mengurus” sama sekali. Dia gak punya uang untuk mengurus agar
hukumannya dapat diperingan. Hehehe..sudah rahasia umum tentang keuangan yang
maha kuasa di pengadilan. Sit tidak punya uang untuk mengurus hukumannya agar
bisa diperpendek masa hukumannya. Vonis yang diterima 12 tahun dijalani dengan
ikhlas walau sebenarnya tetap berat jika dirasakan, tetapi mau gak mau harus tetap dijalani.
Canda Lapas warga Negara Tiongkok dan Vietnam kasus narkoba
Ngantri giliran mandi kulakukan dengan duduk di dekat WBP kewarganegaraan
asing yang lagi asik ngobrol dan mereka dihukum karena kasus narkoba. WBP asing
itu kewarganegaraan China bernama Sof dan
kewarganegaraan Vietnam. Mereka ngobrol dengan menggunakan bahasa Indonesia
yang kedengaran lucu aksennya jika diucapkan. Ketika mereka membicarakan
tentang penyakit pusing yang diderita kewarganegaraan Vietnam karena barusan di blayer dari Ghrasia ke Lapas Wirogunan, ibu tua itu
mengatakan,”Kelapa saya pusing sekali..”.
Sambil memegang kepalanya dan dia berulang kali mengeja
kelapa..kelapa..terus menerus sambil berusaha membenarkan ucapannya yang salah
sebut hehehe...aku tertawa dan mencoba membantu mengejanya,” keeepalaaa..”.
“oh ya kepala..”, kata ibu tua kewarganegaraan Vietnam itu sambil
tersenyum.
Canda Lapas seorang petewele
Banyak petewele di dalam Lapas
yang suka menyombongkan kekayaannya yang kebanyakan dengan ngarang ceritanya secara ngawur seperti memamerkan diri kalau dia dulu pernah kuliah yang
dia asal sebut saja. Ketika salah satu WBP petewele itu menyombongkan diri
pernah kuliah di UNY tahun berapa gitu dan kuliahnya di jurusan komunikasi..temanku
sesama WBP yang jengkel dengan kesombongannya
langsung komentar,” lho di UNY kan gak ada jurusan komunikasi..”. hahahaha...aku
yang mendengarnya tertawa ngekek...
Ada-ada saja orang yang dipenjara tingkah lakunya.
Yang parah itu ketika WBP petewele sejati yang bercerita kepada teman
sesama WBP dan cerita ngarangnya gak
karu-karuan karena cerita dengan beberapa orang WBP dia bilang kalau dia
pengusaha martabak manis yang mempunyai 7 cabang tapi kenyataannya gak pernah ada yang besuk bawain
martabak manis, dibesuk aja kagak alias gak ada yang besuk dia hehe..dan dia
cerita lagi ke teman WBP lain yang lupa jika dia pernah cerita kalau dia
pengusaha martabak manis, sekarang dia cerita kalau dia pengusaha counter pulsa
dan punya banyak baju baru selemari yang masih baru-baru dan gak sempat dipakainya saking banyaknya bajunya
hahaha... padahal kenyataannya dia di Lapas gak punya uang sama sekali karena
gak ada yang besuk hehehe..dan hal ini jadi perbincangan seru antara beberapa
WBP yang pernah mendengar ceritanya kemudian melihat kenyataan dia sehari-hari
di Lapas hehehe..ada-ada
saja.
WBP Lapas Wirogunan |
(bersambung ke bag.20)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar