Kamis, 12 Maret 2015

Lapas Wirogunan

Pagi itu mendadak Rin kasus narkoba yang sudah divonis 2 tahun penjara mendadak dapat pemberitahuan dari ibu petugas bahwa dia akan di blayer pagi ini ke Grhasia Pakem tempat tahanan narkoba direhabilitasi dan dipenjara. Rin langsung bergegas mandi dan dengan dibantu aku dan teman-teman tahanan lainnya membantunya berkemas-kemas. Menata baju dan peralatan miliknya untuk dibawa ke Ghrasia. Untuk tahanan yang sudah mendapatkan vonis lebih dari 1 tahun, memang dikirim ke Lapas untuk meneruskan masa hukumannya sebesar vonis hakim. Aku yang sedang sibuk ikut membantu Rin berkemas tiba-tiba dipanggil juga oleh bu Fik ibu petugas yang jaga blokku dan diberitahu jika aku juga akan diblayer pagi ini juga ke Lapas Wirogunan haaaa...kaget juga aku secepat ini aku dipindah ke Lapas Wirogunan walau seneng juga karena akhirnya aku dapat masuk Lapas Wirogunan tapi berat rasanya berpisah dengan Cher yang sudah mengisi hari-hariku selama aku ditahan di Rutan hehehe... Aku pun langsung berkemas-kemas juga dibantu teman-temanku lagi dan akupun mandinya cepat-cepat sampai gak sempat dandan. Hawanya pokoknya horor seperti kena bencana alam jadi gak sempat dandan. Setelah Rin pergi pamit kepada ibu petugas dan teman-teman sesama tahanan, akupun juga pamit. Kisah perpisahan antar para tahanan yang diblayer ke Lapas dan yang belum diblayer menyisakan kisah haru juga karena kulihat ada yang menangis berpelukan kayak film kartun  poo aja hehehe.... 

Aku gak tahu kenapa mereka menangis sedih..mungkin karena mereka sudah tidak akan bertemu lagi karena beda lokasi penjaranya atau dasarnya memang pada cengeng orang-orangnya jadi gampang nangisan hehehe...aku membawa alas tidurku dan ditumpuk di depan kantor KPR dan barang bawaanku di dalam tas yang sempat kubikin sendiri ketika aku ikut Binker menjahit dengan hiasan tas inisial CF namaku dan Cher dibawakan oleh tamping blok wanita yaitu bu Agne.

Di kantor KPR tahanan yang diblayer ke Lapas dikumpulkan dengan disuruh duduk dilantai berjejer sambil membawa barang bawaannya yang terlihat seperti orang pada ngungsi kebanjiran hehehe.., aku membawa bantal hasil karyaku dan tas hasil karyaku menjahit sendiri ketika aku masih kerja di Binker jahit. Tasnya kupersiapkan untuk mempermudah aku membawa bajuku dan barang-barangku ke Lapas. Ketika di KPR kami disuruh pergi melapor ke kantor sebelah KPR yang mengurus buku tabungan, untuk mengambil sisa uang tabungan selama dipenjara di Rutan. Uang yang tersisa di buku tabungan juga di bawa ke Lapas dan proses pengambilannya ngantri di depan kantor itu karena banyaknya tahanan yang diblayer hari ini. Aku berdiri antri bersama teman-teman tahanan yang kebanyakan laki-laki semua karena pagi itu yang diblayer tahanan wanitanya hanya 2 orang sedangkan tahanan lainnya adalah  tahanan laki-laki semua. Di depan kantor itu dengan iseng aku melihat Binker salon tempat Cher bekerja sebagai kapster salon. Aku ingin berpamitan dengannya atau kalau bisa aku ingin melihatnya 1 x saja untuk terakhir kalinya sebelum aku dipindah ke Lapas. Aku memberi kode temannya yang berada di lantai atas di depan kamar sel Bimanya dan menanyakan Cher berada di mana sekarang. 

Teman Cher memberi kode dengan tangan ke bawah dengan arti bahwa Cher berada di Binker salon di bawah kamar sel Bima. Ketika aku sedang gelisah mencari sosok Cher, tiba-tiba aku melihat Cher keluar dari blok tahanan laki-laki bersama Jarw kepala tamping salon. Mereka berjalan ke arahku dan Cher langsung menghampiriku, tak kusangka dia dengan pandangan sedih langsung mencium keningku, kedua pipiku dan mengecup bibirku sekilas hahaha.....beraninya anak ini cium aku di depan kantor Rutan, apa gak takut dihukum petugas. Beruntung tidak ada petugas yang melihatnya, hanya ada teman-teman tahanan yang diblayer bersamaku yang melihat dan menjadi saksi perpisahanku dan Cher di Rutan..rasanya waktu itu nyesek dadaku gak karuan, rasanya gak mau di blayer hehehe..karena gak tahu kapan lagi aku bisa bertemu Cher atau mungkin sama sekali tidak pernah bertemu lagi mengingat kisah penjara endingnya pada gak bagus hehehe..hmm hanya Tuhan yang tahu.

Peristiwa perpindahanku ke Lapas Wirogunan.

Ketika selesai prosedur blayeran ke Lapas, aku dan rombongan tahanan kasus kriminal dikirim ke Lapas Wirogunan, sedang tahanan kasus Narkoba dikirim ke Ghrasia. Aku bersama rombonganku memakai mobil kecil milik kejaksaan menuju Lapas Wirogunan. Rombonganku yang tahanan cowok diborgol semua, sedang aku tahanan cewek sendirian tidak diborgol padahal teman-temanku para tahanan wanita ketika kami pernah cerita-cerita tentang blayeran mereka ke Lapas juga diborgol tahanan wanitanya berarti aku puji Tuhan banget gak sempat diborgol ya selama dipenjara hehehe..

Setiba di Lapas kami semua para tahanan disuruh masuk melewati pintu portir yang kecil banget bentuknya sampai harus menunduk kepalanya. Entah kenapa dibikin gitu pintunya, beda banget dengan pintu portir yang di Rutan karena pintu portir di Rutan gede banget dan masuknya gak perlu nunduk-nunduk. Lagi-lagi tahanan laki-laki disuruh jalan jongkok ketika masuk Lapas Wirogunan, dari setelah pintu masuk sampai kantor Lapas sedang aku hanya disuruh jalan seperti biasa hehehe..puji Tuhan lagi. Sesampai disana para tahanan disuruh masuk kantor Lapas dan bertemu dengan yang mengurusi tahanan baru. Para tahanan baru yang masuk Lapas ganti sebutan biasanya disebut tahanan karena tahanan kejaksaan sekarang disebut WBP alias Warga Binaan Pemasyarakatan. Para WBP baru mengurus masuknya ke Lapas dengan cap jari dan disuruh membaca tata tertib Lapas bersamaan dengan suara yang keras juga.

 Setelah itu disuruh ke poliklinik untuk didata dan ditanyain pernah punya penyakit apa saja lalu ditimbang berat badannya dan tinggi badannya. Barang bawaan semuanya dari baju, kaos, celana panjang, celana dalam, BH, bantal, alat-alat mencuci dan peralatan mandi juga dihitung serta ditulis di buku data. Ealah kosmetikku juga di data juga hehe.. dan akhirnya bantal yang kubuat sendiri di Rutan ditahan oleh pihak Lapas dengan alasan dicurigai bisa untuk menyelipkan barang-barang yang dilarang di Lapas hehe..padahal isinya hanya dacron saja lho wong buatnya saja di Rutan dalam Binker wanita hehe... Yah manut aja deh ketika bantalku akhirnya tetap ditahan gak boleh dibawa masuk ke kamar penjaraku hehe... Namanya juga narapidana eh sudah ganti jadi WBP dink..yo harus manut sama petugas yang memenjara aku..

Disana kami juga difoto lagi, WBP baru difoto dari samping dan dari depan. Kalo di foto dari depan, disuruh memegang papan yang ada tulisan namaku dan kasusku seperti film-film action di TV dan di Bioskop ketika para jagoan dipenjara difoto-foto gitu juga hehehe..jadi ngalami sendiri kayak yang di film-film luarnegri itu ya hihihi... Karena keseringan di foto sama petugas, aku jadi ngerasa jadi bintang film tapi bintang film kriminal yang sedang dipenjara hahaha...

Peristiwa masuk blok wanita.

Dari poliklinik, aku yang masuk penjara wanita di Lapas Wirogunan sendirian, disuruh masuk kantor petugas wanita, dan aku disuruh duduk di lantai lalu disuruh membuka barang bawaanku lagi. Barang bawaanku diperiksa lagi oleh WBP wanita yang bertugas memeriksa di kantor dengan diawasi oleh petugas wanita dari Lapas Wirogunan. Haddeh diperiksa lagiiii..hari ini sudah beberapa kali barang bawaanku dibongkar, diperiksa dan didata. Nasib orang yang dipenjara bener-bener deh.. Pertama ketika keluar Blok wanita diperiksa petugas wanita yang bertugas di Rutan, setelah itu diperiksa lagi oleh petugas KPR, lalu diperiksa lagi di klinik Lapas sekarang diperiksa lagi ketika masuk penjara wanita di Lapas. Ya gini ini resiko orang yang dipenjara hihihi...setelah pemeriksaan selesai aku disuruh mencuci semua baju bawaanku termasuk celdam dan BH. Ini tradisi Lapas Wirogunan ketika ada WBP baru diwajibkan mencuci semua baju dan perangkat dalamnya. Ketika kutanya alasannya kepada salah satu WBP wanita yang kuketahui belakangan bernama mak Wa, kenapa disuruh nyuci semua baju yang kubawa dan kenapa harus mandi dan keramas juga ketika masuk pertama kali di blok wanita, jawabnya untuk menghilangkan hawa buruk yang dibawa aku dari luar Lapas hehehe… ada-ada saja.

Beruntung ketika aku masuk Lapas aku tidak dihukum jalan jongkok seperti di Rutan, puji Tuhan. Padahal teman-temanku WBP wanita yang menyusul aku di kemudian hari  masuk Lapas dihukum jalan jongkok juga lho tapi tidak sekejam hukuman welcome to penjara nya Rutan yang 25x jalan jongkok bolak-balik dan merayap 25x bolak balik.


Masuk kamar tempat aku dipenjara pertama kali di Lapas kudapati bangunan tua bekas Kaman Belanda dengan jendela kamar yang besar seukuran pintu. Bentuknya seperti rumah biasa bukan seperti kamar selku di Rutan yang bener-bener berwujud penjara. Ruangan yang kuno berukuran besar terdapat dipan semen sama seperti yang kupakai tidur di Polsek Kotagede. Hanya bedanya kalau yang di Lapas terbuat dari semen semua dan tidak dilapisi papan seperti di Polsek Kotagede. Ada kamar mandi di tengah-tengah ruangan paling pojok yang lagi-lagi tingginya hanya sepuser orang dewasa.  Wah buka-bukaan lagi dong mandinya haddeh bener-bener harus gak tahu malu kalee mandinya ketika dipenjara hehehe..



(bersambung ke bag.2)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar