Pagi itu mendadak Rin
kasus narkoba yang sudah divonis 2 tahun penjara mendadak dapat pemberitahuan dari ibu petugas bahwa dia akan di
blayer pagi ini ke Grhasia Pakem tempat tahanan narkoba direhabilitasi dan dipenjara.
Rin langsung bergegas mandi dan dengan dibantu aku dan teman-teman tahanan lainnya
membantunya berkemas-kemas. Menata baju dan peralatan miliknya untuk dibawa ke Ghrasia. Untuk tahanan yang sudah
mendapatkan vonis
lebih dari 1 tahun, memang dikirim ke Lapas untuk
meneruskan masa hukumannya sebesar vonis hakim. Aku yang sedang sibuk ikut
membantu Rin berkemas tiba-tiba dipanggil juga oleh bu Fik ibu petugas yang
jaga blokku dan diberitahu jika aku juga akan diblayer pagi ini juga
ke Lapas Wirogunan haaaa...kaget juga aku secepat ini aku dipindah ke Lapas Wirogunan walau
seneng juga karena akhirnya aku dapat masuk Lapas Wirogunan tapi berat rasanya
berpisah dengan Cher yang sudah mengisi hari-hariku selama aku ditahan di Rutan
hehehe... Aku pun langsung berkemas-kemas juga dibantu
teman-temanku lagi dan akupun mandinya cepat-cepat sampai gak sempat dandan.
Hawanya pokoknya horor seperti kena bencana alam jadi gak sempat dandan.
Setelah Rin pergi pamit kepada ibu petugas dan teman-teman sesama tahanan, akupun
juga pamit. Kisah perpisahan antar para tahanan yang diblayer ke Lapas dan yang belum diblayer menyisakan kisah haru juga karena kulihat ada yang menangis
berpelukan kayak film kartun poo aja hehehe....
Aku gak tahu kenapa
mereka menangis sedih..mungkin karena mereka sudah tidak akan bertemu lagi karena
beda lokasi penjaranya atau dasarnya memang pada cengeng orang-orangnya jadi gampang
nangisan hehehe...aku
membawa alas tidurku dan ditumpuk di depan kantor KPR dan barang bawaanku di
dalam tas yang sempat kubikin sendiri ketika aku ikut Binker menjahit dengan
hiasan tas inisial CF namaku dan Cher dibawakan oleh tamping blok wanita yaitu
bu Agne.
Di kantor KPR tahanan yang diblayer
ke Lapas dikumpulkan dengan disuruh duduk dilantai berjejer sambil membawa
barang bawaannya yang terlihat seperti orang pada ngungsi kebanjiran hehehe.., aku membawa bantal hasil karyaku dan tas hasil karyaku
menjahit sendiri ketika aku masih kerja di Binker jahit. Tasnya kupersiapkan untuk mempermudah aku membawa bajuku dan
barang-barangku ke Lapas. Ketika di KPR kami disuruh pergi melapor ke kantor
sebelah KPR
yang mengurus buku tabungan, untuk mengambil sisa uang
tabungan
selama dipenjara di Rutan. Uang yang tersisa
di buku tabungan juga di bawa ke Lapas dan proses pengambilannya ngantri di
depan kantor itu karena banyaknya tahanan yang diblayer hari ini. Aku berdiri antri bersama teman-teman tahanan yang
kebanyakan laki-laki semua karena pagi itu yang diblayer tahanan wanitanya
hanya 2 orang sedangkan tahanan lainnya adalah tahanan laki-laki semua. Di depan kantor itu
dengan iseng aku melihat Binker salon tempat Cher bekerja sebagai kapster salon.
Aku ingin berpamitan dengannya atau kalau bisa aku
ingin melihatnya 1 x saja untuk terakhir kalinya sebelum
aku dipindah ke Lapas. Aku memberi kode temannya yang berada di lantai atas di
depan kamar sel Bimanya dan menanyakan Cher berada di mana sekarang.
Teman Cher
memberi kode dengan tangan ke bawah dengan arti bahwa Cher berada di Binker
salon di bawah kamar sel Bima. Ketika aku sedang gelisah mencari sosok Cher,
tiba-tiba aku melihat Cher keluar dari blok tahanan laki-laki bersama Jarw kepala
tamping salon. Mereka berjalan ke arahku dan Cher langsung menghampiriku, tak
kusangka dia dengan pandangan sedih langsung mencium keningku, kedua pipiku dan
mengecup bibirku sekilas hahaha.....beraninya anak ini cium aku di depan kantor
Rutan, apa gak takut dihukum petugas. Beruntung tidak ada petugas yang
melihatnya, hanya ada teman-teman tahanan yang diblayer bersamaku yang melihat
dan menjadi saksi perpisahanku dan Cher di Rutan..rasanya waktu itu nyesek dadaku
gak karuan, rasanya gak mau di blayer hehehe..karena gak tahu kapan lagi aku
bisa bertemu Cher atau mungkin sama sekali tidak pernah bertemu lagi mengingat
kisah penjara endingnya pada gak bagus hehehe..hmm hanya Tuhan yang tahu.
Peristiwa
perpindahanku ke Lapas Wirogunan.
Ketika selesai prosedur blayeran
ke Lapas, aku dan rombongan tahanan kasus kriminal dikirim ke Lapas Wirogunan,
sedang tahanan kasus Narkoba dikirim ke Ghrasia. Aku bersama rombonganku
memakai mobil kecil milik kejaksaan menuju Lapas Wirogunan. Rombonganku yang tahanan cowok diborgol semua, sedang aku
tahanan cewek sendirian tidak diborgol padahal teman-temanku para tahanan
wanita ketika kami
pernah cerita-cerita tentang blayeran mereka ke Lapas juga
diborgol tahanan
wanitanya berarti aku puji Tuhan banget gak sempat diborgol ya selama dipenjara hehehe..
Setiba di Lapas kami semua para tahanan disuruh masuk melewati pintu portir
yang kecil banget bentuknya sampai harus menunduk kepalanya. Entah kenapa
dibikin gitu pintunya, beda banget dengan pintu portir
yang di Rutan karena pintu portir di Rutan gede banget dan masuknya gak perlu nunduk-nunduk. Lagi-lagi tahanan laki-laki disuruh jalan jongkok ketika masuk
Lapas Wirogunan, dari setelah pintu masuk sampai kantor Lapas sedang aku hanya disuruh jalan seperti biasa hehehe..puji
Tuhan lagi. Sesampai disana para tahanan disuruh masuk kantor Lapas
dan bertemu dengan yang mengurusi tahanan baru. Para tahanan baru yang masuk
Lapas ganti sebutan biasanya disebut tahanan karena tahanan kejaksaan sekarang
disebut WBP alias Warga Binaan Pemasyarakatan. Para WBP baru mengurus masuknya
ke Lapas dengan cap jari dan disuruh membaca tata tertib Lapas bersamaan dengan
suara yang
keras juga.
Setelah itu disuruh ke poliklinik untuk didata dan ditanyain pernah punya penyakit
apa saja
lalu ditimbang berat badannya dan tinggi badannya. Barang
bawaan semuanya dari baju, kaos, celana panjang, celana dalam, BH,
bantal, alat-alat mencuci dan peralatan mandi juga dihitung serta ditulis di
buku data. Ealah kosmetikku juga di data juga hehe.. dan akhirnya bantal yang kubuat sendiri di Rutan ditahan oleh pihak
Lapas dengan alasan dicurigai bisa untuk menyelipkan barang-barang yang
dilarang di Lapas hehe..padahal isinya hanya dacron saja
lho wong buatnya saja di Rutan dalam Binker wanita hehe... Yah
manut aja deh ketika bantalku akhirnya tetap ditahan gak boleh dibawa masuk ke
kamar penjaraku hehe... Namanya juga narapidana eh sudah ganti jadi WBP dink..yo
harus manut sama petugas yang memenjara aku..
Disana kami juga difoto lagi, WBP baru
difoto dari samping dan dari depan. Kalo di foto dari depan, disuruh memegang
papan yang ada tulisan namaku dan kasusku seperti film-film action di TV dan di
Bioskop ketika para jagoan dipenjara difoto-foto gitu juga hehehe..jadi ngalami
sendiri kayak yang di film-film luarnegri itu ya hihihi... Karena keseringan di
foto sama petugas, aku jadi ngerasa jadi bintang film tapi bintang film
kriminal yang sedang dipenjara hahaha...
Peristiwa masuk blok wanita.
Dari poliklinik,
aku yang masuk penjara wanita di Lapas Wirogunan sendirian, disuruh masuk kantor petugas wanita, dan aku disuruh duduk di lantai lalu disuruh membuka barang bawaanku lagi. Barang bawaanku
diperiksa lagi
oleh WBP wanita yang bertugas memeriksa di kantor dengan
diawasi oleh petugas wanita dari Lapas Wirogunan. Haddeh diperiksa lagiiii..hari ini sudah beberapa kali barang bawaanku dibongkar, diperiksa dan didata. Nasib orang
yang dipenjara bener-bener deh.. Pertama ketika
keluar Blok wanita diperiksa petugas wanita yang bertugas di Rutan, setelah itu
diperiksa lagi oleh petugas KPR, lalu diperiksa lagi di klinik Lapas sekarang diperiksa lagi ketika masuk penjara wanita di
Lapas. Ya gini ini resiko orang yang dipenjara hihihi...setelah pemeriksaan
selesai aku disuruh mencuci semua baju bawaanku termasuk celdam dan BH. Ini
tradisi Lapas Wirogunan
ketika ada WBP baru diwajibkan mencuci semua baju dan
perangkat dalamnya. Ketika kutanya alasannya kepada salah satu WBP wanita yang kuketahui belakangan bernama mak Wa, kenapa disuruh nyuci semua baju yang kubawa dan kenapa
harus mandi dan keramas juga ketika masuk pertama kali di blok wanita, jawabnya untuk menghilangkan hawa buruk yang dibawa aku dari luar
Lapas hehehe… ada-ada saja.
Beruntung ketika aku masuk Lapas aku tidak dihukum jalan jongkok seperti di
Rutan, puji Tuhan. Padahal teman-temanku WBP wanita yang menyusul aku di
kemudian hari masuk Lapas dihukum jalan
jongkok juga lho
tapi tidak sekejam hukuman welcome to penjara nya Rutan yang 25x jalan jongkok bolak-balik dan
merayap 25x bolak balik.
Masuk kamar tempat aku dipenjara pertama kali di Lapas kudapati bangunan tua bekas Kaman Belanda dengan jendela kamar yang besar seukuran pintu. Bentuknya
seperti rumah biasa bukan seperti kamar selku di Rutan yang bener-bener
berwujud penjara. Ruangan yang kuno berukuran besar terdapat dipan semen sama seperti
yang kupakai tidur di Polsek Kotagede. Hanya bedanya kalau yang di Lapas
terbuat dari semen semua dan tidak dilapisi papan seperti di Polsek Kotagede.
Ada kamar mandi di tengah-tengah ruangan paling pojok yang lagi-lagi tingginya
hanya sepuser orang dewasa. Wah buka-bukaan
lagi dong mandinya haddeh bener-bener harus gak tahu malu kalee mandinya ketika
dipenjara hehehe..
(bersambung ke bag.2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar